disusun oleh : Kelompok 11
dosen pengampu : Widodo Winarso,M.Pd.I
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Media
sebaai alat bantu dalam proses belajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerklukan alat
bantu, tetapi di pihak lain ada bahan pembelajaran yang sangat memerluan alat
bantu berupa media pembelajaran.
Teknologi
merupakan sarana penting untuk belajar dan mengajar matematika. Sebaliknya
teknologi seharusnya menjadi alat
alternatif dari sekian banyak alat yang ada untuk membantu anak belajar
matematika. Dilihat sebagai bagian utuh dari alat-alat pembelajaran Anda,
teknologi dapat memperluas lingkup materi pelajaran yang dapat dipelajari siswa
dan dapat memperluas soal yang dapat
dikerjakan oleh siswa (Ball & Stacey, 2005; NCTM Position Statement, 2003).
Penggunaan
kalkulator dan piranti lunak komputer
(termasuk aplikasi berbasis Internet atau "applet") di tekankan pada
buku ini, khususnya dapat ditemui pada kegiatan-kegiatan dan program-program
tertentu dimana kedua macam teknologi ini cocok untuk digunakan.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.
Apa saja
pembelajaran matematika itu ?
2.
Apa saja
macam-macam alat peraga dalam Matematika ?
3.
Apa saja alat
bantu belajar dalam pelajaran Matematika?
4.
Apa saja alat
peraga dalam pelajaran Matematika ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui :
1.
Pembelajaran
matematika
2.
Macam-macam
alat peraga dalam Matematika
3.
Alat bantu
belajar dalam pelajaran Matematika
4.
Alat peraga
dalam pelajaran Matematika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Media Pembelajaran Matematika
Media adalah suatu ekstensi manusia yang
memungkinkannya memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung
dengannya, sebagai penyampaian pesan dari beberapa sumber saluran kepenerima
pesan.
Media pembelajaran hanya meliputi media zang dapat
digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana . Media
pembelajaran tidak hanza meliputi media komunikasi elektronik yang kmpeks, tetapi juga bentuk sederhana,
yang diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
Ø Bahan yang disajian menjadi lebih jelas maknanya
bagi siswa
Ø Metode pembelajaran lebih bervariasi
Ø Siswa menjadi lebih aktif
Ø Belajar lebih menarik
Ø Mengatasi keterbatasan ruang.
Media
pembeajaran meliputi berbagai jenis, antara lain :
Ø Media grafis atau media dua dimensi
Ø Media solid atau media dimensi tiga
Ø Media proyeksi
Ø Media informasi
Ø Lingkungan
Keuntungan
dari media pembelajaran antara lain :
Ø Gairah belajar meningkat
Ø Siswa berkembang
Ø Interaksi langsung dengan lingkungan
Ø Memberikan perangsang
Ø Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep
Media mempunyai fungsi melicinkan jalan
menuju pencapaiannya tujuan pembelajaran yang akan menghasilkan proses dan
hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media. Walaupun demikian,
penggunaan media sebagai alat bantu tidak bias sembarang menurut kehendak hati
guru. Tetapi harus memperhatikan dengan
mempertimbangkan tujuan.
B.
Alat
Peraga dalam Pengajaran
Alat
peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan
proses belajar-mengajar yang efekif. Setiap proses belajar dan mengajar
ditandai dengan adanya beberapa unsure antara lain tujuan, bahan, metode dan
alat, serta evaluasi. Dalam pencapaian.
C.
Alat
Bantu Pembelajaraan
Ø In-Focus
LCD
Proyector dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan in-focus, yang
sebenarnya istilah itu salah karena in-focus salah satu merek dagang dari
produk LCD proyektor. Digunakan sebagai perangkat keras (Hardware) yang sama
fungsinya dengan monitor, jadi termasuk perangkat keluaran (Input Device),
memproyeksikan layar monitor ke dinding atau layar (screen) sehingga ukurannya
lebih besar. Semakin jauh jarak layar dengan LCD proyektor akan semakin besar
gambar yang dihasilkan. Sangat sesuai digunakan untuk presentasi, seminar,
pembelajaran disekolah/kampus, bahkan bisa digunakan untuk nonton bareng dan
sebagainya.
Bagaimana cara
memproyeksikannya ?
Petunjuk
proyeksi secara umum :
1.
Hubungkan
proyektor dengan listrik mengunakan kabel power, apabila lampu indikator
power menyala orange, berarti proyektor siap dipakai
2.
Buka
tutup lensa
3.
Tekan
tombol power sekitar 2 detik (di panel proyektor atau remote), tunggu sampai
indikator berwarna hijau dan display tampil penuh selama 10 - 30 detik
4.
Nyalakan
semua peralatan yang menjadi input (CPU, Notebook, video player dll)
5.
Tekan
source (input) untuk memilih input yang akan didisplaykan atau automaticsource
dalam kondisi "On", silahkan menunggu 5 - 10 detik untuk pencarian
input terdekat.
Port LCD dihubungkan ke PC atau notebook
melalui kabel USB , begitu juga kabel VGA dan kabel audio
LCD
Proyektor dapat dihubungkan dengan monitor komputer melalui VGA kabel
Port
Video dan audio
dalam LCD dapat dihubungkan vga adapter kabel dan kabel audio ke computer.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoneksikan LCD ke komputer :
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoneksikan LCD ke komputer :
1.
Jangan
membuka chasing proyektor, karena didalamnya ada komponen yang tidak
boleh diservice selain service center resmi.
2.
Sebelum
menggunakan proyektor sebaiknya membaca buku petunjuk penggunaan terlebih
dahulu.
3.
Jangan
melihat secara langsung lensa proyektor saat kondisi hidup, karena akan
membahayakan bagi mata.
4.
Jangan
menganalisis dan menyimpulkan serta melakukan perbaikan sendiri
5.
Selalu
membuka penutup lensa saat proyektor dalam kondisi hidup
6.
Sebaiknya
menggunakan stabilizer atau UPS untuk menghindari kerusakan
7.
Jangan
menggunakan lampu yang sudah lewat umur pakainya, karena akan mengakibatkan
ledakan dan kerusakan bagian lain.
8.
Jangan
pernah melepas lampu dan semua komponen yang ada saat listrik masih terhubung
dengan proyektor
9.
Jangan
meletakkan proyektor di tempat yang tidak stabil, karena akan jatuh atau rusak
10.
Jangan
menutup lubang ventilasi dengan peralatan yang akan menghalangi proses
pendinginan
11.
Jangan
menggunakan pengatur keystone bagian depan lebih dari 10 derajat dan bagian
belakang lebih dari 15 derajat
12.
Jangan
meletakkan proyektor dalam posisi vertikal (berdiri)
13.
Jangan
meletakkan peralatan lain diatas proyektor
14.
Jangan
menutup lensa dengan bahan yang mudah terbakar saat proyektor hidup
15.
Jangan
meletakkan cairan didekat proyektor maupun listrik
16.
Gunakan
celling mount/bracket untuk instalasi diatas plafon
Ø Kalkulator
a) Asal
Usul Sejarah Kalkulator
Sejarah Kalkulator 1:
Sejarah Kalkulator 1:
|
|
Alat hitung tradisional dan kalkulator mekanikabacus, yang muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia kecil dan masih digunakan di beberapa tempat hingga saat ini dapat dianggap sebagai awal mula mesin komputasi.
Alat ini memungkinkan
penggunanya untuk melakukan perhitungan menggunakan biji-bijian geser yang
diatur pada sebuah rak.
Para pedagang di masa
itu menggunakan abacus untuk menghitung transaksi perdagangan. Seiring dengan munculnya pensil dan kertas,
terutama di Eropa, abacus kehilangan popularitasnya.
Sejarah Kalkulator 2 :
|
|
Setelah hampir 12 abad, muncul penemuan lain dalam hal mesin komputasi. Pada tahun 1642, Blaise Pascal (1623-1662), yang pada waktu itu berumur 18 tahun, menemukan apa yang ia sebut sebagai kalkulator roda numeric (numerical wheel calculator) untuk membantu ayahnya melakukan perhitungan pajak Kotak persegi kuningan ini yang dinamakan Pascaline, menggunakan delapan roda putar bergerigi untuk menjumlahkan bilangan hingga delapan digit.
Alat ini merupakan alat
penghitung bilangan berbasis sepuluh. Kelemahan alat ini adalah terbatas untuk
melakukan penjumlahan.
Sejarah Kalkulator 3:
|
|
Tahun 1694, seorang matematikawan dan filsuf Jerman, Gottfred Wilhem von Leibniz (1646-1716) memperbaiki Pascaline dengan membuat mesin yang dapat mengalikan,
Sama seperti pendahulunya, alat mekanik ini bekerja dengan menggunakan roda-roda gerigi. Dengan mempelajari catatan dan gambar-gambar yang dibuat oleh Pascal, Leibniz dapat menyempurnakan alatnya.
Sejarah Kalkulator 4 :
|
|
Pada masa berikutnya, beberapa insinyur membuat penemuan baru lainnya. Vannevar Bush (18901974) membuat sebuah kalkulator untuk menyelesaikan persamaan differensial di tahun 1931.
Mesin tersebut dapat
menyelesaikan persamaan differensial kompleks yang selama ini dianggap rumit
oleh kalangan akademis.
Mesin itu sangat besar
dan kuat mesin tersebut sangat besar dan berat karena ratusan gerigi dan poros
yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan.
Pada
tahun 1903, John V. Atanasoff dan Clifford Berry mencoba membuat computer
elektrik yang merupakan aljabar Boolean pada sirkuit elektrik.
Pendekatan ini
didasarkan pada hasil kerja George Boole (1815-1864) berupa sistem biner
aljabar, yang menyatakan bahwa setiap persamaan matematik dapat dinyatakan
sebagai benar atau salah. Dengan mengaplikasikan kondisi benar-salah ke dalam
sirkuit listrik dalam bentuk terhubung-terputus, Atanasoff dan Berry membuat
komputer elektrik pertama di tahun 1940.
Namun proyek mereka terhenti karena kehilangan sumber pendanaan.
Namun proyek mereka terhenti karena kehilangan sumber pendanaan.
b) Kalkulator dalam Pelajaran Matematika
Pendidik matematika telah lama memahami manfaat kalku
lator dalam belajar matematika. Sejak 1976, NCTM telah mempublikasikan bermacam-macam
artikel, buku-buku. dan pernyataan posisi, semuanya menyarankan penggunaan
kalkulator secara reguler dalam pengajaran matematika pada semua tingkatan.
Pada pernyataan posisinya tahun 2005 tentang perhitungan dan kalkulator, NCTM menjelaskan pan dangannya yang telah
berlangsung lama bahwa ada tempat yang penting dalam kurikulum untuk pengunaan
kalkulator dan pengembangan berbagai jenis keterampilan perhitungan.
Sayangnya
penggunaan kalkulator setiap hari di masya rakat, dan juga dukungan profesional
untuk penggunaan kalkulator di sekolah, kurang mendapat
sambutan di ruang kelas matematika, terutama pada tingkat sekolah dasar.
Hambatan penggunaan kalkulator telah berkurang
tapi tidak hilang. Suara miring dari mereka yang tidak setuju dengan gerakan
perubahan dalam pengajaran matematika
sering memandang penggunaan kalkulator sebagai pembuat bodoh kurikulum.
Pandangan mereka sering mempengaruhi orang tua yang menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua harus lebih
waspada pada kenyataan bahwa penggunaan kalkulator tidak akan menghalangi anak
dalam mempelajari matematika. Selain itu, orang tua harus belajar bahwa pema
kaian kalkulator dan komputer dibutuhkan oleh siswa dalam memecahkan soal. Kalkulator selalu menghitung
sesuai dengan input yang masuk. Kalkulator tidak dapat mengganti pemahaman.
c) Keuntungan Penggunaan Kalkulator
Daripada takut
akan bahaya yang mungkin timbul dari penggunaan kalkulator, penting untuk
dipahami bagaimana kalkulator berperan dalam mempelajari matematika. Dalam
bagian ini difokuskan pada kalkulator
sederhana. Pembahasan tentang kalkulator untuk membuat grafik akan menyusul.
d) Kalkulator Dapat Digunakan untuk
Mengembangkan Konsep
Kalkulator bisa
berarti lebih dari sekedar alat untuk menghitu ng. Kalkulator juga dapat
digunakan secara efektif untuk
mengembangkan konsep. Adding It Up:
Helping Children Learn Mathematics (NRC, 2001) memuat beberapa penelitian
jangka panjang yang telah menunjukkan bahwa siswa kelas 4-6 yang menggunakan
kalkulator meningkat pemahaman konsepnya.
e) Kalkulator dapat digunakan untuk Drill
Kalkulator
adalah alat yang sangat baik untuk drill yang tidak merlukan komputer atau
piranti lunak. Kalkulator TI-10 dan TI-15 sekarang mempunyai penyelesaian soal
yang sudah terprogram yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar fakta-fakta
perhitungan, mengembangkan daftar fakta yang terkait, dan menguji kesamaan atau
ketidaksamaan ekspresi aritmetika pada kedua sisi dari simbol hubungannya.
Sebuah kelas
dapat dibagi dengan satu bagian meng nakan kalkulator dan bagian lainnya
menggunakan penghitungan langsung. Untuk
3000 + 1765, kelompok yang menghitung langsung
selalu menang. Kelompok tersebut juga memenangkan perhitungan fakta-fakta
sederhana dan berbagai macam soal yang
dapat dihitung secara mental oleh siswa. Tentu saja, banyak sekali perhitungan,
seperti 537 x 32, dimana mereka yang menggunakan kalkulator akan menang. Contoh
sederhana ini tidak hanya menunjukkan latihan perhitungan mental, tetapi juga
menunjukkan kepada siswa bahwa
kalkulator tidak selalu tepat untuk digunakan. Hasil penelitian telah
menunjukkan bahwa untuk pelajar dengan kemampuan rata-rata, penggunaan kalkulator meningkatkan
penguasaan keterampilan-keterampilan dasar (NRC, 2001).
f) Kalkulator Meningkatkan Pemecahan Soal
Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa
penggunaan kalkulator memperbaiki kemampuan pemecahan soal dari pelajar pada
segala tingkatan untuk semua kelas (NRC, 2001). Mekanisme perhitungan kadang dapat memecah perhatian siswa dari
problem yang mereka kerjakan. SambiI memahami art dari operasi, siswa harus diperkenalkan dengan
soal nyata dengan bilangan-bilangan yang
realistis. Bilangannya mungkin di atas kemampuan mereka untuk menghitung, tetapi kalku lator membuat
soal nyata ini dapat diselesaikan.
g) Kalkulator Menghemat Waktu
Perhitungan
dengan tangan akan memakan waktu, terutama untuk siswa usia dini yang belum
mengembangkan pengua saan teknik-teknik perhitungan. Mengapa waktu harus
dihabiskan oleh siswa untuk menjumlahkan
bilangan-bilan gan untuk mencari keIiling dari sebuah poIigon? Mengapa
menghitung rata-rata, mencari
persentase, mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal, atau memecahkan beberapa
soal dengan metode pensil dan kertas ketika kemampuan berhitung bukan merupakan
tujuan dari pelajaran?
h) Kalkulator Banyak Digunakan di Kehidupan
Sehari-hari
Sekarang ini, hamper
setiap orang menggunakan kalkulator
dalam kehidupannya untuk melakukan perhitungan kecuali anak-anak sekolah. Siswa
harus diajarkan bagaimana untuk menggunakan kalkulator, sebagai alat yang efektif yang mudah
ditemukan, dan juga belajar untuk menguji kebenaran dengan kalkulator apabila
diperIukan.
i)
Mitos dan Kekhawatiran tentang Penggunaan Kalkulator
Pendapat yang
berbeda untuk penggunaan kalkukator se bagian besar adalah karena salah
pengertian. Mitos dan ketakutan tentang siswa yang tidak belajar karena meng
gunakan kalkulator masih ada, walaupun sudah diketahui bahwa buktinya
berkebalikan.
v Jika Anak
Menggunakan Kalkukator, Mereka Tidak Akan Belajar "Dasar"
v Siswa Harus Belajar "Cara yang
Nyata" sebelum Menggunakan Kalkulator
v Siswa Akan
Sangat Tergantung pada Kalkulator
j) Kalkulator Grafik
Kalkulator
grafik, yang dipandang berguna hanya pada sekolah menengah atas, juga sangat
penting untuk matematika sekolah menengah dan pantas untuk mendapatkan
perhatian khusus. Saat ini kalkulator grafik dapat digunakan untuk semua siswa
sekolah menengah. Sebuah kalkulator untuk siswa kelas enam dapat digunakan
sampai sekolah menengah atas. Sekolah dapat menyediakan kalkulator un tuk siswa
satu kelas yang harganya lebih murah dari sebuah komputer.
k)
Hal
yang perlu diperhatikan ketika menggunakan kalkulator dalam pembelajaran
matematika
Ketika kalkulator bebas digunakan, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan :
v Kalkulator adalah alat untuk melakukan perhitungan.
Begitu pula pikiran kita dengan pensil-kertas. Peserta didik harus diajarkan
kapan saatnya menggunakan kalkulator, dan kapan saatnya melakukan “mental
calculations” atau perhitungan dengan pensil-kertas dan mana yang lebih efektif
serta sesuai dengan permasalahan.
v Sangat penting bagi peserta didik untuk belajar
memperkirakan hasil sebelum melakukan perhitungan, karena sangat mudah
melakukan kesalahan ketika menekan tombol angka-angka. Dan peserta didik harus
belajar untuk tidak ‘mengandalkan’ hasil pada kalkulator tanpa memeriksa
kewajaran dari jawaban.
v Kalkulator
tidak digunakan untuk mencoba secara acak semua kemungkinan operasi dan melihat
mana yang menghasilkan jawaban yang benar. Sangat penting bagi peserta didik
untuk memahami perbedaan dari setiap operasi matematika sehingga mereka tahu kapan
menggunakan salah satunya ketika melakukan “mental calculations”, perhitungan
dengan pensil-kertas atau perhitungan menggunakan kalkulator.
Ø Metode Jarimatika sebagai Alat Bantu
Hitung Cepat & Praktis
Metode yang saat ini
digemari yaitu metode jarimatika. Metode jarimatika merupakan pengembangan dari
metode sempoa. Jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode
berhitung dengan menggunakan jari tangan.
Meski hanya menggunakan
jari tangan, tapi dengan metode jarimatika kita mampu melakukan operasi
bilangan KABATAKU (Kali Bagi Tambah Kurang) sampai dengan ribuan metode ini
sangat mudah diterima anak. Mempelajarinya pun sangat mengasyikan, karena
jarimatika tidak membebani memori otak dan “alat”nya selalu tersedia. Bahkan
saat ujian kita tidak perlu khawatir “alat”nya akan disita atau ketinggalan
karena alatnya adalah jari tangan kita sendiri.
Sebagai gambaran: dalam Jarimatika tangan kanan digunakan
untuk satuan
dan tangan kiri digunakan puluhan dan ratusan. Angka 1 diwakili oleh jari
telunjuk, 2 diwakili jari telunjuk dan jari tengah demikian seterusnya sampai 4
ditunjukkan ketika jari telunjuk sampai kelingking terbuka. Angka 5 diwakili oleh
jempol saja. Lalu 6 ditunjukkan dengan jempol dan telunjuk, demikian seterusnya
hingga angka 9 ditunjukkan jika semua jari tangan kanan terbuka.
dan tangan kiri digunakan puluhan dan ratusan. Angka 1 diwakili oleh jari
telunjuk, 2 diwakili jari telunjuk dan jari tengah demikian seterusnya sampai 4
ditunjukkan ketika jari telunjuk sampai kelingking terbuka. Angka 5 diwakili oleh
jempol saja. Lalu 6 ditunjukkan dengan jempol dan telunjuk, demikian seterusnya
hingga angka 9 ditunjukkan jika semua jari tangan kanan terbuka.
Tangan Kanan:
§ Telunjuk dibuka = 1
§ (Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 2
§ (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis) dibuka =
3
§ (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis +
Kelingking) dibuka = 4
§ (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis +
Kelingking) ditutup + Jempol dibuka = 5
§ (Jempol + Telunjuk) dibuka = 6
§ (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah)
dibuka = 7
§ (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah +
Jari Manis) dibuka = 8
§ (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah +
Jari Manis + Kelingking) dibuka = 9
Tangan Kiri:
§ Telunjuk dibuka = 10
§ (Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 20
§ (Telunjuk + Jari Tengah + Jari
manis) dibuka = 30
§ (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis
+ Kelingking) dibuka = 40
§ (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis
+ Kelingking) ditutup + Jempol dibuka =50
§ (Jempol + Telunjuk) dibuka = 60
§ (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah)
dibuka = 70
§ (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah +
Jari Manis) dibuka = 80
§ (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah +
Jari Manis + Kelingking) dibuka = 90
Berikut
contoh aplikasi metode jari matika dalam penjumlahan dan pengurangan :
1 + 5 + 3 – 2 = 7
1 (buka jari telunjuk)
+5 (buka jempol)
+3 (buka jari tengah, jari manis,
kelingking)
-2 (tutup jari kelingking dan jari manis)
sampai disini kita akan mendapati jempol, jari telunjuk dan jari t engah terbuka
dan ini menunjukkan angka 7.
-2 (tutup jari kelingking dan jari manis)
sampai disini kita akan mendapati jempol, jari telunjuk dan jari t engah terbuka
dan ini menunjukkan angka 7.
Metode Jarimatika ini
bisa digunakan untuk operasi penjumlahan dan
pengurangan sampai dengan9 9 9 9 dan untuk operasi perkalian/pembagian 2 -3
digit. Jika sudah terbiasa, maka dengan sendirinya jari -jari akan bergerak dengan lincah.
pengurangan sampai dengan9 9 9 9 dan untuk operasi perkalian/pembagian 2 -3
digit. Jika sudah terbiasa, maka dengan sendirinya jari -jari akan bergerak dengan lincah.
Berdasakan uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwasanya metode jarimatika
dapat dijadikan alternatif metode pengajaran matematika di sekolah dasar guna
meningkatkan kemampuan kognitif serta meningkatkan kreativitas siswa sekolah
dasar.
dapat dijadikan alternatif metode pengajaran matematika di sekolah dasar guna
meningkatkan kemampuan kognitif serta meningkatkan kreativitas siswa sekolah
dasar.
Ø Penggunaan
Lidi
Lidi merupakan media pembelajaran matematika yang dapat kita
peroleh dari lingkungan sekitar. Lidi dapat kita gunakan sebagai alat bantu
hitung pada anak kelas satu dan dua sekolah dasar. Pemanfaatan lidi dapat
diterapkan dalam pembelajaran aritmatika yaitu penjumlahan dan pengurangan.
Penjumlahan merupakan proses menemukan jumlah dua bilangan atau lebih tanpa
membilang. Hal ini dimaksudkan untuk menekankan pendapat bahwa barangkali anak
itu menghafal fakta-fakta penjumlahan primer itu dan dapat memberikan
hasil-hasilnya serta dapat menerapkannya dalam soal-soal penjumlahan yang lebih
sukar tanpa menggunakan lagi pembilang. Pengurangan adalah proses menemukan
salah satu dari dua buah bilangan jika jumlahnya dan bilangan yang lain
ditentukan (Ardhana: 1977).
Cara
Pembuatan alat bantu hitung dengan bahan dasar lidi ;
1.
pilih batang lidi yang besar dan kuat;
2.
bersihkan lidi yang telah kita pilih;
3.
celupkan lidi pada cat dengan warna yang kita inginkan agar menarik;
4.
keringkan cat pada lidi sampai kering;
5.
potong batang lidi dengan panjang lidi 10 cm sebanyak 100 batang atau sesuai
kebutuhan.
Media atau alat bantu sebagai komponen yang berasal dari
lingkungan sekitar siswa, yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dan sebagai
alat yang digunakan untuk memberikan rangsangan bagi siswa agar terjadi proses
belajar. Manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa. Sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan
efisien (Rahadi: 2004). Siswa yang memiliki pengalaman belajar mempunyai
kemampuan untuk berkembang. Dengan demikian, pembelajaran di sekolah akan lebih
bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman yang telah dimiliki
siswa (Sumiyati, 2008: 2).
Siswa mudah memahami materi yang dipelajari sebab dia
memiliki gambaran tentang apa yang akan dipelajarinya karena siswa pernah
melihat, mengamati bahkan menerapkan atau mengunakan alat bantu yang digunakan
oleh guru dalam proses belajar mengajar yang berasal dari lingkungan sekitar
siswa.
Manfaat Lidi sebagai Alat Bantu Hitung
Hal penting dalam proses belajar mengajar yaitu memotivasi
siswa. Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar adalah dengan menggunakan
alat peraga sehingga, diharapkan konsep abstrak yang baru di fahami siswa akan
mengendap, melekat dan tahan lama, tidak hanya sekedar lewat begitu saja (Amin:
2010).. Dengan memanfaatkan lidi siswa akan terbantu dalam memahami penjumlahan
dan pengurangan dalam matematika. Pemanfaatan lidi sebagai alat bantu hitung
dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah praktis,
mudah diaplikasikan, mudah didapat dan lebih terjangkau oleh setiap lapisan
masyarakat. Dalam pengunaanya sebagai alat bantu hitung lidi praktis karena
mudah di bawa dan mudah di buat. Lidi mudah diaplikasikan karena mudah
diterapkan bagi siswa dalam pembelajaran matematika di dalam kelas. Bahan dasar
pembuatan alat bantu hitung yang terbuat dari lidi mudah didapat sebab bahan
tersebut mudah dijumpai disekitar lingkungan kita dan untuk mendapatkannya
tidak memerlukan biaya. Selain itu, dengan menggunakan lidi siswa kelas satu
dan dua SD akan lebih mengenal dan memanfaatkan lingkungan dengan semaksimal
mungkin.
Cara penggunaan lidi dalam kegiatan belajar mengajar cukup
mudah karena mudah diterapkan dan di aplikasikan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam
hal penjumlahan dan pengurangan. Cara penggunaan lidi dalam proses belajar mengajar khususnya
penjumlahan dan pengurangan yaitu.
1.
Penjumlahan
7
+ 9 = 16
a. Ambil 7 batang lidi.
b. Ambil 9 batang lidi lagi.
c. Gabungkan lidi-lidi yang diambil
tadi.
d. Hitung Jumlah lidi seluruhnya.
e.
2.
Pengurangan
20- 6 = 14
a. Ambil 20 batang lidi.
b. Karena kurang, maka ambil 6 lidi
dari 20 lidi tadi.
c. Hitung lidi yang tesisa setelah
pengambilan 6 tadi.
Alat
Hitung Tradisional dan Kalkulator Mekanik Abacus,
yang muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia kecil dan masih digunakan di
beberapa tempat hingga saat ini dapat dianggap sebagai awal mula mesin
komputasi.Alat ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan perhitungan
menggunakan biji-bijian geser yang diatur pada sebuah rak.Para pedagang di masa
itu menggunakan abacus untuk menghitung transaksi perdagangan.Seiring
dengan munculnya pensil dan kertas, terutama di Eropa,abacus kehilangan
popularitasnya
Setelah
hamper 12 abad, muncul penemuan lain dalam hal mesin komputasi. Pada tahun
1642, Blaise Pascal (1623-1662), yang pada waktu itu berunur 18 tahun,
menemukan apa yang dia sebut sebagai kalkulator roda numeric (numerical wheel
calculator) untuk membantu ayahnya melakukan perhitungan pajak.
Kotak
persegi kuningan ini yang dinamakan Pascaline, menggunakan delapan roda
putar bergerigi untuk menjumlahkan bilangan hingga delapan digit. Alat ini
merupakan alat penghitung bilangan berbasis sepuluh.Kelemahan alat ini adalah
hanya terbatas untuk melakukan penjumlahan.
Pada
Tahun 1694,seorang matematikawan dan filsuf Jerman,Gottfred Wilhem von Leibniz
(1646-1716) memperbaiki Pascaline dengan membuat mesin yang dapat
mengalikan.Sama seperti pendahulunya,alat mekanik ini bekerja dengan
menggunakan roda-roda gerigi.Dengan mempelajari catatan dan gambar-gambar yang
dibuat oleh Pascal,Leibniz dapat menyempurnakan alatnya.Masih banyak masyarakat kita yang
belum menyadari akan manfaat berhitung menggukan sempoa. Padahal berhitung
adalah sesuatu hal yang sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh ketika kita membeli suatu barang, mengukur waktu kita dalam
beraktifitas, dan lain lain, tanpa kita sadari, kita waktu itu sedang
berhitung, menghitung uang, menghitung waktu, dan lain lain.
Adapun
manfaat yang dapat kita peroleh dengan kita berhitung menggunakan sempoa
adalah:
v Mengoptimalkan fungsi otak kanan dan
kiri.
v Melatih daya imajinasi dan
kreativitas.
v Respon daya ingat lebih kuat.
v Memupuk rasa percaya diri dan sikap
mental yang positif.
v Mahir menghitung diluar kepala.
v Menyenangi pelajaran Matematika.
v Kordinasi antara tangan dan otak lebih
baik.
v Meningkatkan konsentrasi belajar
v Menimbuhkan rasa senang, puas, dan
bangga.
Ketika
kita menemukan hasil atau jawaban sebuah permasalahan, lewat usaha atau jerih
payah kita sendiri, tentunya kita akan merasa senang , puas, dan bangga pada
diri kita sendiri, apalagi hasilnya benar atau memuaskan, waah pastinya kita
bahagia sekali.
Dari
uraian manfaat-manfaat diatas baik disadari atau tidak, berhitung menggunakan
sempoa itu mempunyai dampak yang sangat positif.
Ø Sekilas
mengenai Sempoa
Sempoa
adalah alat hitung tradisional dari Jepang atau Cina, bentuknya berupa kotak
segi empat berisi manik-manik dalam jumlah tertentu. Di Cina, sempoa dikenal
dengan istilah sim suan. Bentuk
dari sim suan adalah pada tiang vertikal memiliki dua biji yang bernilai lima
di atas garis pemisah dan lima biji bernilai satuan berada di bawah garis
pemisah.
Pada Abad ke 20, di Jepang ditemukan sempoa yang lebih sedikit bijinya, karena pada tiang vertical
hanya ada satu biji yang bernilai lima di atas garis pemisahnya dan ada lima
biji bernilai satuan berada di bawah garis pemisah. Orang Jepang menamai sempoa ini dengan istilah soroban. Pada perkembangannya, soroban mengalami perubahan yaitu jumlah biji
yang berada di bawah garis pemisah berjumlah empat biji.
Sempoa menjadi Mental
Aritmatika Awal dari operasi perhitungan aritmatika menggunakan sempoa adalah dengan cara menaikturunkan biji sempoa dengan
tangan secara
nyata.
Kemudian proses perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cara membayangkan
saja, yaitu menaikturunkan biji sempoa di dalam imajinasi. Proses perhitungan
seperti ini menjadi metode yang dikenal dengan Mental Aritmatika.
Pada metode ini, sempoa hanya digunakan sebagai alat
bantu awal dan selanjutnya dapat melakukan perhitung di luar kepala. Di dalam
Mental Aritmatika, sempoa yang digunakan adalah sempoa yang berpola 1-4. Sempoa
jenis ini ditemukan sebagai alat yang sedikit kendalanya untuk dibayangkan
dalam memori otak manusia dibandingkan sempoa berpola 2-5. Jika menggunakan
sempoa berpola 2-5 akan sulit membayangkan angka tertentu, misalnya sepuluh
(10). Angka tersebut dalam sempoa
berpola 2-5 dapat digambarkan dengan tiga alternatif; dengan dua biji di atas
yang bernilai lima, atau satu di atas (bernilai lima) dan lima biji di bawah,
atau dengan satu biji di tiang berikutnya yang mewakili puluhan. Sedangkan
sempoa berpola 1-4 mempunyai alternatif angka yang hanya satu saja. Dengan
demikian sempoa berpola 2-5 tidak dapat dibayangkan
dengan mudah, karena alternatifalternatif
tersebut menyulitkan memori anak. Karena alasan tersebut, dalam Tugas
Akhir ini digunakan
sempoa
berpola 1-4. (9)
D.
Alat
Peraga Dalam Pengajaran
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting
sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif. Setiap
proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain
tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi.
1. Fungsi
dan nilai alat peraga
Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses
belajar-mengajar. Keenam fungsi tersebut adalah :
a. Penggunaan
alat peraga dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan
tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi
belajar-mengajar yang efektif.
b. Penggunaan
alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus
dikembangkan guru.
c. Alat
peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan misi
pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus
melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
d. Penggunaan
alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti
digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik
perhatian siswa.
e. Penggunaan
alat peraga dalam pengajaran leih diutamakan untuk mempercepat proses
belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan
guru.
f. Penggunaan
alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar-mengajar. Dengan perkataan lain menggunakan alat peraga, hasil belajar
yang dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai
tinggi.
2. Jenis
alat peraga
Alat peraga dalam proses belajar-mengajar kita
bedakan menjadi alat peraga dua dan tiga dimensi dan alat peraga yang
diproyeksi.
a. Alat
peraga dua dan tiga dimensi
Alat peraga dua dimensi artinya alat yang mempunyai
ukuran panjang dan lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi disamping
mempunyai ukuran panjang dan lebar juga mempunyai ukuran tinggi.
Alat peraga dua dan tiga dimensi ini antara lain
ialah :
Bagan, Grafik, Poster, Gambar mati, Peta datar, Peta
timbul, Globe, dan Papan Tulis.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1.
Media adalah
suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya memengaruhi orang lain yang tidak mengadakan
kontak langsung dengannya, sebagai penyampaian pesan dari beberapa sumber
saluran kepenerima pesan.
2.
Alat peraga
dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan
proses belajar-mengajar yang efekif.
3.
Alat peraga
dalam pembelajaran Matematika itu sangat lah penting agar saat proses
pembelajaraan siswa/mahasiswa tidak jenuh dan agar bisa lebih menarik
perhatian.
2.
Saran
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
untuk menyempurnakan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amin. 2010. “Masih Perlukah Alat Peraga” Bandung : Tarsito
Fitri, Sinta. 2010. “Pemanfaatan Lingkungan Sekitar” Jakarta
: Bumi Askara
Trianto, 2009. ‘Model pembelajaran Terpadu’. Jakarta : Bumi Aksara
Amri, Sofan.2008. ‘Pembelajaran Akselerasi’.Jakarta :
Prestasi Pustaka Publishr
Hamalik, Oemar. 1989. ‘ Komputerisasi Pendidikan Nasional’.
Bandung :
Mandar Maju
Sudjana, Nana. 1987.’Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar’.Bandung
:
Sinar Baru Agensindo
Mariyana, Rita. 2011 ‘Pengelolahan Lingkungan belajar ‘. Bandung
: Kencana


0 komentar:
Posting Komentar