PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bertolak
dari asumsi bahwa life is education and education is life dalam arti pendidikan
sebagai persoalan hidup dan kehidupan maka diskursus seputar pendidikan
merupakan salah satu topik yang selalu menarik. Setidaknya ada dua alasan yang
dapat diidentifikasi sehingga pendidikan tetap up to date untuk dikaji.
Pertama, kebutuhan akan pendidikan memang pada hakikatnya krusial karena
bertautan langsung dengan ranah hidup dan kehidupan manusia. Membincangkan
pendidikan berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua, pendidikan juga
merupakan wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang
ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan, menurunnya derajat kemiskinan
dan terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang mengaktualisasikan diri di
masa depan.
Dalam
tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong individu dan
warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini kehidupan. Di
samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi proses
transformasi personal maupun sosial. Dan sesungguhnya inilah idealisme
pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan.
Namun
dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga
pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan bisnis
basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan
pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman.
Situasi,
kondisi dan tuntutan pasca booming-nya era reformasi membawa konsekuensi kepada
pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di masa depan. Maka
merupakan hal yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah
antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya. Mempertahankan
diri dengan tetap mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan berkaitan erat
dengan manajemen pendidikan adalah sebuah keniscayaan.
1.2
Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Manajemen Pendidikan?
2.
Apakah fungsi dari Manajemen Pendidikan ?
3.
Bagaimana tingkatan,hakekat Manajemen Pendidikan ?
1.3
Tujuan
Tujuan dari materi makalah ini, diharapkan agar
mampu menguasai materi mengenai manajemen pendidikan beserta dari bagian-bagian
nya. Memahami ruang lingkup Manajemen Pendidikan, beserta definisinya dan
tujuan serta manfaat dari manajemen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen
adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi
system total untuk menyelesai suatu tujuan yang dimaksud sumber disini adalah
mencakup orang, alat, media, bahan, uang, dan sarana.[1]
Dalam
pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan
sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Istilah
manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada
keseragaman. Selanjutnya bila kita mempelajari literature manajemen, maka akan
ditemukan, bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: 1)
manajemen sebagai suatu proses, 2) manajemen sebagai kolektivitas orang-orang
yang melakukan aktivitas manajemen, 3) manajemen sebagai suatu seni (Art) dan
sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science).
Menurut
James A.F.Stoner (1998) bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Manajemen merupakan suatu rangkaian proses yang berada dalam system
yang paling menunjang dalam setiap pelaksanaan yang ada. Dengan begitu
manajemen menjadi hal penting dalam setiap organisasi maupun lembaga lainnya.
2.2 Fungsi-fungsi manajemen (Management Function)
Mula-mula fungsi manajemen banyak
ragamnya seperti merencanakan,mengorganisasi,menyusun
staf,mengarahkan,mengkoordinasi,dan mengontrol,mencatat,dan melaporkan,dan
menyusun anggaran belanja.Kemudian dibuat menjadi lebih sederhana sehingga
terdiri dari merencanakan,mengorganisasimemeberi komando,mengkooordinasi dan
mengontrol.[2]Selanjutnya
Hersey(1978) hanya menyebutkan 4 fungsi saja yaitu
merencanakan,mengorganisasi,memotivasi,dan mengontrol.
Manajemen Pendidikan sebagai suatu proses atau disebut juga
fungsi manajemen adalah ;
a)
Planning
Planning adalah proses
penetapan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran.[3]
Satu-satunya hal yang pasti di masa depan dari organisasi apapun termasuk lembaga pendidikan adalah perubahan, dan perencanaan penting untuk menjembatani masa kini dan masa depan yang meningkatkan kemungkinan untuk mencapai hasil yang diinginkan.Perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik. .
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Ada beberapa hal yang penting dilaksanakan terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan, diantaranya:
Satu-satunya hal yang pasti di masa depan dari organisasi apapun termasuk lembaga pendidikan adalah perubahan, dan perencanaan penting untuk menjembatani masa kini dan masa depan yang meningkatkan kemungkinan untuk mencapai hasil yang diinginkan.Perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik. .
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Ada beberapa hal yang penting dilaksanakan terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan, diantaranya:
- Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/personil lembaga pendidikan.
- Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan.
- Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan pembagian dan pengelompokkan tugas terhadap masing-masing personil.
- Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya.
- Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan rencana/sekala pengkajian.
- Memilih para staf (pelaksana), administrator dan melakukan pengawasan.
- Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan pengajuan.
- Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya (uang) material dan tempat.
- Menyiapkan anggaran dan mengamankan dana.
- Menghemat ruangan dan alat-alat perlengkapan.
b)
Organizing
Organizing
adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk
mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.[4]
Tujuan pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi dengan menerapkan tugas dan hubungan wewenang. Malayu S.P. Hasbuan (1995) mendifinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.Pengorganisasian fungsi manajemen dapat dilihat terdiri dari tiga aktivitas berurutan: membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan yang lebih sempit (spesialisasi pekerjaan), menggabungkan pekerjaan untuk membentuk departemen (departementalisasi), dan mendelegasikan wewenang. Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir secara rapih dan tepat, baik tujuan, personil, manajemen, teknologi, siswa/member, kurikulum, uang, metode, fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
Organisasi yang baik senantiasa mempunyai dan menggunakan tujuan, kewenangan, dan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan. Dalam organisasi yang baik semua bagiannya bekerja dalam keselarasan seakan-akan menjadi sebagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Semua itu baru dapat dicapai oleh organisasi pendidikan, manakala dilakukan upaya: 1) Menyusun struktur kelembagaan, 2) Mengembangkan prosedur yang berlaku, 3) Menentukan persyaratan bagi instruktur dan karyawan yang diterima, 4) Membagi sumber daya instruktur dan karyawan yang ada dalam pekerjaan.
Tujuan pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi dengan menerapkan tugas dan hubungan wewenang. Malayu S.P. Hasbuan (1995) mendifinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.Pengorganisasian fungsi manajemen dapat dilihat terdiri dari tiga aktivitas berurutan: membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan yang lebih sempit (spesialisasi pekerjaan), menggabungkan pekerjaan untuk membentuk departemen (departementalisasi), dan mendelegasikan wewenang. Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir secara rapih dan tepat, baik tujuan, personil, manajemen, teknologi, siswa/member, kurikulum, uang, metode, fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
Organisasi yang baik senantiasa mempunyai dan menggunakan tujuan, kewenangan, dan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan. Dalam organisasi yang baik semua bagiannya bekerja dalam keselarasan seakan-akan menjadi sebagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Semua itu baru dapat dicapai oleh organisasi pendidikan, manakala dilakukan upaya: 1) Menyusun struktur kelembagaan, 2) Mengembangkan prosedur yang berlaku, 3) Menentukan persyaratan bagi instruktur dan karyawan yang diterima, 4) Membagi sumber daya instruktur dan karyawan yang ada dalam pekerjaan.
c)
Actuating
Dalam
pembahasan fungsi pengarahan, aspek kepemimpinan merupakan salah satu aspek
yang sangat penting. Sehingga definisi fungsi pengarahan selalu dimulai dimulai
dan dinilai cukup hanya dengan mendifinisikan kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai
oleh kelompok. Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan,
proses atau fungsi yang digunakan untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain
untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin bertugas untuk memotivasi, mendorong dan memberi keyakinan kepada orang yang dipimpinnya dalam suatu entitas atau kelompok, baik itu individu sebagai entitas terkecil sebuah komunitas ataupun hingga skala negara, untuk mencapai tujuan sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki. Pemimpin juga harus dapat memfasilitasi anggotanya dalam mencapai tujuannya. Ketika pemimpin telah berhasil membawa organisasinya mencapai tujuannya, maka saat itu dapat dianalogikan bahwa ia telah berhasil menggerakkan organisasinya dalam arah yang sama tanpa paksaan.
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan. Kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela.Di dalam kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin bertugas untuk memotivasi, mendorong dan memberi keyakinan kepada orang yang dipimpinnya dalam suatu entitas atau kelompok, baik itu individu sebagai entitas terkecil sebuah komunitas ataupun hingga skala negara, untuk mencapai tujuan sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki. Pemimpin juga harus dapat memfasilitasi anggotanya dalam mencapai tujuannya. Ketika pemimpin telah berhasil membawa organisasinya mencapai tujuannya, maka saat itu dapat dianalogikan bahwa ia telah berhasil menggerakkan organisasinya dalam arah yang sama tanpa paksaan.
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan. Kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela.Di dalam kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
d. Controling
Controling
atau pengawasan ,sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian,bila perlu mengadakan koreksi
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan
maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.[5]
Pengawasan
sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan
tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi; untuk
membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan itu;
menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan
tersebut; dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa
semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang paling efekif dan
efisien guna tercapainya tujuan perusahaan.
Dalam konteks pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan sebagai pengawasan program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang harus diterapkan sebagai berikut:
Dalam konteks pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan sebagai pengawasan program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang harus diterapkan sebagai berikut:
1. Pengawasan yang dilakukan pimpinan
dengan memfokuskan pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi para instruktur
atau staf dan tidak semata-mata mencari kesalahan.
2. Bantuan dan bimbingan diberikan
secara tidak langsung. Para staf diberikan dorongan untuk memperbaiki dirinya
sendiri, sedangkan pimpinan hanya membantu.
3. Pengawasan dalam bentuk saran yang
efektif.
4. Pengawasan yang dilakukan secara
periodik.
d)
Leading
Pekerjaan leading meliputi
lima kegiatan, yaitu: mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada
saling pengertian antara manajer dan bawahan, memberi semangat, inspirasi, dan
dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, memilih orang-orang yang
menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap
bawahan agar mereka tampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.[6]
e) Directing/Commanding
Directing/Commanding adalah
fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,
perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas
masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar
tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
e)
Motivating
Motivating atau pemotivasian
kegiatan merupakn salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi,
semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara
sukarela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
f)
Coordinating
Coordinating atau
pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan
jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskanpekerjaan bawahan sehingga terdapat
kerja sama yang terarah dalam uapaya mencapai tujuan organisasi.
g)
Reporting
Reporting adalah salah satu
fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangn atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
h)
Staffing
Staffing adalah salah satu
fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari
merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga
memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
i)
Forecasting
Forecasting adalah
meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai
kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat
dilakukan.
2.3 Tingkatan Manajemen (Manajemen Level)
Tingkatan
manajemen dalam organisasi dibagi menjadi tiga tingkatan[7]:
1) Manajer
lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam
suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi
tenaga-tenaga operasional
2) Manajer
menengah (middle manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi beberapa
tingkatan dalam suatu organisasi.Para manajer menengah membawahi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan
operasional.
3) Manajer
puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil ,manager puncak
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
2.4 Pendidikan dan Hakekat Pendidikan
Secara
teoritis dan filosofis bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi anak
menjadi seorang dewasa yang berdiri sendiri dan tidak tergantung kepada orang
lain.[8]
Menurut
Soegeng Santoso dkk (2007)dalam memahami pendidikan sebenarnya terdapat 5
komponen yaitu:
1) Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang mampu dan memiliki
keahlian dalam mendidik peserta didik.Biasanya pendidik termasuk didalamnya
adalah orangtua(bapak ibunya),orang dewasa lainnya (kakaknya,orang dewasa
disekitar lingkungan hidupnya) dan guru (guru formal maupun informal).
2) Peserta
didik
Peserta didik adalah anak yang belum dewasa akan diberi
didikan agat menjadi orang dewasa yang mampu berdiri sendiri,tidak bergantung
kepada orang lain.
3) Tujuan
Pendidikan
Hakekat tujuan pendidikan adalah menciptakan manusia yang
dewasa secara integral dalam keseluruhan aspek manusia.
4) Komponen
pendidikan
Komponen pendidikan didalamnya meliputi lingkungan yaitu
tempat terjadinya proses pendidikan.Lingkungan pendidikan terbagi menjadi tiga
bagian pokok yaitu lingkungan keluarga,sekolah,dan masyarakat.
5) Alat
pendidikan
Alat pendidikan yang dimaksud adalah rumah tangga sekolah
dan masyarakat.Hal ini didukung dalam GBHN Tahun 1985 bahwa pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah
tangga,sekolah dan masyarakat.
Batasan tentang pendidikan yang
dibuat oleh para ahli beranekaragam,dan kandungannya berbeda yang satu dari
yang lain.Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya ,konsep dasar yang
digunakan,aspek yang menjadi tekanan atau karena falsafah yang melandasinya[9]:
a.Pendidikan
sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai
proses transformasi budaya,pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.Nilai-nilai budaya tersebut
mengalami proses transformasi generasi tua ke generasi muda.
b.Pendidikan
sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai
proses pembentukan pribadi,pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang
sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
c.Pendidikan
sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan
sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai sebagai suatu kegiatan yang
terencana untuk memebekali peserta didik agar menjadi warganegara yang baik.
d.Pendidik
sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpanan tenaga kerja
diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal
dasar untuk bekerja.Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap,pengetahuan,dan
keterampilan kerja pada calon luaran.
e.Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988 (BP 7 Pusat,1990:105) memeberikan batasan
tentang pendidikan nasional sebagai berikut:Pendidikan nasional yang berakar
pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang
Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi
kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2.5
Manajemen yang fleksibel,efektif,dan efisien
Manajemen yang baik ialah manajemen yang tidak jauh
menimpang dari konsep,dan yang sesuai dengan objek yang ditangani serta tempat
organisasi itu berada.[10]
Manajemen yang dapat menyesuaikan diri dengan
berbagai situasi dan kondisi disebut menejemen yang fleksibel.
Perbedaan
manajemen yang efektif dengan manajemen yang efisien,sebagai berikut[11]:
|
MANAJEMEN EFEKTIF
|
MANAJEMEN EFISIEN
|
|
1.Membuat yang benar
|
1.Menegerjakan dengan benar
|
|
2.Mengkreasikan
alternatif-alternatif
|
2.Menyelesaikan masalah-masalah
|
|
3.Mengoptimalkan sumber-sumber
pendidikan.
|
3.Mengamankan sumber-sumber
pendidikan.
|
|
4.Memperoleh hasil pendidikan.
|
4.Mengikuti tugas tugas
pekerjaan.
|
|
5.Mengingatkan keuntungan
pendidikan.
|
5.Merendahakan biaya pendidikan.
|
Dapat
disimpulkan bahwa manajemen yang efektif adalah pekerjaan yang dapat memberikan
hasil seperti rencana semula.Sedangkan pekerjaan yang efisien adalah pekerjaan
yang menghasilkan biaya sesuai dengan rencana semula atau lebih rendah.Yang
dimaksud dengan biaya adalah uang,waktu,tenaga orang,material,media,dan sarana.
Manajemen
yang efektif dalam bagan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut.Membuat yang
benar berarti memebuat sesuatu sesuai dengan tujuan organisasi ,sedangkan
mengkreasikan alternative –alternative ialah bermaksud memeberikan
pertimbangan-pertimbangan yang memadai sebelum bertindak agar efek negatif
diterima sedikit mungkin.Sementara itu,mengoptimalkan sumber-sumber ialah
memanfaatkan setiap sumber yang tersedia (yang pada umumnya belum memadai)
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Dengan demikian hasil pendidikan
diharapkan diperoleh dan bila mungkin lebih baik daripada target daripada
target atau rencana semula.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen
adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi
system total untuk menyelesai suatu tujuan yang dimaksud sumber disini adalah mencakup
orang, alat, media, bahan, uang, dan sarana.
Dalam
pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan
sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Adapun
fungsi manajemen yaitu : planning,organizing,actuating,controlling,leading,directing/commanding,mootivating,coordinating,reporting,staffing,forecasting.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi,Ahmad.2014. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta:Deepublish.
Johnson,Richard
A., et al.1973.The Theory and Management
of System.Tokyo :McGraw-Hill Kogakusha,Ltd.
Pidarta,Made,1988.Manajemen
Pendidikan Indonesia.Jakarta:PT.Bina Aksara.
Reddin,William J.1970.Managerial Effectivitness.Tokyo:Mc Graw-Hill
Kugakusha,Ltd.,1970
[1]
Johnson,Richard A., et al.,The Theory and
Management of System,(Tokyo :McGraw-Hill Kogakusha,Ltd.,1973),hal.15.
[2]
Pidarta,Made,Manajemen Pendidikan
Indonesia,(Jakarta:PT.Bina Aksara,1988),hal.14.
[3]
Fauzi,Ahmad,Manajemen Pembelajaran,(Yogyakarta:Deepublish,2014),hal.5.
[4] Ibid.Hal.6.
[5] Ibid.hal.7
[6]
Ibid .Hal.6.
[7]
Ibid.Hal.13
[8]Ibid.Hal.15.
[9]
Ibid.Hal.21.
[10]
Pidarta,Made,op.cit.,hal.17
[11]
Reddin,William J.,Managerial Effectivitness,(Tokyo:Mc Graw-Hill
Kugakusha,Ltd.,1970),Hal.6.


0 komentar:
Posting Komentar