disusun oleh : Kelompok 9
dosen pengampu : Widodo Winarso,M.Pd.I
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu prosesdalam rangka
mempengaruhisiswaagar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap
lingkungannya dan dengandemikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan
masyarakat.Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari
perubahan itu dapat tercapai sabagaimana yang diinginkan.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas beberapa keterampilan dasar yang
digunakan untuk memberikan pengajaran kepada peserta didik.Yang dimaksud dengan
keterampilan dasar mengajar disini adalah ketarampilan yang harus dimiliki guru
mulai dari keterampilan yang bisa digunakan dalam pembelajaran ekspositori
sampai keterampilan yang bisa digunakan dalam pembelajaran kooperatif.
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah
1.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2.
Keterampilan bertanya.
3.
Keterampilan memberi penguatan.
4.
Keterampilan mengadakan variasi.
5.
Keterampilan menjelaskan.
6.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
7.
Keterampilan mengelola kelas.
8.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apakah pengertian keterampilan dasar mengajar?
2)
Keterampilan apa sajakah yang harus dimiliki
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar?
C.
Tujuan Penulisan
1)
Untuk mengetahui pengertian keterampilan dasar
mengajar matematika.
2)
Untuk mengetahui macam-macam keterampilan yang
harus dimiliki seorang guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar
(generic teaching skill) atau keterampilan dasar teknik intruksional yaitu
keterampilan yang bersifat generik atau mendasar atau umum yang harus dikuasai
oleh setiap guru, terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang
diajarkannya.
Keterampilan dasar mengajar (KDM) merupakan keterampilan yang kompleks,yang
pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang
jumlahnya sangat banyak.Di antara keterampilan yang sangat banyak tersebut terdapat
delapan KDM yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar.
B.
Macam-Macam
Keterampilan Dasar Mengajar
1)
Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran.
Menurut sugeng paranto (1979: 22-24), “yang dimaksud dengan siasat membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam setting belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi,sehingga perhatian
serta sikap mental siswa dapat digiring atau siap serta involve pada
persoalan/kegiatan yang akan dilakukan”.
Menurut Wingkel
(1986: 327) mengemukakan bahwa membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan
guru untuk menciptakan suasana siap mentaldan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada apa yang
akan dipelajari.
Tujuan pokok dari siasat membuka pelajaran (set induktion) adalah:
a.
Untuk menyiapkan mental
siswa agar involve atau siap memasuki persoalan/kegiatan yang akan
dibicarakan /dilakukan
b.
Untuk menimbulkan minat
serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang mau dibicarakan/dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar.
Siasat menutup pelajaran (closure)
ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan
belajar mengajar. Maksudnya adalah memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Kegiatan menutup pelajaran ini bertujuan untuk:
a.
Merangkum atau membuat
garis-garis besar persoalan yang baru saja dibahas/dipelajari sehingga
memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi dari pokok persoalan
yang baru saja diperbincangkan.
b.
Mengkonsolidasikan
perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelbicaraan/pelajaran
tersebut agar Informasi yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat
serta kemampuan pada masa-masa mendatang dalam kelanjutan proses belajar
mengajar maupun penghidupannya.
c.
Mengorganisasikan semua
kegiatan maupun pembicaraan yang telah dipelajari dalam pertemuan tersebut
sehingga merupakan suatu kebulatan yang berarti dalam memahami esensi bahan
yang dipelajari.
2)
Ketampilan Bertanya.
Menurut Saidiman (1994:23), bertanya merupakan
ucapan verbal yang meminta responsdari seseorang yang dikenal. Respons yang
diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berfikir.
Selanjutnya Sugeng Paranto
(1979: 4154) menyebutkan dalam proses belajar mengajar,bertanya memegang
peranan penting,sebab pertanyan yang tersusun baik dengan teknik pelontaran
yang tepat akan:
a.
Meningkatkan partisipasi
siswa dalam kegiatan belajar mengajar
b.
Membangkitkan minat dan
rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan
c.
Mengembangkan pola
berfikir dan cara belajar aktif dari siswa yang bersangkutan sebab berfikir itu
sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
d.
Menuntun proses siswa,
sebab pertanyaan yang baik membantu jawaban yang baik.
e.
Memusatkan perhatian siswa
terhadap masalah yang sedang dibahas.
Bagi para guru terutama yang belum mendapatkan penataran PBM atau lulusan
Universitas, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaian
pertanyaan adalah:
a.
Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan
singkat.
b.
Pemberian acuan
Supaya siswa
dapat menjawab dengan tepat dalam mengajukan pertanyaan, guru perlu memberikan
informasi yang menjadikan acuan pertanyaan.
c.
Pemusatan kearah jawaban yang diminta
Pemusatan dapat
dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang luas (terbuka), yang kemudian
mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit.
d.
Pemindahan giliran menjawab
Pemindahan
giliran menjawab dapat dikerjakan dengan cara meminta siswa yang berbeda untuk
menjawab pertanyaan yang sama.
e.
Penyebaran pertanyaan
Untuk maksud
tertentu guru dapat melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas, kepada siswa
tertentu, atau menyebarkan respons siswa kepada siswa yang lain.
f.
Pemberian waktu berpikir
Dalam
mengajukan pertanyaan, guru harus berdiam diri sesaat sebelum menunjuk siswa
merespons pertanyaannya.
g.
Pemberian tuntutan
Bagi siswa yang
mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan, strategi pemberian tuntutan
perlu dikerjakan. Strategi itu meliputi pengungkapan pertanyaan dengan bentuk
atau cara yang lain, mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhanaatau
mengulangi penjeklasan sebelumnya.
Selain itu,perlu juga diperhatikan oleh guru-guru terutama guru muda agar
memperhatikan teknik bertanya.teknik bertanya ini berguna untuk meningatkan
kualitas jawaban siswa .disamping guru harus memperhatikan ketiga faktor di
atas.Teknik bertanya tersebut ialah:
a.
Teknik menunggu(memberi
waktu yang cukup bagi siswa unutk berfikir)
Berikan waktu sejenak 1-5 detik kepada siswa untk berfikir dalam rangka
untuk menemukan jawabannya,pemberian waktu untuk memberikan kesempatan berfikir
pada siswa itu ada efek positifnya.
b.
Teknik renforcment.
Pemakaian yang tepat teknik ini akan menimbulakan sikap yang positif bagi
siswa serta meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga memungkinkan pencapaian prestasi yang tinggi.
c.
Teknik menuntun dan
menggali(prompting dan probing)
Prompting dan probing question dapat digunakan sebagai teknik untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban siswa.probing question ialah
pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban yang lebih lanjut
Jenis pertanyaan menurut taksonomi blum:
a.
Pertanyaan pengetahuan
b.
Pertanyaan pemahaman
c.
Pertanyaan penerapan
d.
Pertanyaan analisis
e.
Pertanyaan sintesis
f.
Pertanyaan evaluasi
Hal-hal yang
harus dihindari guru dalam mengajukan pertanyaan adalah:
a.
Menjawab pertanyaan sendiri
b.
Mengulang jawaban siswa
c.
Mengulang-ulang pertanyaan sendiri
d.
Mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban
serentak
Dalam pelaksanaannya, keterampilan bertanya memiliki keunggulannya, seperti
kelas akan lebih hidup karena siswa tidak hanya mendengarkan ceramah saja.
Dengan adanya sesi tanya jawab antara guru dan siswa, partisipasi siswa lebih
besar dan berusaha mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk
memberikan jawaban yang tepat, sehingga siswa menerima pelajaran dengan aktif
(berpikir), tidak pasif (mendengarkan saja).
3)
Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan dasar mengajar lainnya yaitu keterampilan memberi
penguatan(reiforcement) yaitu menurut I.G.A.K wardani dalam Teori Belajar
Motivasi dan keterampilan mengajar (1994: 83).seorang guru perlu menguasai
keterampilan memberikan penguatan karena “penguatan “merupakan dorongan bagi
siswa untuk menigkatkan penampilannya,serta dapat meningkatkan perhatian.
Menurut
Saidiman (1997 :116) memberikan penguatan di artikan dengan tingkah laku guru
dalam merespon secara positif tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan
tingkah laku tersebut timbul kembali.
Adapun tujuan
diberikannya keterampilan memberikan penguatan adalah sebagai berikut :
a.
Meningkatkan perhatian siswa
b.
Melancarkan/ memudahkan proses belajar
c.
Membangkitkan dan mempertahankan motivasi
d.
Mengontril / mengubah sikap yang mengganggu ke
arah tingkah laku belajar yang produktif
e.
Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam
belajar
f.
Mengarahkan pada cara berpikir yang
baik/divergen dan inisiatif sendiri
Penguatan dapat dibedakan dalam bentuk :
a.
Verbal yaitu berupa
kata-kata/kalimat pujian ,seperti bagus,tepat sekali,”saya puas dengan
pekerjaanmu”.
b.
Non verbal,yaitu berupa:
§ Gerak mendekati
penguatan ini
di kerjakan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru
terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.
§ Gestural
Penguatan ini
diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah / anggota badan yang dapat
memberikan kesan kepada siswa. Misalnya, mengangkat alis, tersenyum, kerlingan
mata, tepuk tangan, anggukan tanda setuju, menaikan ibu jari tanda “jempolan”,
dan lain-lain.
§ Sentuhan
Guru dapat
menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat
tangan siswa, atau menganagkat tangan siswa. Seringkali untuk anak-anak yang
masih kecil, guru mengusap rambut kepala siswa.
§ Kegiatan yang menyenangkan
Penguatan ini
dapat berupa, meminta siswa membantu temannya apabila dia selesai mengerjakan
pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa memimpin kegiatan, dan lain-lain.
§ Token(sibol atau benda kecil)
Penguatan
bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam symbol
penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini
: komentar tertulis pada buku pelajaran, pemberian prangko, mata uang koleksi,
bintang, permen, dan lain sebagainya.
Bentuk-bentuk
pemberian penguatan menurut Wingkel (1986 :236) sebagai berikut :
a.
Perhatian kepada guru , kawan, atau objek
diskusi
b.
Tingkah laku belajar, membaca, pekerjaan di
papan tulis
c.
Penyelesaian hasil pekerjaan (PR)
d.
Kualitas pekerjaan / tugas (kerapian,
keindahan)
e.
Perbaikan / penyempurnaan tugas
f.
Tugas-tugas mandiri
4)
Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan
menggunakan variasi diadakan karena factor kebosanan yang disebabkan oleh
adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan
perhatian, motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah
menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaraman dalam penyajian kegiatan
belajar.
Menurut Wingkel
(1986: 139) keterampilan menggunakan variasi diartikansebagai perbuatan guru
dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa
sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukan ketekunan,
keantusiasan, serta berperan serta secara aktif.
Selanjutnya I.G.A.K wardani (1994: 83-88 dan 89-96)menyatakan,
variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan
dalam tujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa,serta mengurangi kejenuhan
dan kebosanan.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi
3.bagian , yaitu:
a.
Variasi dalam gaya
mengajar dapat di lakukan dalam berbagai cara seperti
§ Variasi suara :rendah, tinggi,besar, kecil
§ Memusatkan perhatian
§ Membuat kesenyapan sejenak
§ Mengadakan kontak pandang
§ Variasi kegiatan badan dan mimic
§ Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang
kelas.
b.
Variasi dalam penggunaan
media dan bahan pelajaran
§ Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat
§ Variasi alat dan bahan yang dapat didengar
§ Variasi alat dan bahan yang dapat dimanipulasi
§ Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan
Pola interaksi dapat
berbentuk: klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedang
variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi,menelaah materi,latihan
atau demonstrasi.
5)
Keterampilan Menjelaskan
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar atau pelatihan,
menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang
terencana secara sistematis,sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa.
Beberapa
alasan diperlukannya keterampilan menjelaskan, menurut Saidiman (1994: 36)
adalah:
a.
Pada umumnya interaksi komunikasi lisan di
dalam kelas didominasi guru
b.
Sebagian besar kegiatan guru adalah informasi.
Untuk itu efektifitas pembicaraan perlu ditingkatkan
c.
Penjelasan yang diberikan guru sering tidak
jelas bagi siswa, dan hanya jelas bagi guru sendiri.
d.
Tidak semua siswa dapat menggali sendiri
informasi yang diperoleh dari buku. Kenyataan ini menuntut guru untuk
memberikan penjelasan kepada siswa untuk hal-hal tertentu.
e.
Sumber informasi yang tersedia dapat
dimanfaatkan siswa sendiri sering sangat terbatas.
f.
Guru sering tidak dapat membedakan antara
menceritakan dan memberikan penjelasan.
Menurut
Saidiman (1994: 39), menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang
diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukan hubungan. Penekanan
memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa, dan bukan indoktrinasi.
Prinsip-prinsip
yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan, yaitu:
a.
Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah,
atau di akhir jam pertemuan, tergantung keperluan.
b.
Penjelasan harus relevan dengan tujuan
pelajaran
c.
Penjelasan dapat diberikan apabila ada
pertanyaan dari siswa atau direncanakan oleh guru.
d.
Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa.
e.
Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang
dari siswa.
Kegiatan menjelaskan
bertujuan untuk :
a.
Membimbing siswa memahami
berbagsi konsep,hukum,prinsip,atau prosedur
b.
Membimbing siswa menjawab
pertanyaan “mengapa ”secara bernalar
c.
Melibatkan siswa
menghayati berbagai proses penalaran
d.
Mendapatkan balikan
mengenai pemahaman siswa
e.
Menolong siswa menghayati
berbagai proses penelaran
Keterampilan menjelaskan
terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut:
a.
Komponen perencanaan
kegiatan mencakup :
Isi pesan (pokok-pokok
materi) yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan
contoh-contoh
hal-hal yang berkaitan
dengan karakteristik penerima pesan(siswa)
b.
Komponen penyajian
penjelasan mencakup hal-hal berikut:
§ Kejelasan yang dapat dicapai dengan berbagai cara,seperti: bahasa yang jelas, berbicara yang lancar, mendefinisikan istilah-istilah teknis, berhenti sejenak untuk
melihat respon siswa.
§ Menggunakan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola pikir induktif
atau pola pikir deduktif
§ Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara : penekanan
suara, membuat istihsar atau mengemukakan tujuan.
§ Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa atau
dengan mengajukan pertanyaan
Dalam menerapkan
keterampilan menjelaskan,perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Penjelasan dapat diberikan
pada awal,tengah ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
b.
Penjelasan harus sesuai
dengan tujuan
c.
Materi yang dijelaskan
harus bermakna
d.
Penjelasan yang diberikan
sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa.
6)
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi dinamakan juga
konferensi, di dalamnya termasuk kegiatan untuk mengmbangkan aktivitas
pertukaran ide antara guru-siswa, dan antar siswa.diutarakan topik tertentu
untuk dibicarakan dan ditarik suatu kesimpulan. Guru bertindak sebagai
moderator atau pimpinan diskusi. Dalam kegiatan diskusi dapat digunakan
pendekatan ekspositori dan inkuiri. Ekspositori diambil jika guru berperan
lebih otoriter, biasanya keputusan akhir dari diskusi, berupa jawaban benar dan
salah.
Diskusi dengan pendekatan
inkuiri akan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok diskusi
berpartisipasi seluas-luasnya. Pada akhir diskusi, kesimpulan diambil oleh
seluruh anggota. Guru bertindak sebagai fasilitator.
Dalam melaksanakan diskusi
sebagai metode mengajar perlu diketahui bahwa diskusi itu akan menimbulakn
nilai-nilai positif yang berbeda-beda. Diskusi yang diselenggarakan di
sekolah-sekolah dasar akan berbeda dengan diskusi yang dilaksanakan di
sekolah-sekolah menengah atau perguruan tinggi. Yang penting ialah apakah
setiap anak sudah mau mengemukakan pendapatnya, apakah setiap anak sudah
menjaga dan mematuhi etika dalam berbicara dan sebagainya, barulah diperhatikan
apakah pembicaraannya memberikan kemungkinan memecahkan persoalan diskusi.
Diskusi kelompok kecil
merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar, yang penggunaannya cukup
sering dilakuakan. Ciri-ciri diskusi kelompok kecil adalah:
a.
Melibatkan 3-9 orang
peserta
b.
Berlangsung dalam
interaksi tatap muka yang informal,artinya setiap anggota dapat berkominukasi
langsung dengan anggotanya.
c.
Mempunyai tujuan yang
dicapai dengan kerjasama antar anggota lainnya.
d.
Berlangsung menurut proses
sistematis
Diskusi kelompok kecil
memungkinkan siswa:
a.
Berbagi informasi dan
pengalaman dalam memecahkan masalah.
b.
Meningkatkan pemahaman
terhadap masalah penting.
c.
Meningkatkan keterlibatan
dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
d.
Mengembangkan kemampuan
berfikir dan berkomunikasi.
e.
Membina kerjasama yang
sehat,kelompok yang kohesif,dan bertanggung jawab.
Komponen ketermapilan yang
perlu dimiliki oleh pimpinan diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut :
a.
Memusatkan perhatian,yang
dapat dilakukan dengan cara:
§ Merumuskan tujuan diskusi secara jelas.
§ Merumuskan kembali masalah,jika terjadi penyimpangan.
§ Menandai hal-hal yang tidak relevan.
§ Merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu
§ Merumuskan tujuan diskusi secara jelas.
§ Merumuskan kembali masalah,jika terjadi penyimpangan.
§ Menandai hal-hal yang tidak relevan.
§ Merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu.
b.
Memperjelas masalah atau
urunan pendapat, dengan cara:
§ Menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta.
§ Mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat anggota lain.
§ Menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi.
c.
Menganalisis pandangan
§
Meneliti apakah alasan
yang dikemukakan mempunyai dasar yang kuat.
§
Memperjelas hal-hal yang
disepakati dan yang tidak disepakati.
d.
Menigkatkan partisipasi
siswa.
§
Mengajukan pertanyaan
kunci yang menantang mereka unutk berfikir.
§
Memberi contoh pada saat
yang tepat.
§
Menghangatkan suasana
dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat.
e.
Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi.
§
Memancin pendapat peserta
yang enggan berpartisipasi.
§
Memberikan kesempatan
pertama pada peserta yang enggan berpartisipasi.
§
Mencegah secara bijaksana
peserta yang suka memonopoli pembicaraan.
§
Mendorong mahasiswa unutk
mengomentari pendapat temannya.
§
Meminta pendapat siswa
jika terjadi jalan buntu.
f.
Menutup diskusi
§ Merangkum hasil diskusi
§ Memberikan gambaran tidak lanjut
§ Mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.
Dalam melakukan diskusi
perlu diperhatikan hal-hal berikut :
a.
Diskusi hendaknya
berlangsung dalam iklim terbuka.
b.
Diskusi yang efektif
selalu didahului oleh perencanaan yang matang yang mencakup:
§ Topik yang sesuai
§ Persiapan informasi pendahuluan
§ Menyiapkan diri sebagai pimpinan diskusi
§ Pembentukan kelompok diskusi
§ Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota kelompok bertatap
muka.
7)
Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola
kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
yang optimal guna terjadinya proses belajar mengajar yang serasi dan efektif.
Guru perlu menguasai
keterampilan ini agar dapat :
a.
Mendorong siswa mengembangkan
tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan
tata tertib serta aktifitas yang sedang berlangsung.
b.
Menyadari kebutuhan siswa
c.
Memberikan respon yang
efektif terhadap perilaku siswa
d.
Setiap anak yang berada di
kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tecapai tujuan pengajaran
secara efektif dan efisien.
Sebagai indikator dari
sebuah kelas yang tertib adalah apabila :
a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet. Artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
b. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu. Artinya setiap
anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan
kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya,
tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas
tersebut dikatakan tidak tertib.
Komponen keterampilan
dasar yang harus dimiliki seorang guru dalam mengelola kelas adalah:
a.
Keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal.penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dapat
dilakukan dengan cara berikut:
§ Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama
mendekati,memberikan pertanyaan atau memberi reaksi terehadap gangguan dalam
kelas.
§ Membagi perhatian secara visual dan vebal.
§ Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan siswa dan
menuntut tanggung jawab siswa.
§ Membari petunjuk-petunjuk yang jelas.
§ Menegur dengan bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas bukan berupa
ocehan,serta membuat aturan.
§ Memberikan penguatan bila perlu.
b.
Ketetampilan yang
berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkiatan
dengan respon guru terhadap respon negatif siswa yang berkelanjutan.untuk
mengatasi hal ini guru dapat menggunakan 3 jenis strategi yaitu: modifikasi
tingkah laku,pengelolaan (proses) kelompok serta menemukan dan mengatasi
perilaku yang menimbulkan masalah.
§ Modifikasi tingkah laku. Dalam strategi ini terdapat 3 hal pokok yang harus
dikuasai guru yaitu:
a)
Mengajar tingkah laku baru
yang diinginkan dengan cara memberi contoh dan bimbingan.
b)
Menigkatkan munculnya
tingkahlaku siswa yang baik dengan memberikan penguatan
c)
Menguragi munculnya
tingkah laku yang kurang baik dengan memberi hukuman.
Ketiga hal tersebut harus dilakukan oleh guru dengan catatan bahwa pelaksanaan
dilakukan setelah perilaku terjadi dan hukuman harus diberikan secara pribadi
dan sendiri, hanya jika diperlukan.
§ Pengelompokan proses kelompok. Dalam strategi ini kelompok dimanfaatkan
unutk memecahkan masalah-masalah pengelolaan kelas yang muncul,terutama melalui
diskusi dua hal yang perlu dilakukan guru adalah:
a)
Memperlancar tugas-tugas
dengan cara mengusahakan terjadinya kerjasama dan memantapkan standart serta
prosedur kerja.
b)
Memelihara kegiatan
kelompok,dengan cara memelihara dan memulihkan semangat,menangani konflik yang
timbul,serta memperkecil masalah yang timbul.
§
Menemukan dan mengatasi
tingah laku yang bermasalah. Dalam strategi ini perlu ditekankan bahwa setiap
tingahlaku yang keliru merupakan gejala dapa suatu sebab ,untuk mengatasinya
ada berbagai teknik yang dapat diterapakan adalah:
a)
Pengabaian yang
direncanakan
b)
Campur tangan dengan
isyarat
c)
Mengawasi dari dekat
d)
Mengakui perasaan negatif
siswa
e)
Mendorong kesadaran siswa
untuk mengungkapakan permasalahannya
f)
Menjauhkan benda-benda
yang bersifat mengganggu
g)
Menyusun kembali program
belajar
h)
Menghilangkan ketegangan
dengan humor
i)
Menghilangkan penyebab
gangguan
j)
Pengekangan secara fisik
k)
Pengasihan.
Prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan dalam mengelola kelas:
a.
Kehangatan dan
keantusiasan dalam mengajar yang dapat menciptakan iklim kelas yang
menyenangkan.
b.
Menggunakan kata-kata atau
tindakan yang dapat menantang siswa unutk berfikir
c.
Menggunakan berbagai
variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
d.
Keluesan guru/dosen dalam
pelaksanaan tugas
e.
Penekanan hal-hal yang
bersifap positif
f.
Penanaman disiplin diri
sendiri.
Selanjutnya dalam
mengelola kelas guru hendaknya menghindari hal-hal berikut:
a.
Campur tangan yang
berlebihan
b.
Penghentian suatu
pembicaraan karena ketidak siapan guru
c.
Ketidak pastian memulai
dan mengakhiri pelajaran
d.
Penyimpangan,terutama yang
berkaitan dengan disiplin diri.
e.
Bertele-tele
f.
Pengulangan penjelasan
yang tidak diperlukan
8)
KeterampilanMengajar Kelompok Kecil Dan Individual
Individu adalah suatu
kesatuan yang masing-masing memiliki ciri khasnya, dan karena itu tidak ada dua
individu yang sama, satu dengan yang lainnya berbeda. Ini dapat disebut sebagai
kepastian dan kenyataan.
Perbedaan individual dapat
dilihat dari dua segi, yakni segi horizontal dan segi vertikal. Perbedaan dari
segi horizontal, setiap individu berbeda dengan individu laiinya dari aspek
mental, seperti: tingkat kecerdasan, abilitas, minat, ingatan, emosi, kemauan,
dan sebagainya. Perbedaan dari segi vertikal, tidak ada dua individu yang sama
dari aspek jasmaniah, seperti bentuk, ukuran, kekuatan, dan daya tahan tubuh.
Perbedaan-perbedaan itu masing-masing memiliki keuntungan dan kekurangan.
Antara siswa satu dengan
siswa yang lainnya berbeda intelegensi, jasmani, sosial, dan emosiaonalnya.
Dengan perbedaan-perbedaan yang telah disebutkan di atas, ada beberapa cara
yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk melayani perbedaan individual
dalam proses belajar mengajar di sekolah. Cara-cara tersebut antara lain
sebagai berikut:
a. Akselerasi dan program tambahan.
Terhadap para siswa yang
cerdas, agar perkembangannya berjalan sesuai dengan kemampuannya dapat
dilakukan cara akselerasi dan pelajaran tambahan.
b. Pengajaran individual.
Setiap individu diberikan
tugas masing-masing sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
c. Pengelompokan informal.
Tiap kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari individu-individu yang berbeda
sesuai dengan minat dan abilitasnya masing-masing. Di dalam kelompok-kelompok
itu, siswa bekerja dan belajar lebih menyenangkan dan merangsang. Guru
bertindak sebagai konsultan yang bergerak dari satu kelompok ke kelompok yang
lainnya terutama bila diperlukan oleh pimpinan kelompok atau anggota-anggota
kelompok itu.
Pembentukan kelompok
berdasarkan pilihan siswa sendiri, tidak dibentuk berdasarkan abilitas siswa,
atau karena pilihan secara bebas dan rahasia. Mereka membentuk kelompok karena
hubungan informal sehari-hari dan bersifat heterogen. Masing-masing individu
bekerja berdasarkan minat, abilitas, kapasitas, kebutuhan, dan kematangannya.
Mengajar kelompok kecil
dan perorangan terjadi dalam konteks pengajaran klasikal. Di dalam kelas,seorang
guru mungkin menghadapai banyak kelompok kecil serta banyak siswa yang
masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan.
Peranan guru :
a.
Organisator kegiatan
belajar mengajar
b.
Sumber informasi bagi
siswa
c.
Pendorong bagi siswa untuk
belajar
d.
Penyedia materi dan
kesempatan belajar bagi siswa.
e.
Pendiagnosa dan pemberi
bantuan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan
f.
Peserta kegiatan yang
punya hak dan kewajiban seperti peserta lainya.
Pengajaran kelompok kecil
dan perorangan masing-masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan penanganan
siswa. Keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru yaitu:
a.
Keterampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara :
§ Kehangatan dan kepekaan siswa
§ Berperan sebagai penasehat
§ Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.
b.
Prinsip penggunaan
§ Variasi pengorganisasian kelas besar,kelompok, perorangan disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai, kemampuan siswa ketersediaan fasilitas,waktu
serta kemampuan.
§ Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil
dan perorangan. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara klasikal.
§ Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu
kulminasi berupa rangkuman, pemantapan,kesepakatan,laporan dan sebagainya.
§ Guru perlu mengenal siswa secara perorangan (individual) agar dapat
mengatur kondisi belajar yang tepat.
§ Dalam kegiatan belajar perorangan ,siswa dapat bekerja secara bebas dengan
bahan yang disiapkan.
Keberhasilan studi siswa
dipangaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar mahasiswa. Faktor
luar misalnya fasilitas belajar ,cara mengajar guru, sistem pemberian umpan
balik dan sebagainya. Faktor-faktor dari dalam siswa mencakup
kecerdasan,strategi belajar motifasi dan sebainya.
PENUTUP
Kesimpulan
Agar seorangguru memiliki kemampuan mengajar yang berkualitas dalam
menjalankan tugasnya sebagai pengajar harus memiliki delapan keterampilan
dasar, yaitu:
1.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2.
Keterampilan bertanya.
3.
Keterampilan memberi penguatan.
4.
Keterampilan mengadakan variasi.
5.
Keterampilan menjelaskan.
6.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
7.
Keterampilan mengelola kelas.
8.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Drs. H. Abu dan Drs. Joko Tri
Prasetya.1997.Strategi Belajar Mengajar.Bandung:
Pustaka Setia.
Arikunto, Dr. Suharsimi.1992.Pengelolaan Kelas dan Siswa.Jakarta:
Rajawali.
Davies, Ivor K.1991.Pengelolaan Belajar.Jakarta: Rajawali.
Hamalik, Oemar.2008.Proses Belajar Mengajar.jakarta: Bumi Aksara.
Hardy, Malcolm dan Steve Heyes.1988.Pengantar Psikologi.Jakarta: Erlangga.
Uno, Hamzah B.2008.Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.
http://abduh165.wordpress.com/matematika/dppm/delapan-keterampilan-dasar-mengajar-matematika/


0 komentar:
Posting Komentar