Sepenggal kisah
antara aku dan ayah..
Aku sendiri tak begitu mengingat kejadian waktu kecilku
bagaimana.Tapi setidaknya otakku bakal mengingat moment-moment yang paling
berharga walaupun itu adalah hal-hal yang kecil.Yah..aku ingat sekali ketika aku
diajak bermain dengan ayah.Sungguh perasaan yang senang bukan main.Dimanja
ayah,tertawa sama ayah,dan banyak hal lagi.
Banyak hal yang ayah selalu ajarkan kepadaku.Ya..suatu ketika
aku diajak jalan-jalan dan ketika itu dijalan ada seorang pengemis.Aku pun
langsung mengeluarkan uang dari saku rok ku.Tetapi aku pun memasukan lagi uang
tersebut kedalam saku rok ku karena setelah dilihat hanya ada 200 rupiah.Ayah
pun tiba-tiba tersenyum mungil kepadaku.”Cantik,kenapa kamu memasukan uang mu
lagi ke dalam sakumu?bukankah kamu tadi mau memberikan uang tersebut ke
pengemis itu?’’.Dengan polosnya aku pun menjawab.”Ayah,uang ku hanya 200
rupiah.Ayah,bolehkan aku meminta uang 800 rupiah untuk menambah uang yang tadi dan memeberikannya
kepada pengemis itu?”
“Sayang,kalau kamu mau memberi sesuatu kepada orang lain
jangan dilihat dari berapa banyak materi yang akan kamu beri,yang penting kita
ikhlas.” Kata ayah sambil mengelus-ngelus kepala ku.Dan ketika itu pula aku
memberikan uang yang ada di saku rok ku tadi kepada pengemis tadi.
***
Suatu ketika
aku pulang sekolah aku menangis tersedu-sedu.Lalu ayah pun bertanya “kamu
kenapa menangis?” tak sempat aku berfikir panjang aku langsung memeluk ayah
“Ayah,maafkan aku.Aku ga bisa jadi juara kelas seperti yang ayah mau.Apa aku
ini bodoh yah?Ayah jangan marah ya sama akuL
“Kenapa kamu bisa berbicara seperti itu nak,?Ayah ga marah
ko,meskipun kamu tak jadi juara kelas tetapi kamu selalu juara di hidup ayah,J jangan memaksakan diri kalo kamu tak bisa nak.
Tapi ayah yakin kalau kamu telah berusaha sebaik mungkin.”Sahut ayah sambil
mengusap air mataku.
Aku juga mengingat aku selalu menangis ketika ayah pergi
berangkat kerja.Maklum saja aku hanya bisa bertemu ayah hanya sebulan
sekali.Ayahku bekerja jauh diperantauan sana.Aku pikir ayah itu jahat.”Bu,kenapa
ayah pergi?Apa ayah jahat bu?Apa ayah tak sayang sama kita lagi sehingga dia
pergi bu?”
“Tidak nak,ayah tidak jahat nak.Justru dia pergi karena ayah
sayang sama kita.Ayah mencari uang untuk menghidupi kita,untuk masa depan kamu
juga.:)”
Ketika ayah sedang
berada di perantauan sana aku hanya bisa memandang poto ayah berukuran 3x4 yang
selalu aku selipkan di buku diary kecilku.Aku hanya berharap waktu berjalan
cepat agar aku cepat bisa bertemu dengan ayah.:)
Dear
diary…
Ayah…putri
kecilmu kini sudah menjadi anak remaja.
Ayah…
aku tau kini usiamu semakin menua.Kulit mu sudah tak seperti dulu,rambutmu
sudah mulai memutih dan mungkin tenaga mu sudah tak sekuat dulu (lagi) demi
memperjuangkan keluarga kecil ini.
Ayah…do’akan
aku agar aku menjadi anak yang berguna yang bisa membuat ayah bahagia seperti
apa yang ayah mau.Do’akan aku juga agar aku menjadi orang yang sukses agar ayah
tek perlu bekerja jauh di perantauan sana.Biar ayah bisa menikmati hari tua
bersama ibu.
Ayah..aku
bukanlah bidadari surga ,namun aku akan selalu menjadi bidadari ayah..
Terimakasih
ayah telah ajarkan aku menjadi yang terbaik .:)
*to be continue.....
created: tiara zeta


0 komentar:
Posting Komentar