Kamis, 03 April 2014

Media Pembelajaran matematika

Diposting oleh Unknown di 17.35

disusun oleh : Kelompok 11
dosen pengampu : Widodo Winarso,M.Pd.I
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Media sebaai alat bantu dalam proses belajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerklukan alat bantu, tetapi di pihak lain ada bahan pembelajaran yang sangat memerluan alat bantu berupa media pembelajaran. 
Teknologi merupakan  sarana penting untuk belajar dan mengajar matematika. Sebaliknya teknologi seharusnya menjadi  alat alternatif dari sekian banyak alat yang ada untuk membantu anak belajar matematika. Dilihat sebagai bagian utuh dari alat-alat pembelajaran Anda, teknologi dapat memperluas lingkup materi pelajaran yang dapat dipelajari siswa  dan dapat memperluas soal yang dapat dikerjakan oleh siswa (Ball & Stacey, 2005; NCTM Position Statement, 2003).
Penggunaan kalkulator dan  piranti lunak komputer (termasuk aplikasi berbasis Internet atau "applet") di tekankan pada buku ini, khususnya dapat ditemui pada kegiatan-kegiatan dan program-program tertentu dimana kedua macam teknologi ini cocok untuk digunakan.
B.                 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1.      Apa saja pembelajaran matematika itu ?
2.      Apa saja macam-macam alat peraga dalam Matematika ?
3.      Apa saja alat bantu belajar dalam pelajaran Matematika?
4.      Apa saja alat peraga dalam pelajaran Matematika ?





C.                Tujuan
    
     Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :

1.      Pembelajaran matematika
2.      Macam-macam alat peraga dalam Matematika
3.      Alat bantu belajar dalam pelajaran Matematika
4.      Alat peraga dalam pelajaran Matematika

























BAB II
PEMBAHASAN


A.   Media Pembelajaran Matematika

Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengannya, sebagai penyampaian pesan dari beberapa sumber saluran kepenerima pesan.
Media pembelajaran hanya meliputi media zang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana . Media pembelajaran tidak hanza meliputi media komunikasi elektronik  yang kmpeks, tetapi juga bentuk sederhana, yang diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
Ø  Bahan yang disajian menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa
Ø  Metode pembelajaran lebih bervariasi
Ø  Siswa menjadi lebih aktif
Ø  Belajar lebih menarik
Ø  Mengatasi keterbatasan ruang.
Media pembeajaran meliputi berbagai jenis, antara lain :
Ø Media grafis atau media dua dimensi
Ø Media solid atau media dimensi tiga
Ø Media proyeksi
Ø Media informasi
Ø Lingkungan
Keuntungan dari media pembelajaran antara lain :
Ø Gairah belajar meningkat
Ø Siswa berkembang
Ø Interaksi langsung dengan lingkungan
Ø Memberikan perangsang
Ø Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep
Media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju pencapaiannya tujuan pembelajaran yang akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media. Walaupun demikian, penggunaan media sebagai alat bantu tidak bias sembarang menurut kehendak hati guru. Tetapi harus memperhatikan  dengan mempertimbangkan tujuan.
B.   Alat Peraga dalam Pengajaran

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar-mengajar yang efekif. Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsure antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Dalam pencapaian.

C.    Alat Bantu Pembelajaraan

Ø  In-Focus



LCD Proyector dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan in-focus, yang sebenarnya istilah itu salah karena in-focus salah satu merek dagang dari produk LCD proyektor. Digunakan sebagai perangkat keras (Hardware) yang sama fungsinya dengan monitor, jadi termasuk perangkat keluaran (Input Device), memproyeksikan layar monitor ke dinding atau layar (screen) sehingga ukurannya lebih besar. Semakin jauh jarak layar dengan LCD proyektor akan semakin besar gambar yang dihasilkan. Sangat sesuai digunakan untuk presentasi, seminar, pembelajaran disekolah/kampus, bahkan bisa digunakan untuk nonton bareng dan sebagainya.
           
Bagaimana cara memproyeksikannya ?
Petunjuk proyeksi secara umum :
1.      Hubungkan proyektor dengan listrik mengunakan kabel power, apabila lampu indikator power menyala orange, berarti proyektor siap dipakai
2.      Buka tutup lensa
3.      Tekan tombol power sekitar 2 detik (di panel proyektor atau remote), tunggu sampai indikator berwarna hijau dan display tampil penuh selama 10 - 30 detik
4.      Nyalakan semua peralatan yang menjadi input (CPU, Notebook, video player dll)
5.      Tekan source (input) untuk memilih input yang akan didisplaykan atau automaticsource dalam kondisi "On", silahkan menunggu 5 - 10 detik untuk pencarian input terdekat.
Port LCD dihubungkan ke PC atau notebook melalui kabel USB , begitu juga kabel VGA dan kabel audio
LCD Proyektor dapat dihubungkan dengan monitor komputer melalui VGA kabel
Port Video dan audio dalam LCD dapat dihubungkan vga adapter kabel dan kabel audio ke computer.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoneksikan LCD ke komputer :
1.      Jangan membuka chasing proyektor, karena didalamnya ada komponen yang tidak boleh diservice selain service center resmi.
2.      Sebelum menggunakan proyektor sebaiknya membaca buku petunjuk penggunaan terlebih dahulu.
3.      Jangan melihat secara langsung lensa proyektor saat kondisi hidup, karena akan membahayakan bagi mata.
4.      Jangan menganalisis dan menyimpulkan serta melakukan perbaikan sendiri
5.      Selalu membuka penutup lensa saat proyektor dalam kondisi hidup
6.      Sebaiknya menggunakan stabilizer atau UPS untuk menghindari kerusakan
7.      Jangan menggunakan lampu yang sudah lewat umur pakainya, karena akan mengakibatkan ledakan dan kerusakan bagian lain.
8.      Jangan pernah melepas lampu dan semua komponen yang ada saat listrik masih terhubung dengan proyektor
9.      Jangan meletakkan proyektor di tempat yang tidak stabil, karena akan jatuh atau rusak
10.  Jangan menutup lubang ventilasi dengan peralatan yang akan menghalangi proses pendinginan
11.  Jangan menggunakan pengatur keystone bagian depan lebih dari 10 derajat dan bagian belakang lebih dari 15 derajat
12.  Jangan meletakkan proyektor dalam posisi vertikal (berdiri)
13.  Jangan meletakkan peralatan lain diatas proyektor
14.  Jangan menutup lensa dengan bahan yang mudah terbakar saat proyektor hidup
15.  Jangan meletakkan cairan didekat proyektor maupun listrik
16.  Gunakan celling mount/bracket untuk instalasi diatas plafon

Ø    Kalkulator

a)    Asal Usul Sejarah Kalkulator
Sejarah Kalkulator  1:

            Alat hitung tradisional dan kalkulator mekanikabacus, yang muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia kecil dan masih digunakan di beberapa tempat hingga saat ini dapat dianggap sebagai awal mula mesin komputasi.
Alat ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan perhitungan menggunakan biji-bijian geser yang diatur pada sebuah rak.
Para pedagang di masa itu menggunakan abacus untuk menghitung transaksi perdagangan.  Seiring dengan munculnya pensil dan kertas, terutama di Eropa, abacus kehilangan popularitasnya.

Sejarah Kalkulator  2 :


            Setelah hampir 12 abad, muncul penemuan lain dalam hal mesin komputasi. Pada tahun 1642, Blaise Pascal (1623-1662), yang pada waktu itu berumur 18 tahun, menemukan apa yang ia sebut sebagai kalkulator roda numeric (numerical wheel calculator) untuk membantu ayahnya melakukan perhitungan pajak Kotak persegi kuningan ini yang dinamakan Pascaline, menggunakan delapan roda putar bergerigi untuk menjumlahkan bilangan hingga delapan digit.
Alat ini merupakan alat penghitung bilangan berbasis sepuluh. Kelemahan alat ini adalah terbatas untuk melakukan penjumlahan.

Sejarah Kalkulator 3:


            Tahun 1694, seorang matematikawan dan filsuf Jerman, Gottfred Wilhem von Leibniz (1646-1716) memperbaiki Pascaline dengan membuat mesin yang dapat mengalikan,
 Sama seperti pendahulunya, alat mekanik ini bekerja dengan menggunakan roda-roda gerigi. Dengan mempelajari catatan dan gambar-gambar yang dibuat oleh Pascal, Leibniz dapat menyempurnakan alatnya.

Sejarah Kalkulator 4 :


            Pada masa berikutnya, beberapa insinyur membuat penemuan baru lainnya. Vannevar Bush (18901974) membuat sebuah kalkulator untuk menyelesaikan persamaan differensial di tahun 1931.
Mesin tersebut dapat menyelesaikan persamaan differensial kompleks yang selama ini dianggap rumit oleh kalangan akademis.
Mesin itu sangat besar dan kuat mesin tersebut sangat besar dan berat karena ratusan gerigi dan poros yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan.
            Pada tahun 1903, John V. Atanasoff dan Clifford Berry mencoba membuat computer elektrik yang merupakan aljabar Boolean pada sirkuit elektrik.
Pendekatan ini didasarkan pada hasil kerja George Boole (1815-1864) berupa sistem biner aljabar, yang menyatakan bahwa setiap persamaan matematik dapat dinyatakan sebagai benar atau salah. Dengan mengaplikasikan kondisi benar-salah ke dalam sirkuit listrik dalam bentuk terhubung-terputus, Atanasoff dan Berry membuat komputer elektrik pertama di tahun 1940.
Namun proyek mereka terhenti karena kehilangan sumber pendanaan.
b)     Kalkulator dalam Pelajaran Matematika
Pendidik  matematika telah lama memahami manfaat kalku lator dalam belajar matematika. Sejak 1976,  NCTM telah mempublikasikan bermacam-macam artikel, buku-buku. dan pernyataan posisi, semuanya menyarankan penggunaan kalkulator secara reguler dalam pengajaran matematika pada semua tingkatan. Pada pernyataan posisinya tahun 2005 tentang perhitungan dan kalkulator, NCTM  menjelaskan pan dangannya yang telah berlangsung lama bahwa ada tempat yang penting dalam kurikulum untuk pengunaan kalkulator dan pengembangan berbagai jenis keterampilan perhitungan.

Sayangnya penggunaan kalkulator setiap hari di masya rakat, dan juga dukungan profesional untuk  penggunaan  kalkulator di sekolah, kurang mendapat sambutan di ruang kelas matematika, terutama pada tingkat sekolah dasar. Hambatan penggunaan kalkulator telah  berkurang tapi tidak hilang. Suara miring dari mereka yang tidak setuju dengan gerakan perubahan dalam pengajaran  matematika sering memandang penggunaan kalkulator sebagai pembuat bodoh kurikulum. Pandangan mereka sering mempengaruhi orang tua yang menginginkan yang terbaik  bagi anak-anaknya. Orang tua harus lebih waspada pada kenyataan bahwa penggunaan kalkulator tidak akan menghalangi anak dalam mempelajari matematika. Selain itu, orang tua harus belajar bahwa pema kaian kalkulator dan komputer dibutuhkan oleh siswa dalam  memecahkan soal. Kalkulator selalu menghitung sesuai dengan input yang masuk. Kalkulator  tidak dapat mengganti pemahaman.
c)      Keuntungan Penggunaan Kalkulator
Daripada takut akan bahaya yang mungkin timbul dari penggunaan kalkulator, penting untuk dipahami bagaimana kalkulator berperan dalam mempelajari matematika. Dalam bagian ini difokuskan  pada kalkulator sederhana. Pembahasan tentang kalkulator untuk membuat grafik akan menyusul.
d)     Kalkulator Dapat Digunakan untuk Mengembangkan Konsep
Kalkulator bisa berarti lebih dari sekedar alat untuk menghitu ng. Kalkulator juga dapat digunakan secara efektif  untuk mengembangkan konsep. Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics (NRC, 2001) memuat beberapa penelitian jangka panjang yang telah menunjukkan bahwa siswa kelas 4-6 yang menggunakan kalkulator meningkat pemahaman konsepnya.
e)      Kalkulator dapat digunakan untuk Drill
Kalkulator adalah alat yang sangat baik untuk drill yang tidak merlukan komputer atau piranti lunak. Kalkulator TI-10 dan TI-15 sekarang mempunyai penyelesaian soal yang sudah terprogram yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar fakta-fakta perhitungan, mengembangkan daftar fakta yang terkait, dan menguji kesamaan atau ketidaksamaan ekspresi aritmetika pada kedua sisi dari simbol hubungannya.
Sebuah kelas dapat dibagi dengan satu bagian meng nakan kalkulator dan bagian lainnya menggunakan  penghitungan langsung. Untuk 3000 + 1765, kelompok yang menghitung  langsung selalu menang. Kelompok tersebut juga memenangkan perhitungan fakta-fakta sederhana dan berbagai  macam soal yang dapat dihitung secara mental oleh siswa. Tentu saja, banyak sekali perhitungan, seperti 537 x 32, dimana mereka yang menggunakan kalkulator akan menang. Contoh sederhana ini tidak hanya menunjukkan latihan perhitungan mental, tetapi juga menunjukkan kepada  siswa bahwa kalkulator tidak selalu tepat untuk digunakan. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa untuk pelajar dengan kemampuan  rata-rata, penggunaan kalkulator meningkatkan penguasaan keterampilan-keterampilan dasar (NRC, 2001).
f)       Kalkulator Meningkatkan Pemecahan Soal
Beberapa penelitian telah  menunjukkan bahwa penggunaan kalkulator memperbaiki kemampuan pemecahan soal dari pelajar pada segala tingkatan untuk semua kelas (NRC, 2001). Mekanisme perhitungan  kadang dapat memecah perhatian siswa dari problem yang mereka kerjakan. SambiI memahami art  dari operasi, siswa harus diperkenalkan dengan soal nyata dengan bilangan-bilangan   yang realistis. Bilangannya mungkin di atas kemampuan mereka  untuk menghitung, tetapi kalku lator membuat soal nyata ini dapat diselesaikan.
g)      Kalkulator Menghemat Waktu
Perhitungan dengan tangan akan memakan waktu, terutama untuk siswa usia dini yang belum mengembangkan pengua saan teknik-teknik perhitungan. Mengapa waktu harus dihabiskan oleh  siswa untuk menjumlahkan bilangan-bilan gan untuk mencari keIiling dari sebuah poIigon? Mengapa menghitung  rata-rata, mencari persentase, mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal, atau memecahkan beberapa soal dengan metode pensil dan kertas ketika kemampuan berhitung bukan merupakan tujuan dari pelajaran?
h)     Kalkulator Banyak Digunakan di Kehidupan Sehari-hari
Sekarang ini, hamper  setiap orang menggunakan kalkulator dalam kehidupannya untuk melakukan perhitungan kecuali anak-anak sekolah. Siswa harus diajarkan bagaimana untuk menggunakan kalkulator,  sebagai alat yang efektif yang mudah ditemukan, dan juga belajar untuk menguji kebenaran dengan kalkulator apabila diperIukan.
i)        Mitos dan Kekhawatiran tentang Penggunaan Kalkulator
Pendapat yang berbeda untuk penggunaan kalkukator se bagian besar adalah karena salah pengertian. Mitos dan ketakutan tentang siswa yang tidak belajar karena meng gunakan kalkulator masih ada, walaupun sudah diketahui bahwa buktinya berkebalikan.
v  Jika Anak Menggunakan Kalkukator, Mereka Tidak Akan Belajar "Dasar"
v   Siswa Harus Belajar "Cara yang Nyata" sebelum Menggunakan Kalkulator
v  Siswa Akan Sangat Tergantung pada Kalkulator

j)       Kalkulator Grafik
Kalkulator grafik, yang dipandang berguna hanya pada sekolah menengah atas, juga sangat penting untuk matematika sekolah menengah dan pantas untuk mendapatkan perhatian khusus. Saat ini kalkulator grafik dapat digunakan untuk semua siswa sekolah menengah. Sebuah kalkulator untuk siswa kelas enam dapat digunakan sampai sekolah menengah atas. Sekolah dapat menyediakan kalkulator un tuk siswa satu kelas yang harganya lebih murah dari sebuah komputer.
k)     Hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan kalkulator dalam pembelajaran matematika
Ketika kalkulator bebas digunakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
v  Kalkulator adalah alat untuk melakukan perhitungan. Begitu pula pikiran kita dengan pensil-kertas. Peserta didik harus diajarkan kapan saatnya menggunakan kalkulator, dan kapan saatnya melakukan “mental calculations” atau perhitungan dengan pensil-kertas dan mana yang lebih efektif serta sesuai dengan permasalahan.
v  Sangat penting bagi peserta didik untuk belajar memperkirakan hasil sebelum melakukan perhitungan, karena sangat mudah melakukan kesalahan ketika menekan tombol angka-angka. Dan peserta didik harus belajar untuk tidak ‘mengandalkan’ hasil pada kalkulator tanpa memeriksa kewajaran dari jawaban.
v  Kalkulator tidak digunakan untuk mencoba secara acak semua kemungkinan operasi dan melihat mana yang menghasilkan jawaban yang benar. Sangat penting bagi peserta didik untuk memahami perbedaan dari setiap operasi matematika sehingga mereka tahu kapan menggunakan salah satunya ketika melakukan “mental calculations”, perhitungan dengan pensil-kertas atau perhitungan menggunakan kalkulator.

Ø  Metode Jarimatika sebagai Alat Bantu Hitung Cepat & Praktis
Metode yang saat ini digemari yaitu metode jarimatika. Metode jarimatika merupakan pengembangan dari metode sempoa. Jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan.
Meski hanya menggunakan jari tangan, tapi dengan metode jarimatika kita mampu melakukan operasi bilangan KABATAKU (Kali Bagi Tambah Kurang) sampai dengan ribuan metode ini sangat mudah diterima anak. Mempelajarinya pun sangat mengasyikan, karena jarimatika tidak membebani memori otak dan “alat”nya selalu tersedia. Bahkan saat ujian kita tidak perlu khawatir “alat”nya akan disita atau ketinggalan karena alatnya adalah jari tangan kita sendiri.
Sebagai gambaran: dalam Jarimatika tangan kanan digunakan untuk satuan
dan tangan kiri digunakan puluhan dan ratusan. Angka 1 diwakili oleh jari
telunjuk, 2 diwakili jari telunjuk dan jari tengah demikian seterusnya sampai 4
ditunjukkan ketika jari telunjuk sampai kelingking terbuka. Angka 5 diwakili oleh
jempol  saja. Lalu 6 ditunjukkan dengan jempol dan telunjuk, demikian seterusnya
hingga angka 9 ditunjukkan jika semua  jari tangan kanan terbuka.

Tangan Kanan:
§  Telunjuk dibuka = 1
§  (Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 2
§   (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis) dibuka = 3
§   (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) dibuka = 4
§   (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) ditutup + Jempol dibuka = 5
§  (Jempol + Telunjuk) dibuka = 6
§  (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 7
§  (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis) dibuka = 8
§  (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis + Kelingking) dibuka = 9

Tangan Kiri:
§  Telunjuk dibuka = 10
§  (Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 20
§  (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis) dibuka = 30
§  (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) dibuka = 40
§  (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) ditutup + Jempol dibuka =50
§  (Jempol + Telunjuk) dibuka = 60
§  (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 70
§  (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis) dibuka = 80
§  (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis + Kelingking) dibuka = 90

Berikut contoh aplikasi metode jari matika dalam penjumlahan dan  pengurangan :
1 + 5 + 3 – 2 = 7
1 (buka jari telunjuk)
+5 (buka jempol)
+3 (buka jari tengah, jari manis, kelingking)
-2 (tutup jari kelingking dan jari manis)
sampai disini kita akan mendapati jempol, jari telunjuk dan jari t engah terbuka
dan ini menunjukkan angka 7.
Metode  Jarimatika ini bisa digunakan untuk operasi penjumlahan dan
pengurangan sampai dengan9 9 9 9 dan untuk operasi perkalian/pembagian 2 -3
digit. Jika sudah terbiasa, maka dengan sendirinya jari -jari akan bergerak dengan lincah.
Berdasakan  uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasanya metode jarimatika
dapat dijadikan alternatif metode pengajaran matematika di sekolah dasar guna
meningkatkan kemampuan kognitif serta meningkatkan kreativitas siswa sekolah
dasar.
Ø  Penggunaan Lidi

Lidi merupakan media pembelajaran matematika yang dapat kita peroleh dari lingkungan sekitar. Lidi dapat kita gunakan sebagai alat bantu hitung pada anak kelas satu dan dua sekolah dasar. Pemanfaatan lidi dapat diterapkan dalam pembelajaran aritmatika yaitu penjumlahan dan pengurangan. Penjumlahan merupakan proses menemukan jumlah dua bilangan atau lebih tanpa membilang. Hal ini dimaksudkan untuk menekankan pendapat bahwa barangkali anak itu menghafal fakta-fakta penjumlahan primer itu dan dapat memberikan hasil-hasilnya serta dapat menerapkannya dalam soal-soal penjumlahan yang lebih sukar tanpa menggunakan lagi pembilang. Pengurangan adalah proses menemukan salah satu dari dua buah bilangan jika jumlahnya dan bilangan yang lain ditentukan (Ardhana: 1977).
Cara Pembuatan alat bantu hitung dengan bahan dasar lidi ;
1.      pilih batang lidi yang besar dan kuat;
2.      bersihkan lidi yang telah kita pilih;
3.      celupkan lidi pada cat dengan warna yang kita inginkan agar menarik;
4.      keringkan cat pada lidi sampai kering;
5.      potong batang lidi dengan panjang lidi 10 cm sebanyak 100 batang atau sesuai kebutuhan.
Media atau alat bantu sebagai komponen yang berasal dari lingkungan sekitar siswa, yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dan sebagai alat yang digunakan untuk memberikan rangsangan bagi siswa agar terjadi proses belajar. Manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa. Sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien (Rahadi: 2004). Siswa yang memiliki pengalaman belajar mempunyai kemampuan untuk berkembang. Dengan demikian, pembelajaran di sekolah akan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa (Sumiyati, 2008: 2).
Siswa mudah memahami materi yang dipelajari sebab dia memiliki gambaran tentang apa yang akan dipelajarinya karena siswa pernah melihat, mengamati bahkan menerapkan atau mengunakan alat bantu yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang berasal dari lingkungan sekitar siswa.

Manfaat Lidi sebagai Alat Bantu Hitung
Hal penting dalam proses belajar mengajar yaitu memotivasi siswa. Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar adalah dengan menggunakan alat peraga sehingga, diharapkan konsep abstrak yang baru di fahami siswa akan mengendap, melekat dan tahan lama, tidak hanya sekedar lewat begitu saja (Amin: 2010).. Dengan memanfaatkan lidi siswa akan terbantu dalam memahami penjumlahan dan pengurangan dalam matematika. Pemanfaatan lidi sebagai alat bantu hitung dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah praktis, mudah diaplikasikan, mudah didapat dan lebih terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat. Dalam pengunaanya sebagai alat bantu hitung lidi praktis karena mudah di bawa dan mudah di buat. Lidi mudah diaplikasikan karena mudah diterapkan bagi siswa dalam pembelajaran matematika di dalam kelas. Bahan dasar pembuatan alat bantu hitung yang terbuat dari lidi mudah didapat sebab bahan tersebut mudah dijumpai disekitar lingkungan kita dan untuk mendapatkannya tidak memerlukan biaya. Selain itu, dengan menggunakan lidi siswa kelas satu dan dua SD akan lebih mengenal dan memanfaatkan lingkungan dengan semaksimal mungkin.
Cara penggunaan lidi dalam kegiatan belajar mengajar cukup mudah karena mudah diterapkan dan di aplikasikan  dalam pembelajaran matematika khususnya dalam hal penjumlahan dan pengurangan. Cara penggunaan  lidi dalam proses belajar mengajar khususnya penjumlahan dan pengurangan yaitu.

1.      Penjumlahan
7 + 9 = 16
a.       Ambil 7 batang lidi.
b.      Ambil 9 batang lidi lagi.
c.       Gabungkan lidi-lidi yang diambil tadi.
d.      Hitung Jumlah lidi seluruhnya.
e.        
2.      Pengurangan
20- 6 = 14
a.       Ambil 20 batang lidi.
b.      Karena kurang, maka ambil 6 lidi dari 20 lidi tadi.
c.       Hitung lidi yang tesisa setelah pengambilan 6  tadi.

Alat Hitung Tradisional dan Kalkulator Mekanik Abacus, yang muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia kecil dan masih digunakan di beberapa tempat hingga saat ini dapat dianggap sebagai awal mula mesin komputasi.Alat ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan perhitungan menggunakan biji-bijian geser yang diatur pada sebuah rak.Para pedagang di masa itu menggunakan abacus untuk menghitung transaksi perdagangan.Seiring dengan munculnya pensil dan kertas, terutama di Eropa,abacus kehilangan popularitasnya
Setelah hamper 12 abad, muncul penemuan lain dalam hal mesin komputasi. Pada tahun 1642, Blaise Pascal (1623-1662), yang pada waktu itu berunur 18 tahun, menemukan apa yang dia sebut sebagai kalkulator roda numeric (numerical wheel calculator) untuk membantu ayahnya melakukan perhitungan pajak.
Kotak persegi kuningan ini yang dinamakan Pascaline, menggunakan delapan roda putar bergerigi untuk menjumlahkan bilangan hingga delapan digit. Alat ini merupakan alat penghitung bilangan berbasis sepuluh.Kelemahan alat ini adalah hanya terbatas untuk melakukan penjumlahan.
            Pada Tahun 1694,seorang matematikawan dan filsuf Jerman,Gottfred Wilhem von Leibniz (1646-1716) memperbaiki Pascaline dengan membuat mesin yang dapat mengalikan.Sama seperti pendahulunya,alat mekanik ini bekerja dengan menggunakan roda-roda gerigi.Dengan mempelajari catatan dan gambar-gambar yang dibuat oleh Pascal,Leibniz dapat menyempurnakan alatnya.Masih banyak masyarakat kita yang belum menyadari akan manfaat berhitung menggukan sempoa. Padahal berhitung adalah sesuatu hal yang sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Contoh ketika kita membeli suatu barang, mengukur waktu kita dalam beraktifitas, dan lain lain, tanpa kita sadari, kita waktu itu sedang berhitung, menghitung uang, menghitung waktu, dan lain lain.
Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dengan kita berhitung menggunakan sempoa adalah:
v  Mengoptimalkan fungsi otak kanan dan kiri.
v  Melatih daya imajinasi dan kreativitas.
v  Respon daya ingat lebih kuat.
v  Memupuk rasa percaya diri dan sikap mental yang positif.
v  Mahir menghitung diluar kepala.
v  Menyenangi pelajaran Matematika.
v  Kordinasi antara tangan dan otak lebih baik.
v  Meningkatkan konsentrasi belajar
v  Menimbuhkan rasa senang, puas, dan bangga.
            Ketika kita menemukan hasil atau jawaban sebuah permasalahan, lewat usaha atau jerih payah kita sendiri, tentunya kita akan merasa senang , puas, dan bangga pada diri kita sendiri, apalagi hasilnya benar atau memuaskan, waah pastinya kita bahagia sekali.
            Dari uraian manfaat-manfaat diatas baik disadari atau tidak, berhitung menggunakan sempoa itu mempunyai dampak yang sangat positif.
Ø  Sekilas mengenai Sempoa
            Sempoa adalah alat hitung tradisional dari Jepang atau Cina, bentuknya berupa kotak segi empat berisi manik-manik dalam jumlah tertentu. Di Cina, sempoa dikenal dengan istilah sim suan. Bentuk dari sim suan adalah pada tiang vertikal memiliki dua biji yang bernilai lima di atas garis pemisah dan lima biji bernilai satuan berada di bawah garis pemisah.
Pada Abad ke 20, di Jepang ditemukan sempoa  yang  lebih sedikit bijinya, karena pada tiang vertical hanya ada satu biji yang bernilai lima di atas garis pemisahnya dan ada lima biji bernilai satuan berada di bawah garis pemisah. Orang  Jepang menamai sempoa ini dengan istilah soroban. Pada perkembangannya,  soroban mengalami perubahan yaitu jumlah biji yang berada di bawah garis pemisah berjumlah empat biji.
Sempoa menjadi Mental Aritmatika Awal dari operasi perhitungan aritmatika menggunakan sempoa adalah  dengan cara menaikturunkan biji sempoa dengan tangan  secara
nyata. Kemudian proses perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cara membayangkan saja, yaitu menaikturunkan biji sempoa di dalam imajinasi. Proses perhitungan seperti ini menjadi metode yang dikenal dengan Mental Aritmatika.
Pada metode ini, sempoa hanya digunakan sebagai alat bantu awal dan selanjutnya dapat melakukan perhitung di luar kepala. Di dalam Mental Aritmatika, sempoa yang digunakan adalah sempoa yang berpola 1-4. Sempoa jenis ini ditemukan sebagai alat yang sedikit kendalanya untuk dibayangkan dalam memori otak manusia dibandingkan sempoa berpola 2-5. Jika menggunakan sempoa berpola 2-5 akan sulit membayangkan angka tertentu, misalnya sepuluh (10).  Angka tersebut dalam sempoa berpola 2-5 dapat digambarkan dengan tiga alternatif; dengan dua biji di atas yang bernilai lima, atau satu di atas (bernilai lima) dan lima biji di bawah, atau dengan satu biji di tiang berikutnya yang mewakili puluhan. Sedangkan sempoa berpola 1-4 mempunyai alternatif angka yang hanya satu saja. Dengan demikian sempoa berpola 2-5 tidak  dapat dibayangkan dengan mudah, karena alternatifalternatif  tersebut menyulitkan memori anak. Karena alasan tersebut, dalam Tugas Akhir ini digunakan
sempoa berpola 1-4. (9)

D.   Alat Peraga Dalam Pengajaran

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif. Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi.
1.      Fungsi dan nilai alat peraga
Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar-mengajar. Keenam fungsi tersebut adalah :
a.       Penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif.
b.      Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
c.       Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan misi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
d.      Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
e.       Penggunaan alat peraga dalam pengajaran leih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
f.       Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar-mengajar. Dengan perkataan lain menggunakan alat peraga, hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

2.      Jenis alat peraga

Alat peraga dalam proses belajar-mengajar kita bedakan menjadi alat peraga dua dan tiga dimensi dan alat peraga yang diproyeksi.
a.       Alat peraga dua dan tiga dimensi
Alat peraga dua dimensi artinya alat yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi disamping mempunyai ukuran panjang dan lebar juga mempunyai ukuran tinggi.
Alat peraga dua dan tiga dimensi ini antara lain ialah :
Bagan, Grafik, Poster, Gambar mati, Peta datar, Peta timbul, Globe, dan Papan Tulis.





BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
1.      Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengannya, sebagai penyampaian pesan dari beberapa sumber saluran kepenerima pesan.
2.      Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar-mengajar yang efekif.
3.      Alat peraga dalam pembelajaran Matematika itu sangat lah penting agar saat proses pembelajaraan siswa/mahasiswa tidak jenuh dan agar bisa lebih menarik perhatian.

2.     Saran
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini.












DAFTAR PUSTAKA

Amin. 2010. “Masih Perlukah Alat Peraga Bandung : Tarsito
Fitri, Sinta. 2010. “Pemanfaatan Lingkungan SekitarJakarta : Bumi Askara
Trianto, 2009. ‘Model pembelajaran Terpadu’. Jakarta : Bumi Aksara
Amri, Sofan.2008. ‘Pembelajaran Akselerasi’.Jakarta : Prestasi Pustaka Publishr
Hamalik, Oemar. 1989. ‘ Komputerisasi Pendidikan Nasional’. Bandung :
Mandar Maju
Sudjana, Nana. 1987.’Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar’.Bandung :
Sinar Baru Agensindo
Mariyana, Rita. 2011 ‘Pengelolahan Lingkungan belajar ‘. Bandung : Kencana


0 komentar:

Posting Komentar

 

shandy tiara Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review