Sabtu, 29 Maret 2014

PENDEKATAN,MODEL,TEKNIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Diposting oleh Unknown di 00.54

 
Disusun oleh kelompok 6
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Dosen pengampu : Widodo Winarso ,M.Pd.I
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Metode Pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum. Metode pembelajaran dapat diartikan juga sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah,Tanya jawab, diskusi,demonstrasi, ekspositori, penugasan, dan sebagainya.permainan,latihan dan sebaginya. Maka kami akan menjelaskan sedikit dari metode-metode pembelajaran dalam bentuk makalah.

B.     Rumusan masalah.
1.      Apa itu pendekatan pembelajaran?
2.      Apa itu metode pembelajaran?
3.      Apa saja metode-metode pembeljaran?
C.     Tujuan dan Manfaat
1.      Mengetahui pendekatan pembelajaran ?
2.      Mengetahui  Metode pembelajaran ?
3.      Mengetahui macam-macam metode pembelajran?



BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan ,Model,Teknik, Pembelajaran Matematika
A.    Pendekatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran berasal dari bahasa Inggris yaitu approach yang memiliki arti ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, approach atau pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Menurut pendapat Wahjoedi (1999), pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Pendekatan pembelajarandapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Fungsi Pendekatan Pembelajaran adalah sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.
Macam-macam Pendekatan Pembelajaran:
1.      Pendekatan Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu sekolah. Contoh pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum antara lain: a. Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) b. Pendekatan Keterampilan Proses c. Pendekatan Spiral d. Pendekatan Tujuan.
2.      Pendekatan khusus yaitu pendekatan yangberlaku untuk bidang studi tertentu, misalnya pendekatan khusus pembelajaran bahasa Indonesia. Beberapa contoh pendekatan khusus yang pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa misalnya: a. pendekatan komunikatif, b. pendekatan struktural, c. pendekatan Iisan, d. pendekatan langsung, e. pendekatan tak langsung, f. pendekatan alamiah.


B.     Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk  mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan.Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran.Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.

1.      Model Ceramah.

Ceramah adalah suatu cara penyampaian memberikan informasi secara lisan kepada sejumlah pendengar di dalam ruangan dimana pendengar di dalam ruangan di mna pendengar melakukan pencatatan .pada metode ini yang banyak bicara adalah pembicara.interaksi terjadi hanya antar penceramah dan pendengar .komunikasi pada umumnya hanya satu arah ,dari pembicara ke pendengar . Bila yang bicara dosen dan pendengarnya mahasiswa ,metode ceramah ini di sebut pula metode kuliah.
     Teknik ini banyak di pakai hampir dalam semua kegiatan baik di sekolah,kursus-kursus atau penataran karaena di anggap sebagai cara yang paling baik bagi seorang guru atau penatar atau pelatih untuk menyajikan secara lisan tentang informasi suatu pelajaran .selai itu dalam waktu yang bersamaan guru dapat mmempergunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar atau slad dan secara langsung dapat pula menjawab setiap pertanyaan dari murid mengenai penyajian informasi itu.
Peranan murid dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok penting yang di kemukakan oleh guru. Pelaksanaan ceramah yang wajar terletak pada pemberian fakta atau informasi dalam waktu singkat terhadap sejumlah pendengar yang relative besar dan apabila metode laintidak mungkin ditempuh karena tidak tersediannya bahan bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan memperkenalkan sesuatu yang baru.
1.      Metode ceramah yang tepat digunakan :
a)      Apabila guru akan menyampaikan bahan kepada murid yang besar jumlahnya.
b)      Apabila guru atau penceramah adalah pembicara yyang baik, bersemangat dan berwibawa sehingga dapat merangsang para murid untuk melaksanakan esuatu pekerjaan.
c)      Apabila tidak ada waktu untuk berdiskusi dan bahan pelajaran yang akan disampaikan terlalu banyak.
d)     Apabila bahan pelajaran yang akan disampaikan hanya merupakan keterangan atau penjelasan misalnya tentang hal-hal pokok yang telah dipelajari oleh murid untuk memungkinkan para murid melihat lebih jelas hubungan pokok yang satu dengan yang lain.
e)      Apabila guru akan memperkenalkan okok baru dalam rangka pelajaran yang lalu.
2.      Keunggulan metode ceramah
a)      Dalam waktu relative singkat dapat disampaikan bahan pelajran yang sebanyak-banyaknya
b)      Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokan murid-murid.
c)      Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup besar.
d)     Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif, yang merangsang para murid untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan.
e)      Metode ini lebih fleksibel dalam arti jika waktu terbatas bahan dapat dipersingkat dengan mengambil garis besarnya saja, sebaliknya jika waktu yang disediakan bahan banyak yang diberikan dapat diperluas dan mendalam.
f)       Guru atau penceramah dapat menguasai seluruh arah pembicaraan mencapai tujuan yang diinginkannya.

3.      Kelemahan metode ceramah
a)      Guru sukar mengetahui sampai dimana batas kemampuan para murid dalam memahami bahan-bahan yang telah dibicarakan.
b)      Tidak jarang guru selalu mengejar target sejumlah bahan yang banyak, sehingga pelaksanaannya lebih bersifat pemompaan.
c)      Para murid lebih cenderung bersikap pasif dan menganggap segala yang diceramahkan itu benar sehingga dengan demikian bentuk pelajan menjadi bersifat verbalisme.
d)     Mungkin sekali para murid kurang tepat dalam mengambil kesimpulan sehingga berlainan dari apa yang dimaksud oleh guru.
e)      Apabila guru atau penceramah tidak memperhatikan segi psikologis dan didaktis, pembicaraan dapat melantur dan bertele-tele sehingga membosankan bagi para murid.atau dapat pula inti ceramah menjadi kabur karena terlalu banyak humor dalam membangkitkan minat dan perhatian anak yang terlalu berlebih-lebihan.
4.      Bagaimana menpersiapkan ceramah yang efektif
a)      Terlebih dahulu rumuskan tujuan khusus yang akan dipelajari oleh para murid.
b)      Setelah menetapkan secara jelas tujuan yang hendak dicapai hendaklah diselidiki dan dipertimbangkan secara sunggug-sungguh apakah metode ceramah benar-benar merupakan metode yang sangat tepat untuk dipakai.
c)      Kemudian susunlah bahan ceramah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
·         Dapat membangkitkan minat dan menarik perhatian murid, karena itu bahan harus disesuaikan denga taraf perkembangan para murid, lingkungan social murid serta sifat kebudayaan sekitarnya.
·         Dapat dimengerti dengan mudah dan jelas, untuk itu pelu dipikirkan tentang penggunaan bahasa termasuk ucapan, tempo, melodi, ritme, dinamik serta mimic yang menarik.
·         Dapat memberikan kesan dan pengertian kepada para murid bahwa bahan yang dibicarakan itu sangat penting dan besar manfaatnya.
d)     Sikap, cara dan gaya guru/penceramah harus dapat menimbulkan rasa simpatik.
e)      Pemakaian metode ceramah hendaknya diselingi dengan variasi berupa audio-visual aids, Tanya jawaab dan sebagainya.
f)       Tanggaplah perhatian para murid dan arahkan kepada pokok penceramahan.
g)      Kemudian usahakan menanam perhatian yang jelas. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan : Pertama, guru memulai suatu pembicaraan dengan memberikan suatu ikhtisar ringkas tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Kedua, menguraikan serta menjelaskan mengenai pokok-pokok pelajaran tersebut. Ketiga, sebagai langkah terakhir menyimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dalam ceramah itu.
h)      Lakukan penilaian dengan tehnik evaluasi yang wajar untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan khusus ceramah itu, atas dasar beberapa factor :
-          Apakah murid benar-benar tertarik mengenai ceramah itu?
-          Apakah penggunaan bahasa serta cara penyampaiannya sudah selaras?
-          Apakah ada factor-faktor yang menghambat atau mengganggu?
-          Apakah murid-murid mengrti tujuan ceramah?
-          Apakah alat-alat pembantu yang dipakai sudah cukup memadai?
-           
2.      Ekpositori.
Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat.Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.

Metode ini di samakan dengan metode ceramah atau kuliah karena sama-sama sifatnaya memberikan informasipengajaran berpusatkan kepada guru .Disini saya bedakan medote Ekpositori  dari metode caramah mengingat dominasi guru pada pada metode Ekpositori  ini banyak di kurangi . Guru tidak terus bicara apakah siswa atau mahasiswa itu mengerti tidak , tetapi guru memberikan informasi hanya pada saat-saat atau bagian-bagian yang di perlukan misalnya pada permulaan pengajaran ,pada topic yang baru ,pada waktu membarikan contoh-contoh soal dan sebagainya. Karean itu di lihat dari terpusatnya kepada guru ,metode ceramah lebih murni dari metode Ekpositori .Jadi metode Ekpositori  ini sama dengan mengajar yang biasa ( tradisional ) kita pakai pada pengajaran matematika.
Pada tahun limapuluhan banyak pendidik matematika berpendapat bahwa metode ekspositori itu hanya menyebabkan siswa belajar menghafal yang tidak banyak makna ( tanpa banyak mengerti) karena pengajaran matematika ( modern) mengutamakan antara lain kepada penngertian dari pada kepada caranya menyelesaikan soal .

3.      Demontrasi dan eksperiman
Metode demonstrasi ialah suatu metode mengajar yang dilakukan guru atau seseorang lainnya dengan memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu cara melakukan sesuatu.Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain.
Metode eksperiman adalah metode mengajar dengan cara guru atau murid melakukan suatu pengetahuan praktis atau percobaan serta mengamati proses dan hasil percobaan itu.
Dengan demikian demonstrasi untuk mngetahui bagaimana prosesnya, terdiri dari unsure apa, bagaimana hal itu dilakukan. Sedangkan eksperimen tentang bagaimana hal itusesungguhnya, bagaimana cara terbaik melakukannya, bagaimana akhirnya suatu proses, itu terjadi, yang keemuanya itu dilakukan secara cermat dan ilmiah.
Kedua metode ini seringkali dirangkaikan dalam mengajar terutama apabila guru ingin lebih memperjelas bahan pelajaran yang diberikannya secara lebih pasti melalui pengamatan, pengumpulan data, percobaan, analisa, dan sebagainya terhadap para murid.

1.      Metode demonstrasi dan eksperimen tepat digunakan :
a.       Apabila ingin menjelaskan tentang proses mengatur sesuatu; misalnya bagaimana mengatur barisan agar tertib dan disiplin, atau tentang bagaimana mengatur tata ruang belajar agar menyenangkan, bergairah dan pikiran dapat terkonsentrasi.
b.      Apabila ingin mejelaskann tentang bagaimana embuat sesuatu; misalnya tentang membuat foto, kebun percontohan kolam ikan, bangunan rumah murah dan sebagainya. Dengan memperlihatkan proses pembuatannya akan lebih berarti daripada keterangan hanya dengan lisan semata.
c.       Apabila ingin menjelaskan tentang proses bekerja sesuatu; mislnya tentang bekerjanya mesin sepeda motor, guru mempelihatkan gambar tentang hubungan onderdil satu dengn yang lainnya serta bekerjanya mekanisme onderdil-onderdil itu. Kemudian alat sebenarnya di perlihatkan kepada murid dan para murid-murid diberi kesempatan mengamat-amati onderdil-onderdil itu. Bilamana mungkin, para murid diberi kesempatan pula secara praktik melakukan bongkar pasang mesin tersebut.
d.      Apabla ingin menjelaskan tentang bagaimana mengerjakan atau menggunakan sesuatu; misalnya latihan kemiliteran dalam menggunakan senjata. Para muris berkumpul menyaksikan instruktur mendemonstrasikan cara-cara bongkar-pasang senjata dan menembak serta langkah-langkah pengamanannya.
e.       Apabila ingin menjelaskan tentang terdiri dari apa saja sesuatu itu; misalnya dalam hal masak-memasak atau menganalisa obat-obatan dan sebagainya.
f.       Apabila ingin menjelaskan tentang cara bagaimana yang lebih baik melakukan sesuatu; misalnya tentang cara menggambar sebuah rencana gedung sekolah lebih baik menghadap ke Barat atau ke Timur, atau tentang cara menananm cengkeh yang baik dengan menggunakan dua cara peraatan, dan sebagainya.
g.      Apabila ingin membuktikan tentang kebenaran sesuatu; mialnya tentang udara yang menurut ilmu alam mengandung kurang lebih 256 zat asam.  Untuk membuktikan teori ini, guru mengambil lilin, selas dan pring yang berisi air berwarna. Lilin kemudian dinyalakan, diletakkan di tengah-tengah piring dan selanjutnya ditutupi dengan gelas. Ternyata lilin padam dan air naik ke dalam gelas setinggi kurang lebih setengah gelas. Dengan cara inilah guru men-demonstrasikan suatu pembuktian tentang kebenaran suatu prinsip sehingga dengan demikian akan mempertinggi minat dan perhatian murid.
2.      Kebaikan metode demonstrasi dan eksperimen :
a.       Metode demonstrasi :
-          Dengan metode ini para murid dapat menghayati dengan sepenuh hati mengenai pelajaran yang diberikan.
-          Perhatian anak dapat terpusat pada hal-hal penting yang didemonstrasikan.
-          Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari apa yang diterangkan guru secara lisan atau apa yang dipelajari di dalam buku, karena murid memperoleh gambaran melalui pengamatan langsung terhadap suatu proses.
-          Masalah yang mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat langsung terjawab.
b.      Metode eksperimen :
-          Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan  anak, sebab tidak hanya melihat orang lain menyelesakan suatu eksperimen tetapi dengan berbuat sendiri anak memperoleh kepandaian-kepandaian yang diperlukan.
-          Memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya bagi anak untuk me-laksanakan langkah-langkah dalam cara-cara berpikir ilmiah dalam menguji kebenaran berbagai hipotesa dengan pengumpulan data hasil percobaan kemudian menafsirkannya hingga sampai padda suatu kesimpulan.
3.      Kelemahan metode demonstrasi dan eksperimen :
a.       Metode demonstrasi :
-          Apabila sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan kebutuhan atau tidak bisa diamati dengan jelas oleh para murid, maka metode ini kurang effektif.
-          Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
b.      Metode eksperimen :
-          Baik demonstrasi maupun eksperimen biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang.
-          Terbatasnya peralatan mengakibatkan tidak setiap anak mendapat kesempatan melakukan eksperimen.
-          Metode ini sulit dilaksanakan apabila persiapan dan pengalaman anak belum matang untuk melakukan eksperimen.
4.      Bagaimana mempersiapkan demonstrasi dan eksperiman yang efektif :
a.       Mempersiapkan demonstrasi :
-          Merumuskan tujuan yang hendak dicapai berupa kecakapan serta ketrampilan para murid setelah demonstrasi itu berakhir, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)         Apakah metode ini sudah tepat penerapannya untuk mencapai tujuan itu.
2)         Apakah sarana peralatannya cukup tersedia dan telah diuji
kemampuannya untuk dipakai.
-          Merencanakan secara matang langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.
-          Memperhitungkan waktu yang tersedia.
-          Menetapkan rencana untuk menilai hasil-hasil demonstrasi yang telah dicapai.
b.      Mempersiapkan eksperimen :
-          Baik dalam metode demonstrasi maupun eksperimen hendaknya dilakukan mengenai hal-hal yang bersifat praktis dan urgen dalam masyarakat.
-          Sebelum pendahuluan, sebaiknya guru memberikan pengertian sejelas-jelasnya mengenai landasan teori dari apa yang didemonstrasikan atau di eksperimenkan itu.
-          Hendaknya guru bersama-sama para murid membidangi studi serta kebiasaan menghargai/mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
-          Memperkuat hasil belajar kelembagaan/sekolah secara terpadu.

4.      Metode Tanya jawab.
Metode Tanya jawab adalah penyampiaan pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab.
Metode ini di maksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu , agar para murid ( siswa ) memusatkan lagi perhatian tentang sejumlah kemjuan yang telah di capai sehigga dapat melanjukan pelajaran berikutnya ,dan untuk merangsang perhatian murid karena metode ini dapat di gunakan pula sebagai apersepsi,selingan dan evaluasi.
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan.Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
1.      Metode Tanya-jawab tepat digunakan :
a.       Apakah ditujukan untuk merangsang anak agar  perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan.
b.      Apakah dimaksudkan untuk mengarahkan pengamatan dan proses berpikir anak.
c.       Apabila ditujukan sebagai ulangan untuk menilai pelajaran yang telah diberikan.
d.      Apbila ditujukan sebagai selingan dalam ceramah.
2.      Kebaikan metode tanya-jawab :
-          Situasi kelas lebih hidup karena para murid aktif berfikir dan menyampaikan buah pikirannya melalui jjawaban-jawabannya atas pertanyaan guru.
-          Sangat positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan pendapat dengan lisan secara teratur.
-          Timbulnya perbedaan pendapat diantara para murid, membawa kelas pada situasi diskusi yang menarik.
-          Murid yang biasanya segan mencurahkan perhatian, menjadi lebih berhati-hati dan secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
-          Sekalipun pelajaran berjalan agak lamban tetapi guru dapat melakukan control terhadap pemahaman dan pengertian murid tentang masalah yang dibicarakan.

3.      Kelemahan metode tanya-jawab :
·         Apabila terjadi perbedaan pendapat antara murid dengan murid akan menimbulkan perdebatan sengit sehingga memakan banyak waktu untuk menyelesaikannya. Lebih-lebih apabila timbul perbedaan pendapat antara murid yang menyalahkan pendapat guru maka akan mengandung resiko yang cukup besar.
·         Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan, terutama apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan lebih menarik perhatian murid atauu murid mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengandung masalah baru padahal jauh dari sasaran pelajaran yang dituju.
·         Memakan waktu yang cukup lama untuk merangkum bahan-bahan pelajaran.
4.      Bagaimana mempersiapkan tanya-jawab yang efektif :
1)      Terlebih dahulu rumuskan tujuan khusus yang akan dicapai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
2)      Selidiki dan pertimbangkan dengan seksama apakah metode tanya-jawab ini tepat untuk dipakai.
3)      Kemudian susunlah bahan-bahan pertanyaan yang dapat membangkitkan minat dan perhatian, dapat mendorong inisiatif anak, dan dapat merangsang murid untuk bekerja sama.
4)      Dalam penggunaan mmetode ini hendaknya diarahkan pula untuk melatih anak mampu mengasosiasikannya dengan masalah-masalah lain.
5)      Tehnik mengajukan pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh kelas secara bergilir dan merata, tidak hanya tertuju pada murid tertentu saja.
6)      Supaya dihindari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang dapat menyimpang dari pokok persoalan.
7)      Menyediakan kesempatan bertanya bagi murid yang masih memerlukan penjelasan.
Dengan memperhatikan batasan-batasan pengertian diatas, maka untuk membuka jalur komunikasi dua arah, pertanyaan tidak mungkin dilakukan secara sepihak atau hanya dari guru saja.Untuk tujuan-tujuan tertentu bahkan pertanyaan muridlah yang dapat member petunjuk apakah komunikasi yang diharapkan telah berhasil atau belum.
Apakah hal ini dapat diterima , maka  lebih tepat apabila metode tanya-jawab diartikan sebagai cara mengajar yang dilakukan oleh guru dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dijawab murid yang berlangsungaktif secara timbal-balik.
5.      Diskusi.
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.

Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.
Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
1)      Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
2)      Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
3)      Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
4)      Membantu siswa belajar berpikir secara kritis
5)      Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
6)      Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah
7)      Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
1)      Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan.
2)      Guru menjelaskan tujuan diskusi.
3)      Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
4)      Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat.
5)      Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
6)      Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
7)      Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
8)      Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
9)      Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
10)  Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.
Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
1)      Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.
2)      Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan.
3)      Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
4)      Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan.
5)      Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain.
6)      Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.
7)      Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan.
8)      Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.
9)      Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
10)  Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.

Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
1)      Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
2)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
3)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
4)      Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
5)      Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
6)      Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
7)      Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
8)      Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
9)      Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
10)  Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
1)      Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
2)      Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
3)      Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
4)      Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
5)      Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
6)      Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.

6.      Diskoveri.
Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner  menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery.Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip.
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu:
1)      Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan
2)      Berpusat pada siswa
3)      Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Blake et al. membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh Whewell. Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu:
1)      Mengklarifikasi
2)      Menarik kesimpulan secara induksi
3)      Pembuktian kebenaran (verifikasi).
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
1.      Identifikasi kebutuhan siswa;
2.      seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;
3.      seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4.      membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
5.      mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6.      mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7.      memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8.      membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9.      memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
10.  merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11.  membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat; (2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya; (3) secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut:
1.      Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
2.      Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
3.      Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
4.      Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
5.      Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery (penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima.Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru.Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat.Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai.
Metode discovery (penemuan) yang mungkin dilaksanakan pada siswa SMP adalah metode penemuan terbimbing.Hal ini dikarenakan siswa SMP masih memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab itu metode discovery (penemuan) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode discovery (penemuan) terbimbing (guided discovery).

7.      Inkuiri.
Inkuiri  adalah metode mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah (Sujana, 2005 : 154) Metode ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulasi yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar, dengan demikian siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru.

Metode Inkuiri ialah metode mengajar yang serupa dengan metode penemuan.bedanya ialah bahwa membawakan pengajaran penemuan pada umumnya dengan ekspositori dan kelompok kecil ( labolatorium,diskusi )tetapi menyampaikan materi denagan inkuiri tidak perlu dengan cara demikian tetapi dengan ekspositori ,kelompok dan sendiri-sendiri.pula bila pada metode penemuan sesuatu yang akan di temukan sisawa itu sudah di ketahui oleh guru ,dan guru membimbingnya ,maka demikian pula pada metode inkuiri siswa di rencanakan menemukan sesustu ,tetepi dalam metode ini saat berlaku proses penemuan nya itu yang pentiang ,hasilnya nomor dua. Disamping itu pada metode ini guru selain sebagai pembimbing ,juga sebagai sumber informasi data yang di perlukan siswa dalam menunjang keberhasilan siswa dalam pencarainya .pada metode penemuan meskipun harus menemukan sesuatu bentuk akhir sudah di ketahuai guru.sedangjkan pada metode ini tidak usah .malahan kalau di perlukan harus mengmpulkan informasi tambahan ,harus membuat hipotesis dan mengetesya .contoh menemukan ialah menarik jarak antara 2 garis sejajar pada bidang . contoh inkuri  menarik jarak antara 2 garis dalam ruang.
Salah satu tujuan dari belajar melalui inkuiri adalah agar sisawa belajar metode ilmiah dengan inkuiri dan mampu menenerapka nya dalam situasi lain .seperti di ketahui pada metode ilmiah itu terjadi 4 tahap
1.      Siswa di rangsang oleh guru dengan permasalhan ,pernyataan ,pertanyaan ,permaina ,teka-teki dan lain-lain.
2.      Atas rangsangan itu siswa menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi yang di perlukan untuk memecahkan masalah.
3.      Siswa menghayati tentang pengetahuan yang di perolehnya oleh cara inkuiri yang baru saja di lakukan .
4.      Mereka mengadakan penganalisisan mengenai metode inkuiri dan prosedur yang di temukan untuk di jadikan metode umum yang dapat di aplikasikan pada suasana baru.
Contoh Mengajar dengan Metode Ekspositori
Belajar menerima maupun menemukan sama-sama dapat berupa belajar menghafal atau bermakna. Misalnya dalam mempelajari konsep dalil Pythagoras tentang segitiga siku-siku, mungkin bentuk terakhir c2 = b2 + a2 sudah disajikan (belajar menerima), tetapi siswa memahami rumus itu selalu dikaitkan dengan sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku ; jadi ia belajar secara bermakna. Siswa lain memahami rumus c2 = b2 + a2 dari pencarian (belajar menemukan), tetapi bila kemudian ia menghafalkan c2 = a2 + b2 tanpa dikaitkan dengan sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku, maka jadinya ia belajar menghafal.

8.      Permainan
Permainan matematika adalah sesuatu kegiatan yang menyenangkan         ( menggembirakan ) yang dapat menunjang tercapainya tujuan intruksional dalam pengajaran matematika baikaspek kognitif ,afektif,maupunpsikomotor. Kita perlu membatasi penggunaan permaianan yang hanya sekedar permaianan yang membuat orang senang ,ketawa, dan lain-lain,tetapi tidak menunjang tujuan intruksional dalam pengajaran matematika membatasi diri untuk tidak menggunakan permainan matematika secara serampangan tidak di rencanakan      ( seingatnya) yan tujuan intruksionalnya tidak jelas (ada) kecuali untuk mengisi waktu ,sekedar menimbulkan minat dan lain-lain.permainan matematika itu supaya di pergunakan secara berancana tujuan intruksionalnya jelas ,tepat penggunaanyadan tepat pula waktunya. Bila demikain permainan matematika akan merupakan alat yang efektif untuk belajar.

Setelah pendidik menjelaskan materi pelajaran, peserta didik diarahkan untuk melaksanakan permainan. Kemudian peserta didik melaksanakan permainan sesuai dengan petunjuk pada permainan. Di akhir permainan ada pemberian hukuman/penghargaan sesuai dengan kesepakatan bersama.

 Selanjutnya pendidik dapat memberikan soal-soal latihan ataupun tugas mandiri dan tes penilaian hasil belajar untuk mengetahui daya serap peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan.
Contoh permainan matematika dan kegunaanya sebagai berikut:
Ø  Siswa berlatih hafal fakta dasar melalui permainan kartu( kartu berangka).
Ø  Siswa menemukan operasi hitung melalui pengunaan mesin fungsi.
Ø  Permainan menyusun angka untuk penguatan pemahaman nilai tempat.
Ø  Siswa memahami blangan dasar 2 melalui permaianan mengirim berita dengan kode rahasia.
Ø  Permainan bujur sangkar ajaib berbagai ragamuntuk meningkatkan ketrampilan berhitung dan pemechan masalah.
Ø  Permaianan Hanoi di pakai untukmenerangkan konsep relasi dan fungsi
Contoh-contoh di atas bukan sekedar permainan tetapi permainan yang mengandung nilai matematika.permainan demikianlah saya maksudkan dengan permainan matematika .Dengan permainan semacam ini ketrampilan sisawa dapat meningkat ,konsep-konsep matematiaka dapat di tanamkan ,konsep-konsep matematika akan lebih mantap dapat di fahami ,kemampuna menemukan dan memecahkan permasalahan.
v  Contoh permainannya sebagai berikut:
1)      Permainan menebak tanggal lahir orang lain. Caranya: mintalah ia mengalikan tanggal lahirnya dengan 5; hasilnya lalu ditambahkan dengan 6; kemudian hasilnya dikalikan dengan 4; hasilnya lalu ditambahkan dengan 9; kemudian dikalikan dengan 5 dan hasilnya tambahkan dengan bulan kelahirannya (Januari=1, Februari=2, dst); selanjutnya mengurangkan hasilnya dengan 165 untuk memperoleh hasilnya. 
2)      Perburuan/pencarian sesuatu dengan buku. Permainan ini mengajarkan perhitungan dan urutan nomor (pertama, kedua, ketiga, ...). Idenya adalah anak-anak membacakan jawaban berupa sebuah kalimat atau dua kalimat atas pertanyaan yang diajukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Contoh pertanyaan ”Carilah halaman yang tiga puluh kurangnya dari tujuh puluh empat dan temukan kata ke-8 dalam paragraf ketiga dari akhir halaman.  
*   
v  Kelemahan metode permaianan:
1.      Tidak semua topic dapat di sajikan dengan metode permainan.
2.      Memakan waktu banyak.
3.      Pengajaran kita mungkin akan terganggu bila diadakan aturan kalah dan menang.
4.      Permainan akan mengangu keteangan kelas-kelas di sekitar.
Jadi permainan itu di samping dapat di gunakan untuk menyampaikan objek langsung (fakta,ketrampilan konsep,) dapat mencapai tujuan intruksional .
Dengan demikian bila menggunakan permainan kita sebagai guru harus pandai-pandai membawakanya kelompokkan siswa sesuai dengan kepandaian ,bertintak wasit yang adil ,penengah,merayu peserta yang tidak mau (mogok) bermain dan sebagainya.

9.      Latihan siap ( drill).
Kata latihan dapat di pergunakan dalam bermacam-macam maksud.dalam pengajaran matematika ada dua macam yaitu latihan hafal dan praktek adalah menyelesaikan soal/problem
Metode latiahan siap ialah cara mengajar yang di lakukan oleh guru dengan jalan melatihketangkasan dan ketrampilan  para murid terhadap bahan yang telah di berikan.
Biasanya metode ini di gunakan dalam pelajaran yang bersifat motorik seperti pelajaran baca tulis dan ktrampilan dan pelajaran yang bersifat mental dalam arti melatih kecepatan berfikir anak.
Semula metode ini berasal dari Herbart yang terkena dengan teori sososiasinya yang pada pokoknya berpendapat bahwa dengan mengulang-ulang peljaran akan memperkuat tanggapan dan ingatan para murid.
v  Kebaikan metode latihan siap
1.      Dengan metode ini dalam waktu yang relatifsingkat anak-nank segera memperolah penguasaan dan ketrampilan yang di harapkan .
2.      Para murid memiliki sejumlah besar pengetahuan siap.
3.      Para murid beratih belaar secara rutin dan disiplin.


v  Kelemahan metode latihan siap:
1.      Menghambat bakat ,minat ,perkembangan dan daya inisiatif murid.
2.      Penyesuian anak terhadap linkungan menjadi statis .
3.      Membentuk beljar anak secara mekanis ,otomatis,dan lugas/kaku
4.      Membentuk pengetahuan verbalitas dan rutin.


10.  Penugasan
Metode Penugasan / pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan   jalan   memberi   tugas   kepada   siswa. Tugas-tugas   itu dapat  berupa mengikhtisarkan karangan, (dari   surat   kabar,  majalah   atau  buku   bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Metode   pemberian   tugas,   dianjurkan   antara   lain   untuk mendukung  metode   ceramah,   inkuiri,   VCT.   Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang   lingkup  maupun   bahannya.   Pelaksanaannya   dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
Dalam  proses   pembelajaran, siswa   hendaknya   didorong untuk   melakukan   kegiatan   yang   dapat   menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas   dapat   dipergunakan   untuk   mendukung   metode  pembelajaran yang lain.
Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
1.      menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
2.       mendorong perilaku kreatif
3.       membiasakan berpikir komprehensif
4.       memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
v  Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
1.      Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri
2.      Melatih   cara  mencari   informasi secara  langsung  dari sumber  belajar   yang   terdapat  di   lingkungan  sekolah,     rumah dan masyarakat
3.      Menumbuhkan   suasana   pembelajaran   yang  menggairahkan (rekreatif)
Kelebihan metode penugasan adalah:
·         Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan siswa.
·         Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri.
·         Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar.
·         Dapat mempraktekkan hasil-hasil teori dalam kehidupan yang  nyata.
·         Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu.
Kekurangan metode penugasan adalah:
·         Siswa dapat melalukan penipuan terhadap tugas yang diberikan.(Dikerjakan oleh orang lain atau menjiplak karya orang lain).
·         Bila tugas diberikan terlalu banyak, maka siswa dapat mengalamikejenuhan sehingga mengganggu ketenangan batin siswa.
·         Sulit memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaanindividunya dan minat dari masing-masing siswa.
·         Pemberian tugas cenderung memakan waktu da tenaga serta biaya yangcukup berarti.
Oleh karena itu, metode penugasan tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan. Maka guru perlu memperhatikan saran-saran pelaksanaan, sebagai berikut:
·         Merencanakan pemberian tugas secara matang.
·         Tugas yang diberikan hendaknya didasarkan pada minat dan kemampuan  siswa.
·         Tugas yang diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diberikan.
·          Jenis tugas yang diberikan hendaknya telah dimengerti betul oleh  siswa agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik.
·         Jika tugas yang diberikan bersifat tugas kelompok, maka pembagian  tugas (materi tugas) harus diarahkan, termasuk batas waktupenyelesaiannya.
·         Guru dapat membantu menyediakan alat dan sarana yang diperlukan  dalam pemberian tugas.
·         Tugas yang diberikan dapat merangsang perhatian siswa dan realistis.
·          Hasil tugas siswa dinilai oleh guru.




















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.Fungsi Pendekatan Pembelajaran adalah sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.
1.      Model Ceramah:suatu cara penyampaian memberikan informasi secara lisan kepada sejumlah pendengar.
2.      Ekspositori: suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimens.
3.      Demonstrasi :cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian.
4.      Tanya jawab:penyampiaan pelajaran dengan jalan pertanyaan dan murid menjawab.
5.      Diskusi: suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis.
6.      Diskovery: proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip
7.      Inkuiri : metode mengajar yang serupa dengan metode penemuan.
8.      Permainan : sesuatu kegiatan yang menyenangkan ( menggembirakan ).
9.      latiahan siap : cara mengajar yang di lakukan oleh guru dengan jalan melatih ketangkasan dan ketrampilan  para murid terhadap bahan yang telah di berikan.
10.  Metode tugas: adanya tugas dan adanya pertanggungjawaban dari yang di beri tugas.


0 komentar:

Posting Komentar

 

shandy tiara Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review