Kamis, 03 April 2014

Keterampilan dasar mengajar

Diposting oleh Unknown di 17.29

disusun oleh : Kelompok 9
dosen pengampu : Widodo Winarso,M.Pd.I
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pendidikan adalah suatu prosesdalam rangka mempengaruhisiswaagar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengandemikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat.Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sabagaimana yang diinginkan.
            Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas beberapa keterampilan dasar yang digunakan untuk memberikan pengajaran kepada peserta didik.Yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar disini adalah ketarampilan yang harus dimiliki guru mulai dari keterampilan yang bisa digunakan dalam pembelajaran ekspositori sampai keterampilan yang bisa digunakan dalam pembelajaran kooperatif. Keterampilan-keterampilan  tersebut adalah
1.      Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2.      Keterampilan bertanya.
3.      Keterampilan memberi penguatan.
4.      Keterampilan mengadakan variasi.
5.      Keterampilan menjelaskan.
6.      Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
7.      Keterampilan mengelola kelas.
8.      Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

B.     Rumusan Masalah
1)      Apakah pengertian keterampilan dasar mengajar?
2)      Keterampilan apa sajakah yang harus dimiliki seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar?



C.     Tujuan Penulisan
1)      Untuk mengetahui pengertian keterampilan dasar mengajar matematika.
2)      Untuk mengetahui macam-macam keterampilan yang harus dimiliki seorang guru.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar (generic teaching skill) atau keterampilan dasar teknik intruksional yaitu keterampilan yang bersifat generik atau mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkannya.
Keterampilan dasar mengajar (KDM) merupakan keterampilan yang kompleks,yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak.Di antara keterampilan yang sangat banyak tersebut terdapat delapan KDM yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar.
B.     Macam-Macam Keterampilan Dasar Mengajar
1)      Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran.
Menurut sugeng paranto (1979: 22-24), “yang dimaksud dengan siasat membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam setting belajar mengajar untuk menciptakan  prakondisi,sehingga perhatian serta sikap mental siswa dapat digiring atau siap serta involve pada  persoalan/kegiatan yang akan dilakukan”.
Menurut Wingkel (1986: 327) mengemukakan bahwa membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mentaldan menimbulkan  perhatian siswa agar terpusat pada apa yang akan dipelajari.
Tujuan pokok dari siasat membuka pelajaran (set induktion) adalah:
a.       Untuk menyiapkan mental siswa  agar involve atau siap memasuki persoalan/kegiatan yang akan dibicarakan /dilakukan
b.      Untuk menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang mau dibicarakan/dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Siasat menutup pelajaran (closure) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan menutup pelajaran ini bertujuan untuk:
a.       Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru saja dibahas/dipelajari sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi dari pokok persoalan yang baru saja diperbincangkan.
b.      Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelbicaraan/pelajaran  tersebut agar  Informasi yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat serta kemampuan pada masa-masa mendatang dalam kelanjutan proses belajar mengajar maupun penghidupannya.
c.       Mengorganisasikan semua kegiatan maupun pembicaraan yang telah dipelajari dalam pertemuan tersebut sehingga merupakan suatu kebulatan yang berarti dalam memahami esensi bahan yang dipelajari.

2)      Ketampilan Bertanya.
Menurut Saidiman (1994:23), bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta responsdari seseorang yang dikenal. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir.
Selanjutnya Sugeng Paranto (1979: 4154) menyebutkan dalam proses belajar mengajar,bertanya memegang peranan penting,sebab pertanyan yang tersusun baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan:
a.       Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
b.      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan
c.       Mengembangkan pola berfikir dan cara belajar aktif dari siswa yang bersangkutan sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
d.      Menuntun proses siswa, sebab pertanyaan yang baik membantu jawaban yang baik.
e.       Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Bagi para guru terutama yang belum mendapatkan penataran PBM atau lulusan Universitas, faktor-faktor yang  perlu diperhatikan dalam penyampaian pertanyaan adalah:
a.       Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.
b.      Pemberian acuan
Supaya siswa dapat menjawab dengan tepat dalam mengajukan pertanyaan, guru perlu memberikan informasi yang menjadikan acuan pertanyaan.
c.       Pemusatan kearah jawaban yang diminta
Pemusatan dapat dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang luas (terbuka), yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit.
d.      Pemindahan giliran menjawab
Pemindahan giliran menjawab dapat dikerjakan dengan cara meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama.
e.       Penyebaran pertanyaan
Untuk maksud tertentu guru dapat melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas, kepada siswa tertentu, atau menyebarkan respons siswa kepada siswa yang lain.
f.       Pemberian waktu berpikir
Dalam mengajukan pertanyaan, guru harus berdiam diri sesaat sebelum menunjuk siswa merespons pertanyaannya.
g.      Pemberian tuntutan
Bagi siswa yang mengalami kesukaran dalam menjawab pertanyaan, strategi pemberian tuntutan perlu dikerjakan. Strategi itu meliputi pengungkapan pertanyaan dengan bentuk atau cara yang lain, mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhanaatau mengulangi penjeklasan sebelumnya.
Selain itu,perlu juga diperhatikan oleh guru-guru terutama guru muda agar memperhatikan teknik bertanya.teknik bertanya ini berguna untuk meningatkan kualitas jawaban siswa .disamping guru harus memperhatikan ketiga faktor di atas.Teknik bertanya tersebut ialah:
a.       Teknik menunggu(memberi waktu yang cukup bagi siswa unutk berfikir)
Berikan waktu sejenak 1-5 detik kepada siswa untk berfikir dalam rangka untuk menemukan jawabannya,pemberian waktu untuk memberikan kesempatan berfikir pada siswa itu ada efek positifnya.
b.      Teknik renforcment.
Pemakaian yang tepat teknik ini akan menimbulakan sikap yang positif bagi siswa serta meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga memungkinkan pencapaian prestasi yang tinggi.
c.       Teknik menuntun dan menggali(prompting dan probing)
Prompting dan probing question dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban siswa.probing question ialah  pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban yang lebih lanjut
Jenis pertanyaan menurut taksonomi blum:
a.       Pertanyaan pengetahuan
b.      Pertanyaan pemahaman
c.       Pertanyaan penerapan
d.      Pertanyaan analisis
e.       Pertanyaan sintesis
f.       Pertanyaan evaluasi
Hal-hal yang harus dihindari guru dalam mengajukan pertanyaan adalah:
a.       Menjawab pertanyaan sendiri
b.      Mengulang jawaban siswa
c.       Mengulang-ulang pertanyaan sendiri
d.      Mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban serentak
Dalam pelaksanaannya, keterampilan bertanya memiliki keunggulannya, seperti kelas akan lebih hidup karena siswa tidak hanya mendengarkan ceramah saja. Dengan adanya sesi tanya jawab antara guru dan siswa, partisipasi siswa lebih besar dan berusaha mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk memberikan jawaban yang tepat, sehingga siswa menerima pelajaran dengan aktif (berpikir), tidak pasif (mendengarkan saja).
3)      Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan dasar mengajar lainnya yaitu keterampilan memberi penguatan(reiforcement) yaitu menurut I.G.A.K wardani dalam Teori Belajar Motivasi dan keterampilan mengajar (1994: 83).seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena “penguatan “merupakan dorongan bagi siswa untuk menigkatkan penampilannya,serta dapat meningkatkan perhatian.
Menurut Saidiman (1997 :116) memberikan penguatan di artikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.
Adapun tujuan diberikannya keterampilan memberikan penguatan adalah sebagai berikut :
a.       Meningkatkan perhatian siswa
b.      Melancarkan/ memudahkan proses belajar
c.       Membangkitkan dan mempertahankan motivasi
d.      Mengontril / mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang produktif
e.       Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar
f.       Mengarahkan pada cara berpikir yang baik/divergen dan inisiatif sendiri

Penguatan dapat dibedakan dalam bentuk :
a.       Verbal yaitu berupa kata-kata/kalimat pujian ,seperti bagus,tepat sekali,”saya puas dengan pekerjaanmu”.
b.      Non verbal,yaitu berupa:
§  Gerak mendekati
penguatan ini di kerjakan dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.
§  Gestural
Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerakan wajah / anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya, mengangkat alis, tersenyum, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan tanda setuju, menaikan ibu jari tanda “jempolan”, dan lain-lain.
§  Sentuhan
Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau menganagkat tangan siswa. Seringkali untuk anak-anak yang masih kecil, guru mengusap rambut kepala siswa.
§  Kegiatan yang menyenangkan
Penguatan ini dapat berupa, meminta siswa membantu temannya apabila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa memimpin kegiatan, dan lain-lain.
§  Token(sibol atau benda kecil)
Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam symbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini : komentar tertulis pada buku pelajaran, pemberian prangko, mata uang koleksi, bintang, permen, dan lain sebagainya.
Bentuk-bentuk pemberian penguatan menurut Wingkel (1986 :236) sebagai berikut :
a.       Perhatian kepada guru , kawan, atau objek diskusi
b.      Tingkah laku belajar, membaca, pekerjaan di papan tulis
c.       Penyelesaian hasil pekerjaan (PR)
d.      Kualitas pekerjaan / tugas (kerapian, keindahan)
e.       Perbaikan / penyempurnaan tugas
f.       Tugas-tugas mandiri

4)      Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan menggunakan variasi diadakan karena factor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaraman dalam penyajian kegiatan belajar.
Menurut Wingkel (1986: 139) keterampilan menggunakan variasi diartikansebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif.
Selanjutnya I.G.A.K wardani (1994: 83-88  dan 89-96)menyatakan, variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan dalam tujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa,serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi 3.bagian , yaitu:
a.       Variasi dalam gaya mengajar dapat di lakukan dalam berbagai cara seperti
§  Variasi suara :rendah, tinggi,besar, kecil
§  Memusatkan perhatian
§  Membuat kesenyapan sejenak
§  Mengadakan kontak pandang
§  Variasi kegiatan badan dan mimic
§  Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas.

b.      Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran
§  Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat
§  Variasi alat dan bahan yang dapat didengar
§  Variasi alat dan bahan yang dapat dimanipulasi
§  Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan

Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedang variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi,menelaah materi,latihan atau demonstrasi.

5)      Keterampilan Menjelaskan

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar atau pelatihan, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis,sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa.
Beberapa alasan diperlukannya keterampilan menjelaskan, menurut Saidiman (1994: 36) adalah:
a.       Pada umumnya interaksi komunikasi lisan di dalam kelas didominasi guru
b.      Sebagian besar kegiatan guru adalah informasi. Untuk itu efektifitas pembicaraan perlu ditingkatkan
c.       Penjelasan yang diberikan guru sering tidak jelas bagi siswa, dan hanya jelas bagi guru sendiri.
d.      Tidak semua siswa dapat menggali sendiri informasi yang diperoleh dari buku. Kenyataan ini menuntut guru untuk memberikan penjelasan kepada siswa untuk hal-hal tertentu.
e.       Sumber informasi yang tersedia dapat dimanfaatkan siswa sendiri sering sangat terbatas.
f.       Guru sering tidak dapat membedakan antara menceritakan dan memberikan penjelasan.
Menurut Saidiman (1994: 39), menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa, dan bukan indoktrinasi.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menjelaskan, yaitu:
a.       Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, atau di akhir jam pertemuan, tergantung keperluan.
b.      Penjelasan harus relevan dengan tujuan pelajaran
c.       Penjelasan dapat diberikan apabila ada pertanyaan dari siswa atau direncanakan oleh guru.
d.      Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa.
e.       Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dari siswa.

Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk :
a.       Membimbing siswa memahami berbagsi konsep,hukum,prinsip,atau prosedur
b.      Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa ”secara bernalar
c.       Melibatkan siswa menghayati berbagai proses penalaran
d.      Mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa
e.       Menolong siswa menghayati berbagai proses penelaran

Keterampilan menjelaskan terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut:
a.       Komponen perencanaan kegiatan mencakup :
Isi pesan (pokok-pokok materi) yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh-contoh
hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan(siswa)
b.      Komponen penyajian penjelasan mencakup hal-hal berikut:
§  Kejelasan yang dapat dicapai dengan berbagai cara,seperti: bahasa yang jelas, berbicara yang lancar, mendefinisikan istilah-istilah teknis, berhenti sejenak untuk melihat respon siswa.
§  Menggunakan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola pikir induktif atau pola pikir deduktif
§  Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara : penekanan suara, membuat istihsar atau mengemukakan tujuan.
§  Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa atau dengan mengajukan pertanyaan

Dalam menerapkan keterampilan menjelaskan,perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Penjelasan dapat diberikan pada awal,tengah ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
b.      Penjelasan harus sesuai dengan tujuan
c.       Materi yang dijelaskan harus bermakna
d.      Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa.

6)      Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi dinamakan juga konferensi, di dalamnya termasuk kegiatan untuk mengmbangkan aktivitas pertukaran ide antara guru-siswa, dan antar siswa.diutarakan topik tertentu untuk dibicarakan dan ditarik suatu kesimpulan. Guru bertindak sebagai moderator atau pimpinan diskusi. Dalam kegiatan diskusi dapat digunakan pendekatan ekspositori dan inkuiri. Ekspositori diambil jika guru berperan lebih otoriter, biasanya keputusan akhir dari diskusi, berupa jawaban benar dan salah.
Diskusi dengan pendekatan inkuiri akan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok diskusi berpartisipasi seluas-luasnya. Pada akhir diskusi, kesimpulan diambil oleh seluruh anggota. Guru bertindak sebagai fasilitator.
Dalam melaksanakan diskusi sebagai metode mengajar perlu diketahui bahwa diskusi itu akan menimbulakn nilai-nilai positif yang berbeda-beda. Diskusi yang diselenggarakan di sekolah-sekolah dasar akan berbeda dengan diskusi yang dilaksanakan di sekolah-sekolah menengah atau perguruan tinggi. Yang penting ialah apakah setiap anak sudah mau mengemukakan pendapatnya, apakah setiap anak sudah menjaga dan mematuhi etika dalam berbicara dan sebagainya, barulah diperhatikan apakah pembicaraannya memberikan kemungkinan memecahkan persoalan diskusi.
Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar, yang penggunaannya cukup sering dilakuakan. Ciri-ciri diskusi kelompok kecil adalah:
a.       Melibatkan 3-9 orang peserta
b.      Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal,artinya setiap anggota dapat berkominukasi langsung dengan anggotanya.
c.       Mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota lainnya.
d.      Berlangsung menurut proses sistematis

Diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa:
a.       Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah.
b.      Meningkatkan pemahaman terhadap masalah penting.
c.       Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
d.      Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi.
e.       Membina kerjasama yang sehat,kelompok yang kohesif,dan bertanggung jawab.

Komponen ketermapilan yang perlu dimiliki oleh pimpinan diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut :
a.       Memusatkan perhatian,yang dapat dilakukan dengan cara:
§  Merumuskan tujuan diskusi secara jelas.
§  Merumuskan kembali masalah,jika terjadi penyimpangan.
§  Menandai hal-hal yang tidak relevan.
§  Merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu
§  Merumuskan tujuan diskusi secara jelas.
§  Merumuskan kembali masalah,jika terjadi penyimpangan.
§  Menandai hal-hal yang tidak relevan.
§  Merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu.

b.      Memperjelas masalah atau urunan pendapat, dengan cara:
§  Menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta.
§  Mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat anggota lain.
§  Menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi.
c.       Menganalisis pandangan
§  Meneliti apakah alasan yang dikemukakan mempunyai dasar yang kuat.
§  Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.
d.      Menigkatkan partisipasi siswa.
§  Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka unutk berfikir.
§  Memberi contoh pada saat yang tepat.
§  Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat.
e.       Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
§  Memancin pendapat peserta yang enggan berpartisipasi.
§  Memberikan kesempatan pertama pada peserta yang enggan berpartisipasi.
§  Mencegah secara bijaksana peserta yang suka memonopoli pembicaraan.
§  Mendorong mahasiswa unutk mengomentari pendapat temannya.
§  Meminta pendapat siswa jika terjadi jalan buntu.
f.       Menutup diskusi
§  Merangkum hasil diskusi
§  Memberikan gambaran tidak lanjut
§  Mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.

Dalam melakukan diskusi perlu diperhatikan hal-hal berikut :
a.       Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka.
b.      Diskusi yang efektif selalu didahului oleh perencanaan yang matang yang mencakup:
§  Topik yang sesuai
§  Persiapan informasi pendahuluan
§  Menyiapkan diri sebagai pimpinan diskusi
§  Pembentukan kelompok diskusi
§  Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota kelompok bertatap muka.




7)      Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar mengajar yang serasi dan efektif.
Guru perlu menguasai keterampilan ini agar dapat :
a.       Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktifitas yang sedang berlangsung.
b.      Menyadari kebutuhan siswa
c.       Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa
d.      Setiap anak yang berada di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tecapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.



Sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila :
a.       Setiap anak terus bekerja, tidak macet. Artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
b.      Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu. Artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.

Komponen keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang guru dalam mengelola kelas adalah:
a.       Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara berikut:
§  Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama mendekati,memberikan pertanyaan atau memberi reaksi terehadap gangguan dalam kelas.
§  Membagi perhatian secara visual dan vebal.
§  Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan  siswa dan menuntut tanggung jawab siswa.
§  Membari petunjuk-petunjuk yang jelas.
§  Menegur dengan bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas bukan berupa ocehan,serta membuat aturan.
§  Memberikan penguatan bila perlu.
b.      Ketetampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkiatan dengan respon guru terhadap respon negatif siswa yang berkelanjutan.untuk mengatasi hal ini guru dapat menggunakan 3 jenis strategi yaitu: modifikasi tingkah laku,pengelolaan (proses) kelompok serta menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.
§  Modifikasi tingkah laku. Dalam strategi ini terdapat 3 hal pokok yang harus dikuasai guru yaitu:
a)      Mengajar tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara memberi contoh dan bimbingan.
b)      Menigkatkan munculnya tingkahlaku siswa yang baik dengan memberikan penguatan
c)      Menguragi munculnya tingkah laku yang kurang baik dengan memberi hukuman.
Ketiga hal tersebut harus dilakukan oleh guru dengan catatan bahwa pelaksanaan dilakukan setelah perilaku terjadi dan hukuman harus diberikan secara pribadi dan sendiri, hanya jika diperlukan.
§  Pengelompokan proses kelompok. Dalam strategi ini kelompok dimanfaatkan unutk memecahkan masalah-masalah pengelolaan kelas yang muncul,terutama melalui diskusi dua hal yang perlu dilakukan guru adalah:
a)      Memperlancar tugas-tugas dengan cara mengusahakan terjadinya kerjasama dan memantapkan standart serta prosedur kerja.
b)      Memelihara kegiatan kelompok,dengan cara memelihara dan memulihkan semangat,menangani konflik yang timbul,serta memperkecil masalah yang timbul.
§  Menemukan dan mengatasi tingah laku yang bermasalah. Dalam strategi ini perlu ditekankan bahwa setiap tingahlaku yang keliru merupakan gejala dapa suatu sebab ,untuk mengatasinya ada berbagai teknik yang dapat diterapakan adalah:
a)      Pengabaian yang direncanakan
b)      Campur tangan dengan isyarat
c)      Mengawasi dari dekat
d)     Mengakui perasaan negatif siswa
e)      Mendorong kesadaran siswa untuk mengungkapakan permasalahannya
f)       Menjauhkan benda-benda yang bersifat mengganggu
g)      Menyusun kembali program belajar
h)      Menghilangkan ketegangan dengan humor
i)        Menghilangkan penyebab gangguan
j)        Pengekangan secara fisik
k)      Pengasihan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola kelas:
a.       Kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar yang dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
b.      Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa unutk berfikir
c.       Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
d.      Keluesan guru/dosen dalam pelaksanaan tugas
e.       Penekanan hal-hal yang bersifap positif
f.       Penanaman disiplin diri sendiri.

Selanjutnya dalam mengelola kelas guru hendaknya menghindari hal-hal berikut:
a.       Campur tangan yang berlebihan
b.      Penghentian suatu pembicaraan karena ketidak siapan guru
c.       Ketidak pastian memulai dan mengakhiri pelajaran
d.      Penyimpangan,terutama yang berkaitan dengan disiplin diri.
e.       Bertele-tele
f.       Pengulangan penjelasan yang tidak diperlukan

8)      KeterampilanMengajar Kelompok Kecil Dan Individual

Individu adalah suatu kesatuan yang masing-masing memiliki ciri khasnya, dan karena itu tidak ada dua individu yang sama, satu dengan yang lainnya berbeda. Ini dapat disebut sebagai kepastian dan kenyataan.
Perbedaan individual dapat dilihat dari dua segi, yakni segi horizontal dan segi vertikal. Perbedaan dari segi horizontal, setiap individu berbeda dengan individu laiinya dari aspek mental, seperti: tingkat kecerdasan, abilitas, minat, ingatan, emosi, kemauan, dan sebagainya. Perbedaan dari segi vertikal, tidak ada dua individu yang sama dari aspek jasmaniah, seperti bentuk, ukuran, kekuatan, dan daya tahan tubuh. Perbedaan-perbedaan itu masing-masing memiliki keuntungan dan kekurangan.
Antara siswa satu dengan siswa yang lainnya berbeda intelegensi, jasmani, sosial, dan emosiaonalnya. Dengan perbedaan-perbedaan yang telah disebutkan di atas, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk melayani perbedaan individual dalam proses belajar mengajar di sekolah. Cara-cara tersebut antara lain sebagai berikut:
a.       Akselerasi dan program tambahan.
Terhadap para siswa yang cerdas, agar perkembangannya berjalan sesuai dengan kemampuannya dapat dilakukan cara akselerasi dan pelajaran tambahan.
b.      Pengajaran individual.
Setiap individu diberikan tugas masing-masing sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
c.       Pengelompokan informal.
Tiap kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari individu-individu yang berbeda sesuai dengan minat dan abilitasnya masing-masing. Di dalam kelompok-kelompok itu, siswa bekerja dan belajar lebih menyenangkan dan merangsang. Guru bertindak sebagai konsultan yang bergerak dari satu kelompok ke kelompok yang lainnya terutama bila diperlukan oleh pimpinan kelompok atau anggota-anggota kelompok itu.
Pembentukan kelompok berdasarkan pilihan siswa sendiri, tidak dibentuk berdasarkan abilitas siswa, atau karena pilihan secara bebas dan rahasia. Mereka membentuk kelompok karena hubungan informal sehari-hari dan bersifat heterogen. Masing-masing individu bekerja berdasarkan minat, abilitas, kapasitas, kebutuhan, dan kematangannya.

Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks pengajaran klasikal. Di dalam kelas,seorang guru mungkin menghadapai banyak kelompok kecil serta banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan.
Peranan guru :
a.       Organisator kegiatan belajar mengajar
b.      Sumber informasi bagi siswa
c.       Pendorong bagi siswa untuk belajar
d.      Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
e.       Pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan
f.       Peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainya.

Pengajaran kelompok kecil dan perorangan masing-masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan penanganan siswa. Keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru yaitu:
a.       Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara :
§  Kehangatan dan kepekaan siswa
§  Berperan sebagai penasehat
§  Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.
b.      Prinsip penggunaan
§  Variasi pengorganisasian kelas besar,kelompok, perorangan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, kemampuan siswa ketersediaan fasilitas,waktu serta kemampuan.
§  Tidak semua topik  dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan perorangan. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara klasikal.
§  Pengajaran kelompok kecil yang efektif  selalu diakhiri dengan suatu kulminasi berupa rangkuman, pemantapan,kesepakatan,laporan dan sebagainya.
§  Guru perlu mengenal siswa secara perorangan (individual) agar dapat mengatur kondisi belajar yang tepat.
§  Dalam kegiatan belajar perorangan ,siswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yang disiapkan.

Keberhasilan studi siswa dipangaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar mahasiswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar ,cara mengajar guru, sistem pemberian umpan balik dan sebagainya. Faktor-faktor dari dalam siswa mencakup kecerdasan,strategi belajar motifasi dan sebainya.





















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
          Agar seorangguru memiliki kemampuan mengajar yang berkualitas dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar harus memiliki delapan keterampilan dasar, yaitu:
1.      Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2.      Keterampilan bertanya.
3.      Keterampilan memberi penguatan.
4.      Keterampilan mengadakan variasi.
5.      Keterampilan menjelaskan.
6.      Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
7.      Keterampilan mengelola kelas.
8.      Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.












DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Drs. H. Abu dan Drs. Joko Tri Prasetya.1997.Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Dr. Suharsimi.1992.Pengelolaan Kelas dan Siswa.Jakarta: Rajawali.
Davies, Ivor K.1991.Pengelolaan Belajar.Jakarta: Rajawali.
Hamalik, Oemar.2008.Proses Belajar Mengajar.jakarta: Bumi Aksara.
Hardy, Malcolm dan Steve Heyes.1988.Pengantar Psikologi.Jakarta: Erlangga.
Uno, Hamzah B.2008.Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.
http://abduh165.wordpress.com/matematika/dppm/delapan-keterampilan-dasar-mengajar-matematika/

0 komentar:

Posting Komentar

 

shandy tiara Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review