Kamis, 03 April 2014

Pengelolaan kelas

Diposting oleh Unknown di 17.38

disusun oleh : kelompok 12
dosen pengampu : Widodo Winarso,M.Pd.I
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Peranan guru sebagai manajer dalam kegiatan belajar di kelas sudah lama diakui sebagai salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran saja tetapi juga harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan, penerapan strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah air. peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.
B.     RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas yaitu:
1.      Pengertian dan tujuan pengelolaan kelas.
2.      Strategi, Fungsi dan Prosedur Pengelolaan Kelas.
3.      Komunikasi dan Iinteraksi Pengelolaan Kelas.
4.      Motivasi Belajar.




C.    TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan penulis dan pembaca dalam bidang pembelajaran khususnya yaitu mengenai pengelolaan kelas dan interaksi. Adapun rincian yang ingin di capai dalam pembahasan makalah penulis adalah :
1.      Agar dapat memahami Pengertian, dan Tujuan pengelolaan Kelas.
2.      Agar dapat Mengetahui Strategi, Fungsi, dan Prosedur Pengelolaan Kelas.
3.      Agar dapat Mengetahui Komunikasi dan Iinteraksi Pengelolaan Kelas.
4.      Agar dapat Mengetahui Motivasi Belajar Mahasiswa.
D.    MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah yang penulis susun adalah ada beberapa poin yang dapat di ambil sebagai bahan pembelajaran yang bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.
Adapun manfaat yang bisa di ambil dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Dapat memahami Pengertian, dan Tujuan pengelolaan Kelas.
2.      Dapat Mengetahui Strategi, Fungsi, dan Prosedur Pengelolaan Kelas.
3.      Dapat Mengetahui Komunikasi dan Iinteraksi Pengelolaan Kelas.
4.      Dapat Mengetahui Motivasi Belajar Mahasiswa.












BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian dan Tujuan Pengelolaan Kelas
1.      Pengertian
Pengelolaan dalam kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat berlangsung secara optimal.Secara sederhana , hubungan antara pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran dapat digambarkan sebagai berikut:


 



Gambar diatas menunujukan bahwa pengelolaan kelas tidak untuk langsung mencapai tujuan pengajaran, tetapi agar pengelolaan pengajaran dapat berlangsung dengan baik hingga dapat mencapai tujuan pengajaran .
Juga tampak bahwa tindakan pengelolaan kelas tidak hanya pada permulaan , tetapi dapat terjadi sepanjang pengajaran bila memanag diperlukan.
1. Jenis masalah pengelolaan kelas
            Masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokan menjadi dua yaitu masalah yang bersumber dari siswa dan masalah yang bersumber dari kondisi tempat belajar mengajar.Masalah yang bersumber dari siswa dapat dikelompokan menjadi dua yaitu masalah individual dan masalah kelompok.Sesuai dengan sebutannya : masalah individual adalah masalah yang sumber penyebabnya adalah individu,sedangkan masalah kelompok adaalah masalah yang sumber penyebabnya adalah kelompok.
            Agar dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien ,kehati-hatian dapat diperlukan dalam mengenal apakah suatu masalah adalah masalah individual atau masalah kelompok.
2. Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelas
            James Cover dan kawan – kawan mengemukakan ada tiga pendekatan,yaitu
a.Pendekatan modifikasi perilaku
            Pendekatan ini memanfaatkan hasil penelitian tentang bagaimana tingkah laku manusia terbentuk melalui hubungan manusia dengan lingkungan guna merumuskan teknik-teknik yang dapat diandalkan dalam membina manusia.Teknik-teknik tersebut diantaranya:
1. Penguatan Negatif
a) Pengertian penguatan negative
Penguatan negatif adalah pengurangan hingga penghilangan suatu stimulus yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulang kembali suatu tingkah laku yang timbul sebagai akibat dari pengurangan atau penghilangan tersebut.
Sebagai contoh , misalnya guru ingin agar siswa berani mengluarkan pendapat ,guru selalu menunjuk langsung siswa yang tidak berani mengeluarkan pendapat  (stimulus tidak menyenangkan ).
b)Kelemahan penguatan negative
Adapun kelemahan nya yaitu:
ü  Stimulus tidak menyenangkan yang diciptakan oleh guru dapat dirasakan sebagai hukuman yang berat oleh siswa sehingga akan menyebabkan hubungan antara siswa dan guru terganggu.
ü  Karena stimulus yang tidak menyenangkan dapat dirasakan sebagai hukuman yang berat bagi siswa , siswa dapat melakukan tindakan – tindakan agresif maupun tindakan menarik diri.
ü  Penggunaan stimulus tidak menyenangkan dapat dicontoh oleh siswa dan digunakan dalam kehidupan sehari-haritanpa mempertimbangkan efek – efek negative nya.

c. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan penguatan negative:
§  Hindarkan penberian stimulus yang menyakitkan
§  Sasrannya jelas
§  Pemberian penguatan dengan segera
§  Menyajikan stimulus yang bervariasi
§  Keantusiasan
§  Dikombinasikan dengan teknik lain

2) Penghapusan
a) Pengertian penghapusan
Penghapusan adalah kebalikan dari penuatan , khususnya penguatan  positif. Penghapusan dapat diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku siswa yang semula dikuatkan dengan respons tersebut.
      Sebagai contoh , seorang siswa yang selalu mengomentari penjelasan guru saat guru sedang menerangkan misalnya mungkin karena setiap kali siswa mengomentari penjelasan guru,guru selalu memberikan respons yang memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkeberatan dengan komentar-kimentar seperti itu (padahal guru sebenarnya tidak mengharapkan komentar seperti itu). Untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan siswa tersebu , salah satu teknik yang dapat digunakan adalah penghapusan yaitu dengan menghentikan pemberian respons yang memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkeberatan terhadap kebisaan tersebut.
b) Kelemahan penghapusan
ü  Pada awal penerapannya , frekuensi dan intensitas tingkah laku yang akan dihapus cenderung meningkat.
ü  Rasa kecewa karena tidak memperoleh penguatan yang diharapkan dapat menyebabkan siswa melakukan tindakan-tindakan agresif atau sebaliknya menrik diri.
ü  Karena bentuk dasar dan teknik ini adalah sikap seolah-olah tidak memberikan respons , dapat member kesan kepda siswa yang tidak dikenakan teknik ini bahwa guru memperbolehkan tingkah laku yang tidak direspons tersebut sehingga mungkin ada yang meniru.
ü  Adakalanya sulit ditemukan penguatan yang membentuk tingkah laku siswa yang menyimpang sehingga menyulitkan bagi guru dalam menggunakan teknik penghapuasan.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan penghapusan
*      Untuk mengurangi kekecewaan siswa sebagai akibat ditiadakannya pengukuh yang diharapkan ,sebaiknya teknik ini dikombinasikan dengan teknik-teknik lain ,khususnya teknik penguatan positif,bila ternyata ada hal-hal positif yang dilakukan oleh siswa
*      Bila guru sulit menemukan penguatan yang membentuk tingkah laku siswa, lalu setelah mencoba-coba beberapa pengukuh ternyata gagal,sebaiknya digunakan dalam teknik lain agar siswa tidak terlalu larut dalam tingkah laku yang dihapus tersebut.
*      Dibutuhkan waktu yang relative lama dalam menghilangkan tingkah laku siswa yang menyimpang bila menggunakan teknik penghapusan.
*      Bila suatu penguatan telah ditetapkan untuk tidak diberikan kepada siswa , maka sedapat-dapat nya penguatan tersebut  benar-benr tidak diberikan.
3) Hukuman
a)Pengertian hukuman
Hukuman adalah penyajian stimulus tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera tingkah laku siswa yang tidak diharapkan.
b)Bentuk-bentuk hukuman
·         Hukuman fisik
·         Hukuman dengan kata-kata atau kalimat yang tidak menyenangkan
·         Hukuman dengan stimulus fisik yang tidak menyenangkan
·         Hukuman dalam bentuk kegiatan yang tidak menyenangkan
c)Keunggulan dan kelemahan hukuman
Keunggulan utama dari hukuman adalah bahwa pemakaiannya dengan tepat akanmdapat menghentikan dengan segera tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar-mengajar
Adapun kelemahannya yaitu:
·         Hubungan antara guru dan siswa menjadi terganggu.
·         Siswa menarik diri dari kegiatan belajar-mengajar.
·         Siswa melakukan tindakan-tindakan agresif.
·         Siswa mengalami gangguan psikologis.
d) Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hukuman
ü  Sedapat mungkin aturan tentang hukuman diciptakan bersama antara guru dan siswa ,atau minimal disepakati oleh siswa.
ü  Hukuman hendaknya diberikan segera setelah pelanggaran terjadi sehingga siswa memiliki kesan yang kuat tentang kaitan antara pelanggaran dan hukuman.
ü  Sedapat mungkin hukuman dikombinasikan dengan teknik lain ,terutama penguatan positif ,bila memang ada hal-hal positif pada diri siswa.
ü  Setelah menghukum siswa ,guru hendak nya bersikap wajar seperti keadaan sebalim menghukum siswa agar hubungan yang mungkin terganggu sebagai akibat pemberian hukuman tersebut dapat pulih kembali.
ü  Bentuk-bentuk hukuman yang digunakan hendaknyabervariasi agar siswa tidak menjadi jenuh atau kebal dengan suatu bentuk hukuman.
b)Pendekatan iklim social emosional
Pendekatan iklim social emosional bertolak dari psikologis klinis dan konseling,dengan anggapan dasar bahwa kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien mempersyaratkan hubungan social emosional yang baik antara guru dan siswa dan atara guru dan siswa.
Terdapat dua kelompok sikap yang diperlukan untuk menciptakan hubungan baik dengan siswa,yaitu :
a)      Sikap umum
Ada sejumlah sikap umum yang dianjurkan oleh penganut pendekatan ini. Sikap-sikap tersebut adalah:
Ø  Sikap terbuka
Sikap terbuka mengandung arti bahwa guru mengkomunikasikan apa adanya kepada siswa perasaan maupun pikirannya tentang suasana kegiatan belajar-mengajar.
Ø  Sikap menerima dan menghargai siswa sebagai manusia
Menerima dan menghargai siswa sebagai manusia berarti bahwa guru mengakui perbedaan individual dan menghormati perbedaan tersebut.
Ø  Sikap empati
Sikap empati berarti guru memandang siswa dari susut pandang siswa sendiri.
Ø  Sikap membicarakan situasi pelanggaran dan bukan pelaku pelanggaran.
Ø  Sikap demokratis
Sikap demokratis mengandung makna bahwa guru banyak melibat kan siswa dalam berbagai keputusan yang menyangkut kepentingan siswa.Secara terinci Rudolf Pearl Cassel menngemukakan cirri-ciri guru yang demokratis ,antara lain :
-          Bertindak sebagai pembimbing dan bukan penguasa
-          Berbicara dngan suara ramah dan bukan suara lantang
-          Menggunakan ajakan dan bukan perintah
-          Menggunakan motivasi dan bukan tekanan
-          Menggunakan stimulus dan bukan paksaan
-          Menawarkan usul dn bukan memaksaan gagasan
-          Mengendalikan dan bukan menguasai
-          Membangun keberanian dan bukan mencela
-          Mengakui prestasi dan ukan mencari-cari kesalahan
-          Menolong dan bukan menghukum
-          Tanggung jawab dipecah-pecah dalam kelompok dan bukan dipegang sendiri
b)Sikap khusus
Rudolf  Dreikus dan Pearl Cassel mengelompokan tingkah laku siswa yang biasanya mengganggu jalannya kegiatan belajr mengajar menjadi empat kelompok.
Siswa yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu berusaha memaai berbagai cara untuk menarik perhatian guru.
Siswa yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha mengalahkan orang lain.
Siswa yang memiliki tingkah laku membalas ddam akan selalu melakukan tindakan-tindakan yang menyakiti orang lain ,baik secara fisik maupun secara psikis.
Untuk menanggulangi siswa dengan tingkah laku tersebut keduanya menyarankan agar guru bersikap sebagai berikut :
1)      Untuk siswa dengan tingkah laku menarik perhatian ,bila siswa berusaha menarik perhatian dengan cara-cara negative ,guru bersikap masa bodoh. Akan tetapi, bila secara mandiri siswa sulit menampilkan hal-hal positif yang pantas diperhatikan , guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat menampilkannya.
2)      Untuk tingkah laku menguasai ,kepada siswa perlu diberikan tugas-tugas yang bersifat memimpin atau memerlukan keberanian serta kekuatan fisik.
3)      Untuk tingkah laku membalas dendam , bila siswa menunjukan tingkah laku tersebut,sikap awal dari guru adalah tidak menghiraukan dan tetap dngan ekspresi wajah yang wajar.Menurut Dreikus dan Cassel , tingkah laku ini paling sulit diaatasi , karena itu disarankan agar penanggulangannya diserahkan kepada psikolog dan spesialis lain yang relevan sedangkan guru hanya sebagai pembanti pelaksana dikelas.
4)      Untuk tingkah laku merasa tidak mampu, salah satu sikap yang sangat diharapkan dari guru adalah tidak menyalahkan siswa secara langsung bila siswa melakukan kesalahan.Pada sisi lain , diharapkan guru terus memberikan dorongan kepada siswa agar mampu berpartsipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
c)Pendekatan proses kelompok
Pada awal pelajaran , para siswa biasanya masih merupakan kerumunan orang dengan tujuan , pikiran ,perasaan yang sangat berbeda . Tugas guru adalah memadu kepentingan – kepentingan perseorangan tersebut menjadi kelompok , kemudian membentuk kerumunan tersebut menjadi satu kelompok dengan ikatan yang kuat dan mampu bekerja sama secara produktif.
Unsur- unsure penting yng amat diperlukan adalah :
a)      Tujuan kelompok
Karena para siswa biasanya hadir dikelas dengan tujuan yang berbeda , maka tugas guru yang pertama adalah mengarahkan para siswa ke tujuan kelas ,khususnya tujuan pengajaran.
b)      Aturan
Aturan yang mampu mengikat siswa menjadi kelompok yang padu adalah aturan yang dibuat bersama antara guru dan siswa , atau minimal disetujui oleh siswa. Bila ada siswa yang tidak menyetujui aturan yang akan digunakan dalam kelompok , akan mengurang daya ikat aturan tersebut bagi kelompok.
c)      Pemimpin
Sorang guru dengan sendirinya akan menjadi kelompok siswa dikelas tempat ia mengajar.Dalam rangka menciptakan dan memelihara suasana kerja kelompok yang sehat , ada beberapa hal yang perlu dilakukan . Hal- hal tersebut adalah:
Ø  Mendorong dan memeratakan partisipasi
Ø  Mengusahakan kompromi
Ø  Mengurangi ketegangan
Ø  Memperjelas komunikasi
Ø  Mengatasi pertentangan antarpribadi dan antar kelompok
Ø  Menunjukan kehadiran
Ø  Menerapkan sanksi
2.       Dimensi-dimensi pengelolaan kelas
            Di dalam menjalankan proses pembelajaran di kelas ada beberapa dimensi-dimensi dalam pengelolaan kelas yang harus terpenuhi oleh pendidik dan peserta didik dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Adapun dimensi-dimensi pengelolaan kelas sebagai berikut :
1)      Dimensi Pencegahan
Dimensi Pencegahan (preventif) dapat merupakan tindakan guru dalam mengatur siswa dan peralatan atau format belajar mengajar yang tepat. Dalam rangka pembinaan pengelolaan disekolah kita dapat menempuh berbagai usaha antara lain :
a)      Meningkatkan kecerdasan diri dari guru
b)      Meningkatkan kesadaran siswa
c)      Sikap tulus dari guru
d)     Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan
e)      Membuat kontrak sosial
2)      Dimensi tindakan (action)
Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan guru bila terjadi masalah pengelolaan. Adapun hal yang bisa dijadikan pertimbangan bagi guru dan dosen dalam melakukan tindakan adalah :
a)      Lakukan tindakan dan bukan ceramah
b)      Do not bargain
c)      Gunakan “kontrol” kerja
d)     Nyatakan peraturan dan konsekuensinya
3)      Dimensi penyembuhan
Dimensi penyembuhan dimaksudkan untuk membina kontrak sosial yang tidak jalan. Bentuk dari situasi ini , (a) siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah, (b) siswa menolak konsekuensinya, (c) siswa menolak sama sekali aturan khusus yang sudah dibuat, dan lain sebagainya .
Adapun langkah-langkah penyembuhan dapat guru atau dosen lakukan sebagai berikut :
a)      Membuat rencana
b)      Menentukan waktu pertemuan
c)      Pemecahan masalah / kontrak individual
d)     Melakukan kegiatan tindak  lanjut
5. Kondisi dan situasi belajar dikelas
1)      Kondisi fisik
a.       Ruangan tempat berlangsungnya tempat belajar mengajar :
-          Jenis kegiatan (dalam kelas / diruang praktikum)
-          Jumlah siswa yang melakukan kegiatan
b.      Pengaturan tempat duduk
-          Berbaris
-          Pengelompokan
-          Setengah lingkaran
-          Berbentuk lingkaran
-          Individu
-          Ruang kelas yang tidak normal
c.       Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa antara lain jendela yang cukup besar agar cahaya matahari masuk dan udara sehat.
d.      Pengaturan penyimpanan barang-barang
Penyimpanan barang hendaknya disimpan ditempat khusus yang mudah dicapai, dan di atur sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebuut segera dapat digunakan.
2.      Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum pengelolaan kelas adalah penyedian fasilitas bagi bermacam macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual dalam kelas. Fasilitas yang demikian itu memungkinkan siwa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa. (Sudirman N, 1991, 311)
Suharsimi Arikunto (1988 : 68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.[5]
Terkait dari penjelasan diatas dalam hal pengelolaan kelas dapat pula  ditinjau dari segi interaksi komunikatif. Artinya seorang guru dituntut mampu mengatur segala kondisi apapun yang terjadi didalam kelas saat pebelajaran berlangsung agar terciptanya komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan murid, murid dengan guru sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan baik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan sekaligus meringankan tugas guru atau wali kelas.


B. Strategi, Fungsi dan Prosedur Pengelolan Kelas
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator. Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalamkelas. Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.


1.      Fungsi Guru dalam Strategi Pengelolaan Kelas
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai valuator.
a)   Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
b)   Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain :
- Mengetahui 
- Mengerti 
- Mengaplikasikan 
- Analisis 
- Sintesis (analisis dalam berbagai sudut) 
- Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka
c) Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas : Merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
d)    Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
2.      Pengaturan Kelas
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :
o Pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran.
o Pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran dikelas agar tercipta suasana yang menggairahkan dalam belajar.
o Pengelompokan siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa itu sendiri.
3.      Penerapan suatu Sistem dalam Mengelola Kelas
Mengelola kelas itu merupakan pembuatan  keputusan-keputusan yang direncanakan bukan keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan darurat jika seorang guru, dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh terhadap siswa kepada kepala sekolah dan disitu ditegur, mungkin  si guru telah tenang kembali merasa bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah terjadi lagi pelanggaran serupa oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jika demikian, ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian , ia tidak konsisten biasanya antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah dikelas akan menolong guru dari dilema-lema  seperti itu. Dasar dari pendekatan yaitu bahwa perilaku yang baik dikelas sebagian dapat dibentuk dengan cara memberikan ganjaran atau tidak.
1.      Teknik mendekati. 
Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif , tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.
2.      Teknik memberikan isyarat. 
Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3.      Teknik mengadakan humor.
 Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4.  Teknik tidak mengacuhkan.
 Untuk menerapkan  cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
3.      Teknik yang keras. 
Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya dalam kelas.
4.      Teknik mengadakan diskusi secara terbuka. 
Bila kenakalan di kelas mulai bertambah, sering guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
5.      Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur. 
Kadang-kadang masalah kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apbila guru berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
6.      Mengadakan analisis. 
Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurang$i keresahan siswanya.
7.      Mengadakan perubahan kegiatan. 
Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan mereka.
8.      Teknik menghimbau.
 Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.



C. Komunikasi dan Interaksi
Kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok menghendaki peninjauan pada aspek perbedaan individual anak didik. Postur tubuh anak didik yang tinggi sebaiknya di tempatkan di belakang. Anak didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya di tempatkan di depan kelas. Dengan begitu, mata anak didik yang minus dapat melihat tulisan di papantulis dengan cukup baik. Penempatan anak didik yang mengalami ganggung pendengaran didepan akan mempermudah si anak untuk menyimak apa yang disampaikan guru.
D. Motivasi Pembelajaran
1. Arti Pentingnya Motivasi dalam Pembelajaran .
Istilah Motivasi berasal dari bahasa latin Movere yang bermakna bergerak, istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku manusia.
Dalam proses pembelajaran dikenal dengan adanya motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan motivasi yang diterapkpan dalam kegiatan belajar mengajar dengan keseluruhan penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dalam mencapai satu tujuan. Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam memberi rangsangan, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah kegiatan yang merubah tingkahlaku melalui latihan dan pengalaman sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari penguatan uang dilandasi untuk mencapai tujuan.
Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta memngarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguuh untuk belajar dan bermotivasi untuk mencapai prestasi.
Motivasi belajar akan timbul karena faktor instrinsik atau faktor dalam diri manusia yang disebabkan oleh dorongan atau keinginan akan kebutuuhan belajar, harapan dan cita-ciita. Faktor ekstrinsik juga mempengaruhi dalam motivasi belajar . Faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang menyenangkan, dan kegiatan belajar yang menarik.
Ada beberapa peran motivasi yang penting dalam belajar dan pembelajaran diantaranya :
a.    Peran motivasi dalam penguatan belajar.
b.    Usaha untuk memberi bantuan dengan rumus matematika dapat menimbulkan penguatan belajar.
c.    Peran motivasi dalam memperluas tujuan belajar.
d.   Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar yang dapat menggerakan mesin. Motivasi yang baik dan memadai dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dalalm belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar dikelas.
Adapun beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalalm pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.    Memberikan penghargaan dalam bentuk kata-kata, seperti ucapan bagus sekali, hebat dan menakjubkan.
b.    Memberikan nilai ulangan sebagai pemacu siswa untuk belajar lebiih giat.
c.    Menumbuhkan dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa.
d.   Mengadakan permainan dan mengadakan simulasi.
e.    Menumbuhkan persaingan dalam diri siswa.
f.     Memmberikan contoh yang positif.
g.    Penampilan guru dan dosen (pendidik).

2. Sumber-Sumber Motivasi dalam Pembelajaran
Motivasi seorang siswa, mahasiswa (pesreta didik) dan guru , dosen (pendidik) dapat bersumber dalam diri seseorang individu yang kita kenal dengan intrinsik motivator atau motivasi internal dan dapat ppula dari luar seseorang individu dengan istilah ekstrinsik motivation atau motivasi eksternal. Motivasi yang bersumner intrinsik dan eksternal dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif.
Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang itu untuk belajar antara lalin :
a.       Ada sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
b.      Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju.
c.       Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.
d.      Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengann koperasi atupun kompetensi.
e.       Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman.
f.       Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.
Adapun beberapa motivasi yaitu :
1). Motivasi Internal (Inttrinsik Motivation)
Motivasi internal merupakan daya dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukakn sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika kkita bawa dalam kegiatan pembelajaran motivasi internal merupakan daya dorong seseoranng individu untuk terus belajar berdasarkan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak yang berhubungan denngan aktivitas belajar.
2). Motivasi Eksternal
Motivasi eksternal merupakan daya dorongandari luar diri seseorang siswa berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri . Adapun model-model motivasi eksternal (Ekstrinsik Motivation) dalam kegiatan pembelajaran menurut Winkel (1989:94dalalm Yamin (2007) sebagai berikut :
a.       Belajar demi memenuhi kewajiban
b.      Belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan.
c.       Belajar demi menghindari hukuman.
d.      Belajar demi meningkatkan gengsi.
e.       Belajar demi memperoleh pujian dari orang-orang penting seperti, orang tua, guru, dan teman-teman.
f.       Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan pangkat.
3.    Dasar-Dasar Pemberian Motivasi
Salah satu tugas pokoko yang melekat pada diri seseorang pendidik adalah sebagai motivator bagi peserta didik agar memiliki semangat dan kemauan untuk lebih giat belajar.
Ada dua motivasi yanng dapat timbul pada diri siswa , yaitu motivasi yang tumbuh dan kesadaran pribadi untuk melakukan sesuatu yang disorong oleh keinginan, cita-cita, harapan (Motivasi Internal), dan ada pula motivasi yanng muncul dari luar diri siswa (Motivasi Eksternal).
Petunjuk praktis yang dilakukan seorang guru dalam membangkitkakn motivasi siswa (peserta didik) belajar dikelas , adalah sebagai berikut :
a)      Menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik.
b)      Hadiah / Reward . b erikan hadiah untuk siswa yang berprestasi.
c)      Saingan / Kompetisi.
d)     Pujian.
e)      Hukuman.
f)       Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.
g)      Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
h)      Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.
i)        Menggunakan metode yang bervariasi.
j)        Menggunakakn media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

4.    Peranan Motivasi dalam Proses Pembelajaran.
Motivasi mempunyai peranan yanng sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, tidak ada kegiatan pembelajaran tanpa adanya motivasi, oleh karena itu motivasi mempunyai peranan yang sngat strategis dalam mencapai tujuan atau hasil dari pembelajaran.
Adapun peranan motivasi dalam pembelajaran, sebagai berikut :
a.       Peran motivasi sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan pembelajaran.
b.      Peran mtivasi memperjelaskan tujuan pembelajaran.
c.       Peran motivasi menyeleksi arah perbuautan.
d.      Peran motivasi internal dan eksternal dalam pembelajaran.
e.       Peran motivasi menentukan ketekunan dalam pembelajaran.
f.       Peran motivasi melahirkakn prestasi.

5.    Strategi Pendidik Motivasi Peserta Didik Untuk Belajar.
Guru memiliki peranan strategis dalalm menumbuhkan motivasi belajar peserta didiknya melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengalaman dan kemampuan guru kepada siswa secara individual. Selain guru, orang tua juga sangat berperan aktif dalam menumbuhkan belajar siswa di rumahnya.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengelolaan dalam kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat berlangsung secara optimal
2.      Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien
3.      fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.
4.      Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta memngarahkan minat belajar siswa








DAFTAR PUSTAKA


Amrullah, Fahmi. 2012. Buku Pintar Bahasa Tubuh untuk Guru. Yogyakarta : Diva Press.
Armstrong, Thomas. 2012. Kecerdasan Multipel di dalam Kelas, Edisi Ketiga. Jakarta : Indeks
http://cancer55.wordpress.com/2011/04/25/fungsi-guruwali-kelas-dalam-pengelolaan-kelas/
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, Cv. Rajawali, Jakarta, 1991.
Jaenudin, Ujam, Drs,  M,si. 2012. Psikologi Transpersonal. Bandung : Pustaka Setia.
Mc  Phall dan Andy Vass, Peter Hook. 2011. Strategi Membimbing dan Mengarahkan. Jakarta : Erlangga.
Nyoman Dantes, Prof, Dr. 2012. Metode Penelitian . Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
S. Praja, Juhaya. 2012. Pengantar Psikolog. Bandung : Angkasa.
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar I, Jakarta :Rineka Cipta, 2002.
SyaifulBahriDjamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
Tutut Sholehah, Strategi Pembelajaran yang Efektif, Jakarta : Citra Grafika Desian, 2008.

0 komentar:

Posting Komentar

 

shandy tiara Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review