Kamis, 03 April 2014

Media Pembelajaran

Diposting oleh Unknown di 17.32

disusun oleh : Kelompok 10
dosen pengampu : Widodo Winarso,M.Pd.I
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON


BAB I



PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Dewasa ini bidang pembelajaran secara umum sedikit banyaknya terpengaruh oleh adanya perkembangan dan penemuan-penemuan dalam bidang keterampilan, ilmu, dan teknologi. Pengaruh perkembangan tersebut tampak jelas dalam upaya-upaya pembaharuan system pendidikan dan pembelajaran. Upaya pembaharuan itu menyentuh bukan hanya sarana fisik/fasilitas pendidikan, tetapi juga sarana non fisik seperti pengembangan kualitas tenaga-tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan, kamampuan, dan keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, cara kerja yang inovatif, serta sikap positif terhadap tugas-tugas yang diembannya. Salah satu bagian integral dari upaya pembaruan itu adalah media pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran menjadi suatu bidang yang seyogianya dikuasai oleh setiap guru professional.
B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan media?
2.      Sebutkan klasifikasi dari media?
3.      Apa yang dimaksud dengan media pengajaran?
4.      Apa yang dimaksud dengan laboratorium matematika?
C.       TUJUAN
1.      Menjelaskan pengertian dari media.
2.      Menjelaskan klasifikasi media.
3.      Menjelaskan pengertian media pengajaran.
4.      Menjelaskan laboratorium matematika.



BAB II
PEMBAHASAN

A.     MEDIA
1.     Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang artinya ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. [1] Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
AECT (Association of Education and Communication Technology,1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. [2] Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987:234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.[3] Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
National Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program instruktional.[4]
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.[5] Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.[6]
Hamalik (1986) melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.[7] Sementara itu, Gagne’ dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran.[8] Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa inggris art) dan logos (bahasa indonesia “ilmu”).
Menurut Webster (1983: 105), “arti” adalah keterampilan (skill) yang diperoleh lewat pengalaman, studi dan observasi.[9] Dengan demikian, teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi. Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai perluasan konsep tentang media, di mana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisai dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu. (Achsin,1986: 10)[10]
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

2.     Klasifikasi Media
Klasifikasi media bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya dan dari bahan serta cara pembuatannya.
1.      Dilihat dari jenisnya
a.      Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang yang mempunyai kelainan dalam pendengarannya.
b.      Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides(film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
c.       Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini dibagi ke dalam:
1)   Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara.
2)   Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.
Pembagian lain dari media ini adalah:
1)   Audiovisual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film video cassette.
2)      Audiovisual tidak murni, yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber  dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.
2.    Dilihat dari daya liputnya
a.    Media dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: televisi dan radio.
b.      Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
Penggunaan media ini membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slides, film rangkai yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.
c.       Media untuk pengajaran individual
Penggunaan media ini hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
3.      Dilihat dari bahan pembuatannya
a.      Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b.      Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.



B.   MEDIA PENGAJARAN MATEMATIKA
1.     Pengertian Media Pengajaran
Ada beberapa tafsiran tentang pengertian media pengajaran. Sebagian orang menyatakan bahwa media pengajaran menunjuk pada perlengkapan yang memiliki bagian-bagian yang rumit seperti yang diungkapkan oleh Marshall McLuhan. Marshall McLuhan berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia.[11] Sesuai dengan rumusan tersebut, media komunikasi mencakup surat-surat, televisi, film, dan telepon, bahkan jalan raya dan jalan kereta api merupakan media yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan orang-orang lainnya.
Pendapat  lain merumuskan media dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam artian luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, objek-objek nyata serta kunjungan keluar sekolah. Sejalan dengan dengan pandangan itu, guru-guru pun dianggap sebagai media penyajian, disamping radio dan televisi karena sama-sama membutuhkan dan menggunakan banyak waktu untuk menyampaikan informasi kepada para siswa.
Romiszowski merumuskan media pengajaran “... as the carries of massages, from some transmitting source ( which may be a human being or an intimate object), to the receiver of the massage (which is our case is the learner).”[12] Penyampaian pesan (carries of information) berinteraksi dengan siswa melalui pengindraannya. Siswa dapat juga dipanggil untuk menggunakan sesuatu alat indranya untuk menerima informasi, atau dapat juga menggunakan kombinasi alat indra sekaligus sehingga kegiatan berkomunikasi lebih saksama.

2.     Media Dalam Pengajaran Matematika
Matematika sebagai sebuah ilmu, memiliki ciri khas yang membedakannya dari pelajaran yang lain diantaranya:
1. Mengkaji Objek yang bersifat abstrak
2. Mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan
3. Menggunakan penalaran deduktif aksiomatis
4. Memiliki kebenaran yang bersifat konsisten.

Matematika sekolah merupakan matematika yang diajarkan di sekolah yang disampaikan berdasarkan tingkatan atau tahapan-tahapan proses belajar. Sehingga proses pembelajaran matematika yang terjadi di sekolah adalah sebuah proses untuk mentransfer dunia matematika kedalam dunia nyata, dunia yang bisa dipahami siswa sesuai dengan tahapan proses berfikir siswa.
Marpaung (2006) mengatakan bahwa proses pembelajaran matematika di sekolah adalah sebuah proses matematisasi yang terdiri dari dua proses, yakni matematisasi horisontal dan matematisasi vertikal. Matematisasi horisontal adalah sebuah proses mentransfer dunia siswa kedalam dunia matematik.[13] Dalam prakteknya, guru menggunakan pendekatan pembelajaan kontekstual (Contekstual Teaching and Leaning). Guru mengawali pembelajaran dari masalah-masalah kontekstual, untuk kemudian melakukan formalisasi matematis.
Sedangkan matematisasi vertikal adalah sebuah proses pembelajaran matematika formal. Artinya, setelah melalui proses formalisasi, maka penyelesaian persoalan matematika selanjutnya menggunakan pendekatan formal. Dalam prakteknya, guru mengajak siswa untuk menyelesaikan persoalan melalui pendekatan formal.
Pada tahapan matematisasi horisontal inilah keberadaan multimedia berperan penting. Hal tersebut karena multimedia memiliki potensi dan kemampuan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu proses tersebut diantaranya;
1)      Membuat konsep yang abstrak menjadi kongkrit.
2)      Menampilkan animasi baik berupa gerakan maupun suara yang mengilustrasikan proses yang terjadi.
3)      Mampu memberikan keseragaman persepsi, karena media mampu dimanfaatkan untuk memfokuskan perhatian siswa.
4)      Mampu menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang kapan dan dimanapun.
5)      Mampu mengatasi keterbatasan waktu dan tempat belajar.
Secara umum, media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam media cetak dan non cetak, atau media elektronik dan non elektronik. Santosa (2002). Beberapa jenis media pembelajaran yang sering digunakan diantaranya;
1. Media pandang, dengar, dan gerak; VCD, Film.
2. Media pandang gerak; film tak bersuara
3. Media pandang diam; OHT (Over Head Transparancy), slide, gambar, chart, poster.
4. Media dengar; rekaman (kaset dan CD)
5. Media cetak; buku ajar, LKS, majalah, koran.
6. Multimedia; komputer, slide berangkai.

3.     Jenis-jenis Media Pengajaran
Alat bantu mengajar pada masa kini terdiri dari :
a.       Alat bantu dasar: sabak, papan tulis, gambar, peta, chart, atlas, blobe, model, kertas, pena, cat, dan sebagainya.
b.      Alat bantu cetak: buku teks, majalah, pamphlet berkala.
c.       Alat bantu pandang benda seni, artefak, papan bulletin, grafik, film strip, slide, model, transparan.
d.      Alat bantu dengar: audio, tape recorder, radio, telephone.
e.       Alat bantu dengar pandang: gambar hidup, televise, video tape.
f.        Alat bantu lain-lain: bahan observasi, museum, tempat-tempat bersejarah”
Menurut Nana Sudjana media pengajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran meliputi:
a.       Media grafis (media dua dimensi).
1)         Diagram
Diagram adalah suatu gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbale balik, terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan.
Berdasarkan konsep tersebut di atas, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.
2)         Grafik
Grafik adalah suatu grafis yang menggunakan titik-titik atau garis untuk menyampaikan informasi statistic yang saling berhubungan (R.Warsito, 2001 : 48).
Dengan berasumsi pada pengertian grafik tersebut, dalam proses belajar mengajar, grafik mempunyai fungsi untuk memperlihatkan perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan sederhana, terutama pada penyajian secara statistik
3)         Poster
Poster merupakan kombinasi visualisasi yang kuat dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya (1989).
Media ini pada umumnya digunakan untuk mengenalkan suatu produk dari suatu perusahaan atau digunakan sebagai sarana promosi.
4)         Kartun
Kartun adalah menggambarkan dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat (1989).
Dengan berasumsi pada konsep tersebut di atas, kartun dapat digunakan sebagai alat bantu proses pengajaran walaupun banyak kartun yang membuat orang-orang tersenyum, tetapi pada dasarnya kartun mempunyai manfaat dalam proses belajar mengajar terutama dalam penjelasan rangkaian bahan satu urutan logis atau mendukung makna
5)         Komik
Komik merupakan suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu berita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan di rancang untuk memberikan hiburan pada pembaca. (1989)
b.      Media tiga dimensi
Sesuai dengan istilahnya, media tiga dimensi adalah media yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi serta dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu media tiga dimensi memiliki bentuk yang hamper sama dengan benda aslinya.
c.       Media proyektor still
R.Warsito menuliskan bahwa media proyektor  still ada dua yaitu:
1)         OHP (Over head proyektor)
Penggunaan OHP dalam proses pembelajaran memiliki manfaat atau kelebihan sebagai media pendidikan yaitu :
a.       Gambar yang diproyeksikan lebih jelas jika dibandingkan dengan kalau digambarkan sebagai media pendidikan yaitu:
b.      Guru dapat mengajar sambil berhadapan dengan siswa.
c.       Dapat memproyeksikan benda-benda kecil.
d.      Lebih sehat dari pada papan tulis
2)         Televisi
Sebagai suatu medium, televise mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
a)      Televisi merupakan suatu medium yang menarik, up to date dan selalu siap diterima oleh anak-anak, karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah.
b)      Televisi dapat memikat perjatian sepenuhnya dari penonton seperti halnya film, menyajikan informasi viasual dan auditif secara simultan.
c)      Sifatnya nyata dan langsung.
d)      Batas ruang dan waktu dapat diatasi.
e)      Hamper setiap mata pelajaran dapat di TV kan.
f)        Televise dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.
Meskipun televisi banyak memberikan manfaat, tetapi juga problem yang perlu diatasi antara lain:
a)      Harga televisi relative mahal.
b)      Jadwal sering bertabrakan antara siaran dan jam pelajaran.
c)      Tidak selamanya program televise cocok dan jelas.
d)      Sifat komunikasinya satu arah (2001).
Dari uraian tersebut di atas, jelas bahwa media pengajaran sangat berperan dalam peningkatan pemahaman konsep dan mempermudah siswa dalam menerima penanaman konsep. Media yang cocok dan sesuai dengan materi yang dibahas dapat mengatasi kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima penanaman konsep khusunya konsep-konsep kognitif.
Penanaman konsep kognitif akan lebih lancer dan berjalan baik apabila media penhajaran yang digunakan sesuai. Guru mampu menggunakan dan mengelola media pengajaran, dan murid dapat mengamati dengan cermat.
Demikian halnya dengan penanaman konsep kognitif di Taman kanak-kanak. Murid taman kanak-kanak yang pada dasarnya masih merupakan anak dengan pikiran yang polos dan berpikiran sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar. Sehingga murid taman kanak-kanak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang diberikan oleh guru melaluimedia yang digunakan. Penanaman konsep ini dapat bertahan lama, karena murid disamping dapat mendengar, dapat pula mengamati, meraba, dan merasakan media pengajarannya.

4.     Manfaat Media Pengajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yamg sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan agar siswa dapat menguasai saat embelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
   Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakain media pembelajaran dalam proses belajar mengajar data membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi plajaran pada saai itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
   Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahny, yaitu (1) memotivasi minat dan tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) member intruksi. Untuk memenuhi fungsi motifasi, media pembelajaran dapat direalisaikan dengan teknik drama dan hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarel, atau memerikan sumbangan material). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
   Media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Disamping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.
   Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp & Dayton (1985) meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajara, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukan dampak positif dari media sebagai integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
1.    Penyampaian belajar menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsiran isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
2.    Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntunan pesan, daya tarik dan image yang berbah-ubah, penggunaan efek khusus yang menimbulkan keingintahuan dan membuat siswa tertawa dan berfikir, yang kesemuanya menunjukan bahwa media memiliki aspek dan motivasi dan meningkatkan minat.
3.    Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diteriama dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan pengetahuan.
4.    Lama pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5.    Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6.    Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7.    Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses dapat ditingkatkan.
8.    Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif; beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultasi atau penasehat siswa.
Dale (1969) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru dengan siswa tetap merupakan elemen yang paling penting dalam system pandidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengna bantuan apa sajaagar manfaat berikut ini dapat terealisasi:
1.    Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
2.    Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa;
3.    Menunjukan hubungan antara mata pelajaran, kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatkan motivasi belajar siswa;
4.    Membawa hal baru dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5.    Membuat hasil lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
6.    Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan peningkatan dari hasil belajar;
7.    Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak apa yang telah mereka peroleh;
8.    Mengalami pengalaman dengan konsep-konsep yang dapat dikembangkan.
Sudjana & Rivai (1992) mengemukan bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar adalah:
1.    Pembelajaran akan menjadi lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar;
2.    Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami siswa dan kemungkinan penguasaan dan pencapaian tujuan pembelajaran akan lebih besar;
3.    Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4.    Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasi, memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedia of educational research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pendidikan/pembelajaran, sebagai berikut:
1.    Meletakan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2.    Memperbesar perhatian siswa.
3.    Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4.    Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5.    Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6.    Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat mambantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7.    Memberikan pemgalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efesiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, dapatlah disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar, sebagai berikut:
1.    Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.    Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemampuan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3.    Media pembelajaran dapat membatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu;
a.              Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.
b.             Oblek atau benda yang terlalu kecil dan tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
c.              Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide, disamping secara verbal.
d.             Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui gambar, film, slide, atau simulasi komputer.
e.              Kejadian atau percobaan yang membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
f.              Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama, seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulator komputer.
4.    Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

5.     Prinsip-prinsip Pemanfaatan Media Pengajaran
Prinsip-prinsip penggunaan media pengajaran:
1.      Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
2.      Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3.      Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
4.      Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
5.      Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistimatis bukan sembarangan menggunakannya.
6.      Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.
Syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran diantaranya:
1.      Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.      Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
3.      Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
4.      Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa.
5.      Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.
Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1.      Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan.
2.      Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang diajak ke lokasi objek tersebut.
3.      Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau tiruannya.
4.      Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
5.      Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
6.      Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran.

6.     Memilih Media Pengajaran
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih media pengajaran, yakni sebagai berikut.
1.      Dengan cara memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat dibeli  guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran.
2.      Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pemilihan media adalah faktor efektivitas komunikasi dalam kaitannya dengan siswa, bahan pelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai, merupakan dasar pertimbangan yang mempengaruhi media pengajaran.

7.     Pemilihan Media Pada Jenjang Pertama
Pada jenjang pertama, pemilihan media dilakukan dalam kerangka sistem yang lebih luas yang mencakup keseluruhan sistem dalam kaitannya dengan pekerjaan tertentu. Komunikasi yang efektif perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut.
1.      Faktor siswa, yang berkenaan dengan siapa yang belajar, baik kuantitatif maupun kualitatif, yang pada gilirannya media apa yang dipilih. Jumlah siswa yang banyak menuntut sistem penyampaian secara massal atau pendidikan jarak jauh. Dalam konteks ini sewajarnya dipilih media massa seperti televisi dan lain-lain. Jika siswanya dalam satu kelas itu sedikit, media yang dibutuhkan adalah cara langsung yaitu tatap muka. Dalam konteks guru merupakan media utama yang dibantu dengan alat bantu pengajaran (little media).
2.      Faktor isi pelajaran, yang berkenaan dengan materi pelajaran sesuai dengan mata ajaran topik-topik yang diajarkan. Pengajaran yang disajikan secara tak langsung, yang hanya menuntut komunikasi satu arah sewajarnya digunakan media informasi (information media). Apabila pelajaran harus disampaikan yang membutuhkan komunikasi dua arah antara penyampai pesan dan penerima pesan, maka digunakan media (instructional media). Kombinasi antara kedua jenis media tersebut dapat saja dilaksanakan, misalnya penyampaian informasi dengan televisi, selanjutnya siswa diperkenankan mengajukan pertanyaan secara tertulis, yang dijawab memalui televisi.
3.      Tujuan yang hendak  di capai, dalam arti jenis tujuan, apakah tingkah laku terminal/final, apakah bersifat vokasional/nonvokasional, dan apakah harus individual. Untuk mencapai tujuan tersebut, selanjutnya informasi apa yang seharusnya disampaikan dan jenis media apa yang sewajarnya digunakan.

8.     Pemilihan Media Pada Jenjang Kedua
Pada jenjang kedua dilakukan pemilihan media untuk tiap pelajaran (yang merupakan unsur-unsur tiap topik dan tugas). Untuk memilih media yang benar-benar bermakna, pemilihan media dilakukan dua aturan pokok , yakni sebagai berikut.
Pertama, jika kita mengharapkan suatu tingkah laku tertentu bagi siswa sesudah berlangsungnya pengajaran, kita harus menyediakan kesempata-kesempatan kepada mereka untuk mempraktekan tingkah laku tersebut sepanjang pengajaran. Misalnya kita mengharapkan agar siswa dapat memberikan suatu contoh konsep, maka selama pengajaran kepada mereka harus diberikan contoh-contoh. Supaya siswa dapat melakukannya sesuai prosedur.
Kedua, gunakan saluran sensoris yang paling tepat untuk mengkomunikasikan informasi untuk dipelajari oleh siswa. Sensoris erat kaitannya dengan jenis media.
Saluran sensoris     : saluran sensoris adalat alat pengindraan yang ada pada diri siswa untuk menerima informasi.
Jenis-jenisnya         : penglihatan, pendengaran, kulit, penciuman, dan pengecapan.
Contoh media         :  televisi... suara dan penglihatan. Buku ... penglihatan .


C.   LABORATORIUM MATEMATIKA
Salah satu metode mengajar adalah metode laboratorium. Dalam kegiatan pembelajaran, dimana telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang menarik dan cukup untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Kondisi yang semacam itu memungkinkan digunakannya metode laboratorium dalam pembelajaran. Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka segala sesuatu memerlukan eksperimentasi. Termasuk matematika yang pada hakikatnya merupakan suatu ilmu yang di adakan atas akal (rasio) yang berhubungan dengan benda-benda / objek pikiran yang abstrak. Begitu juga dalam cara mengajar guru dikelas digunakan metode laboratorium.

1.     Pengertian Laboratorium Matematika
Menurut Post dan Reys (1973) laboratorium matematika dapat diartikan dengan dua cara. Yang pertama laboratorium sebagai pendekatan dalam pembelajaran yaitu pembelajaran dengan metode laboratorium, dan yang kedua laboratorium sebagai sebuah tempat atau ruangan.[14]
Pengertian laboratorium matematika adalah sebuah ruangan yang didesain khusus untuk kegiatan belajar mengajar matematika. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam Laboratorium matematika adalah metode laboratorium, meskipun tidak menutup kemungkinan guru dan siswa memanfaatkan laboratorium matematika untuk kegiatan belajar mengajar dengan metode lain.
Laboratorium Matematika dimaksudkan sebagai tempat atau sarana untuk menunjang kegiatan belajar matematika, yang mengubah pusat belajar dari guru ke siswa. Siswa belajar di laboratorium tidak hanya menulis dan menyimak, tetapi juga harus aktif mengkonstruksi pemahamannya sendiri. Guru di laboratorium lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan pengarah belajar siswa.
Belajar di laboratorium diharapkan dapat menggugah minat belajar siswa, karena pembelajaran menjadi lebih dinamis, menarik dan menantang. Selain itu diharapkan belajar di laboratorium dapat melatih siswa dalam berpikir, bernalar dan menarik kesimpulan, melalui kegiatan penyelidikian, eksplorasi, eksperimen sehingga siswa-siswi memiliki pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerja sama yang efektif sesuai tujuan umum pembelajaran di sekolah.



2.     Fungsi Laboratorium Matematika
a.       Tempat kerja praktik yang dilakukan secara individu maupun berkelompok.
b.      Tempat diskusi kelompok besar maupun kelompok kecil.
c.       Tempat kegiatan ceramah atau demonstrasi.
d.      Tempat penyimpanan sekaligus display alat peraga, alat permainan, maupun berbagai media lain yang dapat menunjang kegiatan belajar matematika.
e.       Pusat kegiatan belajar matematika di sekolah.
f.       Sebuah lingkungan/ruangan yang bernuansa matematika, sehingga menarik dan mendorong siswa untuk menyukai belajar matematika,

3.     Tujuan Penggunaan Metode Laboratorium
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Metode ini juga memberikan pemahaman kepada siswa dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Serta membimbing siswa untuk menemukan fakta-fakta dalam matematika serta mengaplikasikan pengetahuannya dalan kehidupan sehari-hari. Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari.

4.     Kelebihan dan Kekurangan Metode Laboratorium
Kelebihan dari metode laboratorium antara lain :
1)      Anak didik dapat aktif mengambil bagian berbuat untuk diri sendiri. Ia tidak hanya melihat orang lain menyelesaikan suatu eksperimen, tetapi juga dengan berbuat sendiri ia memperoleh kepandaian-kepandaian yang diperlukan.
2)      Ia mendapat kesempatan yang sebesar-besarnya untuk melaksanakan langkah-langkah dalam cara-cara berpikir ilmiah. Ramalan / hipotesa dapat di uji kebenarannya dengan menyimpilkan data hasil percobaan kemudian ia menafsirkan dan membuat kesimpulan.
3)      Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, yang man itu sangat dikehendaki oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
4)      Menarik dan menyenangkan bagi siswa kelas rendah.
5)       Prinsip psikologi terpenuhi.
6)      Siswa dapat memperoleh fakta-fakta yang jelas.
7)      Memupuk percaya diri.
8)      Memupuk keberanian untuk berbuat.
9)      Memupuk kemampuan untuk menerapkan matematika dalam kehidupannya
Metode laboratorium juga memiliki kelemahan, di antaranya :
1)      Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak mendapatkan kesempatan untuk melakukan percobaan.
2)      Jika percobaan memerlukan jangka waktu yang lama, ia harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3)      Kurangnya persiapan dan pengalaman anak didik akan menimbulkan kesulitan didalam melakukan percobaan.
4)      Hanya mampu memperkenalkan fakta-fakta kepada siswa tetapi tidak dapat kemampuan yang lebih tinggi.
5)      Tidak semua topik dapat di ajarkan dengan metode ini.
6)      Memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
7)      Memerlukan perencanaan yang rumit dan matang dari guru yang akan mengajar.
8)      Untuk pembelajaran matematika tidak dapat menghasilkan ketrampilan dan latihan berpikir yang benar.

5.     Prosedur Pelaksanaan Laboratorium Matematika
1.      Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan percobaan, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui percobaan
2.      Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang :
                        Alat-alat serta bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan. Alat itu bisa berupa alat peraga yang digunakan dalam pengajaran.
Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pelajaran yang banyak menggunakan verbalisme tentu akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira atau senang karena meraka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Belajar akan lebih efektif jika dibantu alat peraga pengajaran dari pada siswa belajar tanpa dibantu alat peraga.
Dalam pemilihan alat peraga yang hendak digunakan oleh guru haruslah diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
·       Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta individual dalam kelompok 
·       Alat yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan 
·       Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu 
·       Penggunaan alat peraga harus disertai dengan kelanjutannya seperti diskusi, analisis dan evaluasi 
·       Sesuai dengan batas kemampuan biaya (M. Uzer, 1985 : 27). Sedangkan alat peraga banyak macam dan ragamnya, guru harus menyesuaikan dengan mata pelajaran dan pokok bahasan yang di ajarkan.












BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Klasifikasi media, yaitu:
1.      Dilihat dari jenisnya
a.      Media Auditif
b.      Media Visual
c.       Media Audiovisual

2.      Dilihat dari daya liputnya
a.      Media dengan daya liput luas dan serentak
b.      Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
c.       Media untuk pengajaran individual
3.      Dilihat dari bahan pembuatannya
a.      Media sederhana
b.      Media kompleks
Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam artian luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, objek-objek nyata serta kunjungan keluar sekolah.
Laboratorium matematika adalah sebuah ruangan yang didesain khusus untuk kegiatan belajar mengajar matematika.


DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Niken dan Dany Haryanto. 2010. Pembelajaran Multimedia Di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. (Cetakan ke-7). Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, M. Basyiruddin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
http://petanitangguh.blogspot.com/2010/03/jenis-jenis-media-pengajaran.html








[1] Prof. Dr. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Hal. 3.
[2] Prof. Dr. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Hal. 3.
[3] Prof. Dr. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Hal. 3.
[4] Prof. Dr. H. Asnawir dan Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd.. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Hal. 11.
[5] Prof. Dr. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Hal. 4.
[6] Prof. Dr. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Hal. 4.
[7] Prof. Dr. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Hal. 4.
[8] Prof. Dr. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Hal. 4.
[9] Prof. Dr. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Hal. 5.
[10] Prof. Dr. Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). Hal. 5.
[11] Prof. Dr. Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Hal. 201.
[12] Prof. Dr. Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Hal. 202.

0 komentar:

Posting Komentar

 

shandy tiara Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review