Disusun oleh kelompok 6
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Dosen pengampu : Widodo Winarso ,M.Pd.I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Teknik pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah
siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara
teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan
kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Metode Pembelajaran adalah cara
menyajikan materi yang bersifat umum. Metode pembelajaran dapat diartikan juga
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah,Tanya jawab,
diskusi,demonstrasi, ekspositori, penugasan, dan sebagainya.permainan,latihan
dan sebaginya. Maka kami akan menjelaskan sedikit dari metode-metode
pembelajaran dalam bentuk makalah.
B. Rumusan masalah.
1. Apa itu pendekatan pembelajaran?
2. Apa itu metode pembelajaran?
3. Apa saja metode-metode pembeljaran?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui pendekatan pembelajaran ?
2. Mengetahui Metode pembelajaran ?
3. Mengetahui macam-macam metode
pembelajran?
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan
,Model,Teknik, Pembelajaran Matematika
A. Pendekatan pembelajaran.
Pendekatan
pembelajaran berasal dari bahasa Inggris yaitu approach yang memiliki arti
’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, approach atau pendekatan dapat
diartikan cara memulai pembelajaran. Menurut pendapat Wahjoedi (1999),
pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku
siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh
hasil belajar secara optimal. Pendekatan pembelajarandapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach). Fungsi Pendekatan
Pembelajaran adalah sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-Iangkah metode
pengajaran yang akan digunakan.
Macam-macam Pendekatan Pembelajaran:
1. Pendekatan
Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu sekolah.
Contoh pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum antara lain: a. Pendekatan
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) b. Pendekatan Keterampilan Proses c. Pendekatan
Spiral d. Pendekatan Tujuan.
2. Pendekatan
khusus yaitu pendekatan yangberlaku untuk bidang studi tertentu, misalnya
pendekatan khusus pembelajaran bahasa Indonesia. Beberapa contoh pendekatan
khusus yang pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa misalnya: a. pendekatan
komunikatif, b. pendekatan struktural, c. pendekatan Iisan, d. pendekatan
langsung, e. pendekatan tak langsung, f. pendekatan alamiah.
B.
Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran adalah cara
menyajikan materi yang bersifat umum. Metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan
cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan
bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan.Satu pendekatan
dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran.Dapat pula dikatakan
bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian
tujuan.Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran.
1. Model Ceramah.
Ceramah
adalah suatu cara penyampaian memberikan informasi secara lisan kepada sejumlah
pendengar di dalam ruangan dimana pendengar di dalam ruangan di mna pendengar
melakukan pencatatan .pada metode ini yang banyak bicara adalah pembicara.interaksi
terjadi hanya antar penceramah dan pendengar .komunikasi pada umumnya hanya
satu arah ,dari pembicara ke pendengar . Bila yang bicara dosen dan
pendengarnya mahasiswa ,metode ceramah ini di sebut pula metode kuliah.
Teknik ini banyak di pakai hampir dalam
semua kegiatan baik di sekolah,kursus-kursus atau penataran karaena di anggap
sebagai cara yang paling baik bagi seorang guru atau penatar atau pelatih untuk
menyajikan secara lisan tentang informasi suatu pelajaran .selai itu dalam
waktu yang bersamaan guru dapat mmempergunakan alat-alat pembantu seperti
gambar-gambar atau slad dan secara langsung dapat pula menjawab setiap
pertanyaan dari murid mengenai penyajian informasi itu.
Peranan
murid dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat
pokok penting yang di kemukakan oleh guru. Pelaksanaan ceramah yang wajar
terletak pada pemberian fakta atau informasi dalam waktu singkat terhadap
sejumlah pendengar yang relative besar dan apabila metode laintidak mungkin
ditempuh karena tidak tersediannya bahan bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan
memperkenalkan sesuatu yang baru.
1. Metode ceramah yang tepat digunakan :
a) Apabila guru akan menyampaikan bahan
kepada murid yang besar jumlahnya.
b) Apabila guru atau penceramah adalah
pembicara yyang baik, bersemangat dan berwibawa sehingga dapat merangsang para
murid untuk melaksanakan esuatu pekerjaan.
c) Apabila tidak ada waktu untuk berdiskusi
dan bahan pelajaran yang akan disampaikan terlalu banyak.
d) Apabila bahan pelajaran yang akan
disampaikan hanya merupakan keterangan atau penjelasan misalnya tentang hal-hal
pokok yang telah dipelajari oleh murid untuk memungkinkan para murid melihat
lebih jelas hubungan pokok yang satu dengan yang lain.
e) Apabila guru akan memperkenalkan okok
baru dalam rangka pelajaran yang lalu.
2. Keunggulan metode ceramah
a) Dalam waktu relative singkat dapat
disampaikan bahan pelajran yang sebanyak-banyaknya
b) Organisasi kelas lebih sederhana, tidak
perlu mengadakan pengelompokan murid-murid.
c) Guru dapat menguasai seluruh kelas
dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup besar.
d) Apabila penceramah berhasil baik, dapat
menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif, yang merangsang para murid untuk
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan.
e) Metode ini lebih fleksibel dalam arti
jika waktu terbatas bahan dapat dipersingkat dengan mengambil garis besarnya
saja, sebaliknya jika waktu yang disediakan bahan banyak yang diberikan dapat
diperluas dan mendalam.
f) Guru atau penceramah dapat menguasai
seluruh arah pembicaraan mencapai tujuan yang diinginkannya.
3. Kelemahan metode ceramah
a) Guru sukar mengetahui sampai dimana
batas kemampuan para murid dalam memahami bahan-bahan yang telah dibicarakan.
b) Tidak jarang guru selalu mengejar target
sejumlah bahan yang banyak, sehingga pelaksanaannya lebih bersifat pemompaan.
c) Para murid lebih cenderung bersikap
pasif dan menganggap segala yang diceramahkan itu benar sehingga dengan
demikian bentuk pelajan menjadi bersifat verbalisme.
d) Mungkin sekali para murid kurang tepat
dalam mengambil kesimpulan sehingga berlainan dari apa yang dimaksud oleh guru.
e) Apabila guru atau penceramah tidak
memperhatikan segi psikologis dan didaktis, pembicaraan dapat melantur dan
bertele-tele sehingga membosankan bagi para murid.atau dapat pula inti ceramah
menjadi kabur karena terlalu banyak humor dalam membangkitkan minat dan
perhatian anak yang terlalu berlebih-lebihan.
4. Bagaimana menpersiapkan ceramah yang
efektif
a) Terlebih dahulu rumuskan tujuan khusus
yang akan dipelajari oleh para murid.
b) Setelah menetapkan secara jelas tujuan
yang hendak dicapai hendaklah diselidiki dan dipertimbangkan secara
sunggug-sungguh apakah metode ceramah benar-benar merupakan metode yang sangat
tepat untuk dipakai.
c) Kemudian susunlah bahan ceramah dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
·
Dapat
membangkitkan minat dan menarik perhatian murid, karena itu bahan harus
disesuaikan denga taraf perkembangan para murid, lingkungan social murid serta
sifat kebudayaan sekitarnya.
·
Dapat
dimengerti dengan mudah dan jelas, untuk itu pelu dipikirkan tentang penggunaan
bahasa termasuk ucapan, tempo, melodi, ritme, dinamik serta mimic yang menarik.
·
Dapat
memberikan kesan dan pengertian kepada para murid bahwa bahan yang dibicarakan
itu sangat penting dan besar manfaatnya.
d) Sikap, cara dan gaya guru/penceramah
harus dapat menimbulkan rasa simpatik.
e) Pemakaian metode ceramah hendaknya
diselingi dengan variasi berupa audio-visual aids, Tanya jawaab dan sebagainya.
f) Tanggaplah perhatian para murid dan
arahkan kepada pokok penceramahan.
g) Kemudian usahakan menanam perhatian yang
jelas. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan : Pertama, guru memulai suatu
pembicaraan dengan memberikan suatu ikhtisar ringkas tentang pokok-pokok yang
akan diuraikan. Kedua, menguraikan serta menjelaskan mengenai pokok-pokok
pelajaran tersebut. Ketiga, sebagai langkah terakhir menyimpulkan kembali
pokok-pokok yang penting dalam ceramah itu.
h) Lakukan penilaian dengan tehnik evaluasi
yang wajar untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan khusus ceramah itu,
atas dasar beberapa factor :
-
Apakah
murid benar-benar tertarik mengenai ceramah itu?
-
Apakah
penggunaan bahasa serta cara penyampaiannya sudah selaras?
-
Apakah
ada factor-faktor yang menghambat atau mengganggu?
-
Apakah
murid-murid mengrti tujuan ceramah?
-
Apakah
alat-alat pembantu yang dipakai sudah cukup memadai?
-
2. Ekpositori.
Metode
ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi
atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk
membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang
digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan
konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan
masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa
mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat.Penggunaan metode
ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi
pelajaran kepada siswa secara langsung.
Metode
ini di samakan dengan metode ceramah atau kuliah karena sama-sama sifatnaya
memberikan informasipengajaran berpusatkan kepada guru .Disini saya bedakan
medote Ekpositori dari metode caramah
mengingat dominasi guru pada pada metode Ekpositori ini banyak di kurangi . Guru tidak terus
bicara apakah siswa atau mahasiswa itu mengerti tidak , tetapi guru memberikan
informasi hanya pada saat-saat atau bagian-bagian yang di perlukan misalnya
pada permulaan pengajaran ,pada topic yang baru ,pada waktu membarikan
contoh-contoh soal dan sebagainya. Karean itu di lihat dari terpusatnya kepada
guru ,metode ceramah lebih murni dari metode Ekpositori .Jadi metode
Ekpositori ini sama dengan mengajar yang
biasa ( tradisional ) kita pakai pada pengajaran matematika.
Pada
tahun limapuluhan banyak pendidik matematika berpendapat bahwa metode
ekspositori itu hanya menyebabkan siswa belajar menghafal yang tidak banyak
makna ( tanpa banyak mengerti) karena pengajaran matematika ( modern)
mengutamakan antara lain kepada penngertian dari pada kepada caranya
menyelesaikan soal .
3. Demontrasi dan eksperiman
Metode
demonstrasi ialah suatu metode mengajar yang dilakukan guru atau seseorang
lainnya dengan memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses atau
suatu cara melakukan sesuatu.Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan
dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur,
gambar, dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah
papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan
menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat
skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain.
Metode
eksperiman adalah metode mengajar dengan cara guru atau murid melakukan suatu
pengetahuan praktis atau percobaan serta mengamati proses dan hasil percobaan
itu.
Dengan demikian demonstrasi untuk
mngetahui bagaimana prosesnya, terdiri dari unsure apa, bagaimana hal itu
dilakukan. Sedangkan eksperimen tentang bagaimana hal itusesungguhnya,
bagaimana cara terbaik melakukannya, bagaimana akhirnya suatu proses, itu
terjadi, yang keemuanya itu dilakukan secara cermat dan ilmiah.
Kedua metode ini seringkali
dirangkaikan dalam mengajar terutama apabila guru ingin lebih memperjelas bahan
pelajaran yang diberikannya secara lebih pasti melalui pengamatan, pengumpulan
data, percobaan, analisa, dan sebagainya terhadap para murid.
1. Metode demonstrasi dan eksperimen tepat
digunakan :
a. Apabila ingin menjelaskan tentang proses
mengatur sesuatu; misalnya bagaimana mengatur barisan agar tertib dan disiplin,
atau tentang bagaimana mengatur tata ruang belajar agar menyenangkan, bergairah
dan pikiran dapat terkonsentrasi.
b. Apabila ingin mejelaskann tentang
bagaimana embuat sesuatu; misalnya tentang membuat foto, kebun percontohan
kolam ikan, bangunan rumah murah dan sebagainya. Dengan memperlihatkan proses
pembuatannya akan lebih berarti daripada keterangan hanya dengan lisan semata.
c. Apabila ingin menjelaskan tentang proses
bekerja sesuatu; mislnya tentang bekerjanya mesin sepeda motor, guru
mempelihatkan gambar tentang hubungan onderdil satu dengn yang lainnya serta
bekerjanya mekanisme onderdil-onderdil itu. Kemudian alat sebenarnya di
perlihatkan kepada murid dan para murid-murid diberi kesempatan mengamat-amati
onderdil-onderdil itu. Bilamana mungkin, para murid diberi kesempatan pula
secara praktik melakukan bongkar pasang mesin tersebut.
d. Apabla ingin menjelaskan tentang
bagaimana mengerjakan atau menggunakan sesuatu; misalnya latihan kemiliteran
dalam menggunakan senjata. Para muris berkumpul menyaksikan instruktur
mendemonstrasikan cara-cara bongkar-pasang senjata dan menembak serta
langkah-langkah pengamanannya.
e. Apabila ingin menjelaskan tentang
terdiri dari apa saja sesuatu itu; misalnya dalam hal masak-memasak atau
menganalisa obat-obatan dan sebagainya.
f. Apabila ingin menjelaskan tentang cara bagaimana
yang lebih baik melakukan sesuatu; misalnya tentang cara menggambar sebuah
rencana gedung sekolah lebih baik menghadap ke Barat atau ke Timur, atau
tentang cara menananm cengkeh yang baik dengan menggunakan dua cara peraatan,
dan sebagainya.
g. Apabila ingin membuktikan tentang
kebenaran sesuatu; mialnya tentang udara yang menurut ilmu alam mengandung
kurang lebih 256 zat asam. Untuk
membuktikan teori ini, guru mengambil lilin, selas dan pring yang berisi air berwarna.
Lilin kemudian dinyalakan, diletakkan di tengah-tengah piring dan selanjutnya
ditutupi dengan gelas. Ternyata lilin padam dan air naik ke dalam gelas
setinggi kurang lebih setengah gelas. Dengan cara inilah guru
men-demonstrasikan suatu pembuktian tentang kebenaran suatu prinsip sehingga
dengan demikian akan mempertinggi minat dan perhatian murid.
2. Kebaikan metode demonstrasi dan
eksperimen :
a. Metode demonstrasi :
-
Dengan
metode ini para murid dapat menghayati dengan sepenuh hati mengenai pelajaran
yang diberikan.
-
Perhatian
anak dapat terpusat pada hal-hal penting yang didemonstrasikan.
-
Mengurangi
kesalahan-kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari apa yang diterangkan guru
secara lisan atau apa yang dipelajari di dalam buku, karena murid memperoleh
gambaran melalui pengamatan langsung terhadap suatu proses.
-
Masalah
yang mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat langsung terjawab.
b. Metode eksperimen :
-
Memberi
pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak, sebab tidak hanya melihat orang lain
menyelesakan suatu eksperimen tetapi dengan berbuat sendiri anak memperoleh
kepandaian-kepandaian yang diperlukan.
-
Memberikan
kesempatan yang sebesar-besarnya bagi anak untuk me-laksanakan langkah-langkah
dalam cara-cara berpikir ilmiah dalam menguji kebenaran berbagai hipotesa
dengan pengumpulan data hasil percobaan kemudian menafsirkannya hingga sampai
padda suatu kesimpulan.
3. Kelemahan metode demonstrasi dan
eksperimen :
a. Metode demonstrasi :
-
Apabila
sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan kebutuhan atau tidak bisa
diamati dengan jelas oleh para murid, maka metode ini kurang effektif.
-
Tidak
semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
b. Metode eksperimen :
-
Baik
demonstrasi maupun eksperimen biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang.
-
Terbatasnya
peralatan mengakibatkan tidak setiap anak mendapat kesempatan melakukan
eksperimen.
-
Metode
ini sulit dilaksanakan apabila persiapan dan pengalaman anak belum matang untuk
melakukan eksperimen.
4. Bagaimana mempersiapkan demonstrasi dan
eksperiman yang efektif :
a. Mempersiapkan demonstrasi :
-
Merumuskan
tujuan yang hendak dicapai berupa kecakapan serta ketrampilan para murid
setelah demonstrasi itu berakhir, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut
:
1)
Apakah
metode ini sudah tepat penerapannya untuk mencapai tujuan itu.
2)
Apakah
sarana peralatannya cukup tersedia dan telah diuji
kemampuannya
untuk dipakai.
-
Merencanakan
secara matang langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
-
Memperhitungkan
waktu yang tersedia.
-
Menetapkan
rencana untuk menilai hasil-hasil demonstrasi yang telah dicapai.
b. Mempersiapkan eksperimen :
-
Baik
dalam metode demonstrasi maupun eksperimen hendaknya dilakukan mengenai hal-hal
yang bersifat praktis dan urgen dalam masyarakat.
-
Sebelum
pendahuluan, sebaiknya guru memberikan pengertian sejelas-jelasnya mengenai landasan
teori dari apa yang didemonstrasikan atau di eksperimenkan itu.
-
Hendaknya
guru bersama-sama para murid membidangi studi serta kebiasaan
menghargai/mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
-
Memperkuat
hasil belajar kelembagaan/sekolah secara terpadu.
4. Metode Tanya jawab.
Metode Tanya jawab adalah
penyampiaan pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid
menjawab.
Metode ini di maksudkan untuk
meninjau pelajaran yang lalu , agar para murid ( siswa ) memusatkan lagi
perhatian tentang sejumlah kemjuan yang telah di capai sehigga dapat melanjukan
pelajaran berikutnya ,dan untuk merangsang perhatian murid karena metode ini
dapat di gunakan pula sebagai apersepsi,selingan dan evaluasi.
Metode
tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan
pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir.
Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok
pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan.Metode ini dapat menjadi
pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai
sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila
sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
1. Metode Tanya-jawab tepat digunakan :
a. Apakah ditujukan untuk merangsang anak
agar perhatiannya terarah kepada masalah
yang sedang dibicarakan.
b. Apakah dimaksudkan untuk mengarahkan
pengamatan dan proses berpikir anak.
c. Apabila ditujukan sebagai ulangan untuk
menilai pelajaran yang telah diberikan.
d. Apbila ditujukan sebagai selingan dalam
ceramah.
2. Kebaikan metode tanya-jawab :
-
Situasi
kelas lebih hidup karena para murid aktif berfikir dan menyampaikan buah
pikirannya melalui jjawaban-jawabannya atas pertanyaan guru.
-
Sangat
positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan pendapat dengan lisan
secara teratur.
-
Timbulnya
perbedaan pendapat diantara para murid, membawa kelas pada situasi diskusi yang
menarik.
-
Murid
yang biasanya segan mencurahkan perhatian, menjadi lebih berhati-hati dan
secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
-
Sekalipun
pelajaran berjalan agak lamban tetapi guru dapat melakukan control terhadap
pemahaman dan pengertian murid tentang masalah yang dibicarakan.
3. Kelemahan metode tanya-jawab :
·
Apabila
terjadi perbedaan pendapat antara murid dengan murid akan menimbulkan
perdebatan sengit sehingga memakan banyak waktu untuk menyelesaikannya.
Lebih-lebih apabila timbul perbedaan pendapat antara murid yang menyalahkan
pendapat guru maka akan mengandung resiko yang cukup besar.
·
Kemungkinan
timbul penyimpangan dari pokok persoalan, terutama apabila terdapat
jawaban-jawaban yang kebetulan lebih menarik perhatian murid atauu murid
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung masalah baru padahal jauh dari
sasaran pelajaran yang dituju.
·
Memakan
waktu yang cukup lama untuk merangkum bahan-bahan pelajaran.
4. Bagaimana mempersiapkan tanya-jawab yang
efektif :
1) Terlebih dahulu rumuskan tujuan khusus
yang akan dicapai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
2) Selidiki dan pertimbangkan dengan
seksama apakah metode tanya-jawab ini tepat untuk dipakai.
3) Kemudian susunlah bahan-bahan pertanyaan
yang dapat membangkitkan minat dan perhatian, dapat mendorong inisiatif anak,
dan dapat merangsang murid untuk bekerja sama.
4) Dalam penggunaan mmetode ini hendaknya
diarahkan pula untuk melatih anak mampu mengasosiasikannya dengan
masalah-masalah lain.
5) Tehnik mengajukan pertanyaan hendaknya
ditujukan kepada seluruh kelas secara bergilir dan merata, tidak hanya tertuju
pada murid tertentu saja.
6) Supaya dihindari kemungkinan-kemungkinan
jawaban yang dapat menyimpang dari pokok persoalan.
7) Menyediakan kesempatan bertanya bagi
murid yang masih memerlukan penjelasan.
Dengan memperhatikan
batasan-batasan pengertian diatas, maka untuk membuka jalur komunikasi dua
arah, pertanyaan tidak mungkin dilakukan secara sepihak atau hanya dari guru
saja.Untuk tujuan-tujuan tertentu bahkan pertanyaan muridlah yang dapat member
petunjuk apakah komunikasi yang diharapkan telah berhasil atau belum.
Apakah hal ini dapat diterima ,
maka lebih tepat apabila metode
tanya-jawab diartikan sebagai cara mengajar yang dilakukan oleh guru dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dijawab murid yang berlangsungaktif secara
timbal-balik.
5.
Diskusi.
Metode diskusi adalah suatu cara
mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau
analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu
diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua
anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
Metode diskusi
adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu
topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan
jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat
yang disepakati bersama.
Jika metoda ini
dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat
tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik
yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat
menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
1) Memanfaatkan
berbagai kemampuan yang ada pada siswa
2) Memberi
kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
3) Mendapatkan
balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
4) Membantu
siswa belajar berpikir secara kritis
5) Membantu
siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
6) Membantu
siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari
pelajaran sekolah
7) Mengembangkan
motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
1) Guru
menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta
kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan
didiskusikan.
2) Guru
menjelaskan tujuan diskusi.
3) Guru
memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang
didiskusikan.
4) Guru
mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara
mengeluarkan pendapat.
5) Menjaga
suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat
mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
6) Mengatur
giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan diri
saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
7) Mengatur
agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
8) Mencatat
hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan
siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
9) Selalu
berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
10) Bukan
lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.
Kegiatan siswa dalam pelaksanaan
metode diskusi sebagai berikut:
1) Menelaah
topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan
topik kepada kelas.
2) Ikut
aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber
pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang
diajukan.
3) Mengemukakan
pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan
bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
4) Mendengar
tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru
dikemukakan.
5) Mendengarkan
dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau
kelompok lain.
6) Menghormati
pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.
7) Mencatat
sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju
maupun bertentangan.
8) Menyusun
kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.
9) Ikut
menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
10) Tidak
bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari
pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
1) Mendidik
siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
2) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai
sumber data.
3) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem
bersama-sama.
4) Melatih
siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
5) Merangsang
siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang
pendapat teman-temannya.
6) Membina
suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau
keputusan yang akan atau telah diambil.
7) Mengembangkan
rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin
bertentangan sama sekali.
8) Membina
siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
9) Berdiskusi
bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga
menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
10) Dengan
mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan
pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
1) Tidak
semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis
saja yang dapat didiskusikan.
2) Diskusi
yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3) Sulit
untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
4) Biasanya
tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang
karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
5) Pembicaraan
dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa
berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk
berbicara.
6) Memungkinkan
timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri
lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok
lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
6. Diskoveri.
Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah
metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak
memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui
pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery
(penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses
mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya
untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Metode discovery diartikan sebagai prosedur
mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum
sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner menyatakan bahwa anak harus
berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu
dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery.Discovery yang
dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu
konsep atau prinsip.
Discovery ialah proses
mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses
mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan
dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi.
Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan
berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar
sendiri.
Metode pembelajaran discovery merupakan suatu
metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep,
dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.
Tiga ciri utama
belajar menemukan yaitu:
1)
Mengeksplorasi
dan memecahkan masalah untuk menciptakan menggabungkan dan menggeneralisasi
pengetahuan
2)
Berpusat
pada siswa
3)
Kegiatan
untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Blake et al.
membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh Whewell. Whewell
mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu:
1)
Mengklarifikasi
2)
Menarik kesimpulan
secara induksi
3)
Pembuktian
kebenaran (verifikasi).
Langkah-langkah
pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
1.
Identifikasi
kebutuhan siswa;
2.
seleksi
pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan;
3.
seleksi
bahan, problema/ tugas-tugas;
4.
membantu
dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing
siswa;
5.
mempersiapkan
kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6.
mengecek
pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7.
memberi
kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8.
membantu
siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9.
memimpin
analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan
dan mengidentifikasi masalah;
10.
merangsang
terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11.
membantu
siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak
digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery.
Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki
sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam
ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri
merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau
ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery
anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan
sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema
yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu:
(1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat; (2) hasil belajar discovery
mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya; (3) secara
menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan
kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih
keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah
tanpa pertolongan orang lain.
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman,
dkk (2001: 179) sebagai berikut:
1.
Siswa
aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk
menemukan hasil akhir;
2.
Siswa
memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya.
Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
3.
Menemukan
sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan
penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
4.
Siswa
yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer
pengetahuannya ke berbagai konteks;
5.
Metode
ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery
(penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu
belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima.Untuk mengurangi
kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru.Bantuan guru dapat dimulai
dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara
singkat.Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa
(LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai.
Metode discovery (penemuan) yang mungkin
dilaksanakan pada siswa SMP adalah metode penemuan terbimbing.Hal ini
dikarenakan siswa SMP masih memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu
murni. Oleh sebab itu metode discovery (penemuan) yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah metode discovery (penemuan) terbimbing (guided
discovery).
7. Inkuiri.
Inkuiri adalah metode
mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah
(Sujana, 2005 : 154) Metode ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai
subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang
secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran
harus dipandang sebagai stimulasi yang dapat menantang siswa untuk melakukan
kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing
atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar, dengan demikian siswa lebih
banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan
permasalahan dengan bimbingan guru.
Metode
Inkuiri ialah metode mengajar yang serupa dengan metode penemuan.bedanya ialah
bahwa membawakan pengajaran penemuan pada umumnya dengan ekspositori dan
kelompok kecil ( labolatorium,diskusi )tetapi menyampaikan materi denagan
inkuiri tidak perlu dengan cara demikian tetapi dengan ekspositori ,kelompok
dan sendiri-sendiri.pula bila pada metode penemuan sesuatu yang akan di temukan
sisawa itu sudah di ketahui oleh guru ,dan guru membimbingnya ,maka demikian pula
pada metode inkuiri siswa di rencanakan menemukan sesustu ,tetepi dalam metode
ini saat berlaku proses penemuan nya itu yang pentiang ,hasilnya nomor dua.
Disamping itu pada metode ini guru selain sebagai pembimbing ,juga sebagai
sumber informasi data yang di perlukan siswa dalam menunjang keberhasilan siswa
dalam pencarainya .pada metode penemuan meskipun harus menemukan sesuatu bentuk
akhir sudah di ketahuai guru.sedangjkan pada metode ini tidak usah .malahan
kalau di perlukan harus mengmpulkan informasi tambahan ,harus membuat hipotesis
dan mengetesya .contoh menemukan ialah menarik jarak antara 2 garis sejajar
pada bidang . contoh inkuri menarik
jarak antara 2 garis dalam ruang.
Salah
satu tujuan dari belajar melalui inkuiri adalah agar sisawa belajar metode
ilmiah dengan inkuiri dan mampu menenerapka nya dalam situasi lain .seperti di
ketahui pada metode ilmiah itu terjadi 4 tahap
1. Siswa di rangsang oleh guru dengan
permasalhan ,pernyataan ,pertanyaan ,permaina ,teka-teki dan lain-lain.
2. Atas rangsangan itu siswa menentukan
prosedur mencari dan mengumpulkan informasi yang di perlukan untuk memecahkan
masalah.
3. Siswa menghayati tentang pengetahuan
yang di perolehnya oleh cara inkuiri yang baru saja di lakukan .
4. Mereka mengadakan penganalisisan mengenai
metode inkuiri dan prosedur yang di temukan untuk di jadikan metode umum yang
dapat di aplikasikan pada suasana baru.
Contoh
Mengajar dengan Metode Ekspositori
Belajar menerima maupun menemukan sama-sama dapat berupa belajar
menghafal atau bermakna. Misalnya dalam mempelajari konsep dalil Pythagoras
tentang segitiga siku-siku, mungkin bentuk terakhir c2 = b2
+ a2 sudah disajikan (belajar menerima), tetapi siswa memahami rumus
itu selalu dikaitkan dengan sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku ; jadi ia
belajar secara bermakna. Siswa lain memahami rumus c2 = b2
+ a2 dari pencarian (belajar menemukan), tetapi bila kemudian ia
menghafalkan c2 = a2 + b2 tanpa dikaitkan
dengan sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku, maka jadinya ia belajar menghafal.
8. Permainan
Permainan matematika adalah sesuatu
kegiatan yang menyenangkan (
menggembirakan ) yang dapat menunjang tercapainya tujuan intruksional dalam
pengajaran matematika baikaspek kognitif ,afektif,maupunpsikomotor. Kita perlu
membatasi penggunaan permaianan yang hanya sekedar permaianan yang membuat
orang senang ,ketawa, dan lain-lain,tetapi tidak menunjang tujuan intruksional
dalam pengajaran matematika membatasi diri untuk tidak menggunakan permainan
matematika secara serampangan tidak di rencanakan ( seingatnya) yan tujuan intruksionalnya
tidak jelas (ada) kecuali untuk mengisi waktu ,sekedar menimbulkan minat dan
lain-lain.permainan matematika itu supaya di pergunakan secara berancana tujuan
intruksionalnya jelas ,tepat penggunaanyadan tepat pula waktunya. Bila demikain
permainan matematika akan merupakan alat yang efektif untuk belajar.
Setelah pendidik menjelaskan materi pelajaran, peserta didik diarahkan untuk melaksanakan permainan. Kemudian peserta didik melaksanakan permainan sesuai dengan petunjuk pada permainan. Di akhir permainan ada pemberian hukuman/penghargaan sesuai dengan kesepakatan bersama.
Selanjutnya
pendidik dapat memberikan soal-soal latihan ataupun tugas mandiri dan tes
penilaian hasil belajar untuk mengetahui daya serap peserta didik terhadap
materi yang telah disampaikan.
Contoh permainan matematika dan
kegunaanya sebagai berikut:
Ø Siswa berlatih hafal fakta dasar melalui
permainan kartu( kartu berangka).
Ø Siswa menemukan operasi hitung melalui
pengunaan mesin fungsi.
Ø Permainan menyusun angka untuk penguatan
pemahaman nilai tempat.
Ø Siswa memahami blangan dasar 2 melalui
permaianan mengirim berita dengan kode rahasia.
Ø Permainan bujur sangkar ajaib berbagai
ragamuntuk meningkatkan ketrampilan berhitung dan pemechan masalah.
Ø Permaianan Hanoi di pakai
untukmenerangkan konsep relasi dan fungsi
Contoh-contoh di atas bukan sekedar
permainan tetapi permainan yang mengandung nilai matematika.permainan
demikianlah saya maksudkan dengan permainan matematika .Dengan permainan semacam
ini ketrampilan sisawa dapat meningkat ,konsep-konsep matematiaka dapat di
tanamkan ,konsep-konsep matematika akan lebih mantap dapat di fahami ,kemampuna
menemukan dan memecahkan permasalahan.
v Contoh permainannya sebagai berikut:
1)
Permainan menebak tanggal lahir orang lain. Caranya:
mintalah ia mengalikan tanggal lahirnya dengan 5; hasilnya lalu ditambahkan
dengan 6; kemudian hasilnya dikalikan dengan 4; hasilnya lalu ditambahkan
dengan 9; kemudian dikalikan dengan 5 dan hasilnya tambahkan dengan bulan kelahirannya
(Januari=1, Februari=2, dst); selanjutnya mengurangkan hasilnya dengan 165
untuk memperoleh hasilnya.
2) Perburuan/pencarian
sesuatu dengan buku. Permainan ini
mengajarkan perhitungan dan urutan nomor (pertama, kedua, ketiga, ...). Idenya
adalah anak-anak membacakan jawaban berupa sebuah kalimat atau dua kalimat atas
pertanyaan yang diajukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Contoh
pertanyaan ”Carilah halaman yang tiga puluh kurangnya dari tujuh puluh empat
dan temukan kata ke-8 dalam paragraf ketiga dari akhir halaman.
v Kelemahan metode permaianan:
1. Tidak semua topic dapat di sajikan
dengan metode permainan.
2. Memakan waktu banyak.
3. Pengajaran kita mungkin akan terganggu
bila diadakan aturan kalah dan menang.
4. Permainan akan mengangu keteangan
kelas-kelas di sekitar.
Jadi permainan
itu di samping dapat di gunakan untuk menyampaikan objek langsung
(fakta,ketrampilan konsep,) dapat mencapai tujuan intruksional .
Dengan demikian bila menggunakan permainan kita
sebagai guru harus pandai-pandai membawakanya kelompokkan siswa sesuai dengan
kepandaian ,bertintak wasit yang adil ,penengah,merayu peserta yang tidak mau
(mogok) bermain dan sebagainya.
9. Latihan siap ( drill).
Kata latihan dapat di pergunakan
dalam bermacam-macam maksud.dalam pengajaran matematika ada dua macam yaitu
latihan hafal dan praktek adalah menyelesaikan soal/problem
Metode latiahan siap ialah cara
mengajar yang di lakukan oleh guru dengan jalan melatihketangkasan dan
ketrampilan para murid terhadap bahan
yang telah di berikan.
Biasanya metode ini di gunakan
dalam pelajaran yang bersifat motorik seperti pelajaran baca tulis dan
ktrampilan dan pelajaran yang bersifat mental dalam arti melatih kecepatan
berfikir anak.
Semula metode ini berasal dari
Herbart yang terkena dengan teori sososiasinya yang pada pokoknya berpendapat
bahwa dengan mengulang-ulang peljaran akan memperkuat tanggapan dan ingatan
para murid.
v Kebaikan metode latihan siap
1. Dengan metode ini dalam waktu yang
relatifsingkat anak-nank segera memperolah penguasaan dan ketrampilan yang di
harapkan .
2. Para murid memiliki sejumlah besar
pengetahuan siap.
3. Para murid beratih belaar secara rutin
dan disiplin.
v Kelemahan metode latihan siap:
1. Menghambat bakat ,minat ,perkembangan
dan daya inisiatif murid.
2. Penyesuian anak terhadap linkungan
menjadi statis .
3. Membentuk beljar anak secara mekanis
,otomatis,dan lugas/kaku
4. Membentuk pengetahuan verbalitas dan
rutin.
10. Penugasan
Metode Penugasan
/ pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan
jalan memberi tugas kepada
siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan,
(dari surat kabar, majalah atau
buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan
dapat pula menyusun karangan. Metode pemberian
tugas, dianjurkan antara lain
untuk mendukung metode ceramah,
inkuiri, VCT. Penggunaan metode ini memerlukan
pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup
maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat
diberikan secara individual maupun kelompok.
Dalam proses
pembelajaran, siswa hendaknya didorong
untuk melakukan kegiatan yang
dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode
pemberian tugas dapat dipergunakan
untuk mendukung metode pembelajaran yang lain.
Penggunaan
metode pemberian tugas bertujuan:
1.
menumbuhkan
proses pembelajaran yang eksploratif
2.
mendorong perilaku kreatif
3.
membiasakan berpikir komprehensif
4.
memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
v Metode pemberian tugas yang digunakan secara
tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
1.
Menumbuhkan
kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun
sendiri
2.
Melatih
cara mencari informasi secara langsung dari
sumber belajar yang terdapat di
lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat
3.
Menumbuhkan
suasana pembelajaran yang menggairahkan
(rekreatif)
Kelebihan
metode penugasan adalah:
·
Hasil
pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan siswa.
·
Siswa
belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri.
·
Memberikan
kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar.
·
Dapat
mempraktekkan hasil-hasil teori dalam kehidupan yang nyata.
·
Dapat
memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu.
Kekurangan
metode penugasan adalah:
·
Siswa
dapat melalukan penipuan terhadap tugas yang diberikan.(Dikerjakan oleh orang
lain atau menjiplak karya orang lain).
·
Bila tugas
diberikan terlalu banyak, maka siswa dapat mengalamikejenuhan sehingga
mengganggu ketenangan batin siswa.
·
Sulit
memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaanindividunya dan minat dari
masing-masing siswa.
·
Pemberian
tugas cenderung memakan waktu da tenaga serta biaya yangcukup berarti.
Oleh karena itu,
metode penugasan tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan. Maka guru perlu
memperhatikan saran-saran pelaksanaan, sebagai berikut:
·
Merencanakan
pemberian tugas secara matang.
·
Tugas yang
diberikan hendaknya didasarkan pada minat dan kemampuan siswa.
·
Tugas yang
diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diberikan.
·
Jenis tugas yang diberikan hendaknya telah
dimengerti betul oleh siswa agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik.
·
Jika tugas
yang diberikan bersifat tugas kelompok, maka pembagian tugas (materi
tugas) harus diarahkan, termasuk batas waktupenyelesaiannya.
·
Guru dapat
membantu menyediakan alat dan sarana yang diperlukan dalam pemberian
tugas.
·
Tugas yang
diberikan dapat merangsang perhatian siswa dan realistis.
·
Hasil tugas siswa dinilai oleh guru.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran adalah cara
mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan
tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.Fungsi
Pendekatan Pembelajaran adalah sebagai pedoman umum dalam menyusun
langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.
Metode pembelajaran adalah prosedur,
urutan,langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan
pembelajaran.Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran.
1. Model Ceramah:suatu cara penyampaian
memberikan informasi secara lisan kepada sejumlah pendengar.
2. Ekspositori:
suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimens.
3. Demonstrasi
:cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian.
4. Tanya jawab:penyampiaan pelajaran dengan
jalan pertanyaan dan murid menjawab.
5. Diskusi: suatu cara mengelola pembelajaran
dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis.
6. Diskovery: proses mental dimana siswa
mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip
7. Inkuiri : metode mengajar yang serupa
dengan metode penemuan.
8. Permainan : sesuatu kegiatan yang
menyenangkan ( menggembirakan ).
9. latiahan siap : cara mengajar yang di
lakukan oleh guru dengan jalan melatih ketangkasan dan ketrampilan para murid terhadap bahan yang telah di
berikan.
10. Metode tugas: adanya tugas dan adanya
pertanggungjawaban dari yang di beri tugas.


0 komentar:
Posting Komentar