Minggu, 02 Maret 2014

Manajemen Pendidikan

Diposting oleh Unknown di 07.24


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Bertolak dari asumsi bahwa life is education and education is life dalam arti pendidikan sebagai persoalan hidup dan kehidupan maka diskursus seputar pendidikan merupakan salah satu topik yang selalu menarik. Setidaknya ada dua alasan yang dapat diidentifikasi sehingga pendidikan tetap up to date untuk dikaji. Pertama, kebutuhan akan pendidikan memang pada hakikatnya krusial karena bertautan langsung dengan ranah hidup dan kehidupan manusia. Membincangkan pendidikan berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua, pendidikan juga merupakan wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan, menurunnya derajat kemiskinan dan terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang mengaktualisasikan diri di masa depan.
Dalam tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi proses transformasi personal maupun sosial. Dan sesungguhnya inilah idealisme pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan.

Namun dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan bisnis basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman.
Situasi, kondisi dan tuntutan pasca booming-nya era reformasi membawa konsekuensi kepada pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di masa depan. Maka merupakan hal yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya. Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan berkaitan erat dengan manajemen pendidikan adalah sebuah keniscayaan.
1.2 Rumusan masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan Manajemen Pendidikan?
2.    Apakah fungsi dari Manajemen Pendidikan ?
3.    Bagaimana tingkatan,hakekat Manajemen Pendidikan ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari materi makalah ini, diharapkan agar mampu menguasai materi mengenai manajemen pendidikan beserta dari bagian-bagian nya. Memahami ruang lingkup Manajemen Pendidikan, beserta definisinya dan tujuan serta manfaat dari manajemen pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi system total untuk menyelesai suatu tujuan yang dimaksud sumber disini adalah mencakup orang, alat, media, bahan, uang, dan sarana.[1]
Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya bila kita mempelajari literature manajemen, maka akan ditemukan, bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: 1) manajemen sebagai suatu proses, 2) manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, 3) manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science).
Menurut James A.F.Stoner (1998) bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan suatu rangkaian proses yang berada dalam system yang paling menunjang dalam setiap pelaksanaan yang ada. Dengan begitu manajemen menjadi hal penting dalam setiap organisasi maupun lembaga lainnya.
2.2  Fungsi-fungsi manajemen (Management Function)
Mula-mula fungsi manajemen banyak ragamnya seperti merencanakan,mengorganisasi,menyusun staf,mengarahkan,mengkoordinasi,dan mengontrol,mencatat,dan melaporkan,dan menyusun anggaran belanja.Kemudian dibuat menjadi lebih sederhana sehingga terdiri dari merencanakan,mengorganisasimemeberi komando,mengkooordinasi dan mengontrol.[2]Selanjutnya Hersey(1978) hanya menyebutkan 4 fungsi saja yaitu merencanakan,mengorganisasi,memotivasi,dan mengontrol.
Manajemen Pendidikan sebagai suatu proses atau disebut juga fungsi manajemen adalah ;
a)    Planning      
Planning adalah proses penetapan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran.[3]
Satu-satunya hal yang pasti di masa depan dari organisasi apapun termasuk lembaga pendidikan adalah perubahan, dan perencanaan penting untuk menjembatani masa kini dan masa depan yang meningkatkan kemungkinan untuk mencapai hasil yang diinginkan.Perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik. .   
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.  
Ada beberapa hal yang penting dilaksanakan terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan, diantaranya:
  • Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/personil lembaga pendidikan.
  • Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan.
  • Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan pembagian dan pengelompokkan tugas terhadap masing-masing personil.
  • Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya.
  • Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan rencana/sekala pengkajian.
  • Memilih para staf (pelaksana), administrator dan melakukan pengawasan.
  • Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan pengajuan.
  • Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya (uang) material dan tempat.
  • Menyiapkan anggaran dan mengamankan dana.
  • Menghemat ruangan dan alat-alat perlengkapan.




b)    Organizing   
Organizing adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.[4]
Tujuan pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi dengan menerapkan tugas dan hubungan wewenang. Malayu S.P. Hasbuan (1995) mendifinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.Pengorganisasian fungsi manajemen dapat dilihat terdiri dari tiga aktivitas berurutan: membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan yang lebih sempit (spesialisasi pekerjaan), menggabungkan pekerjaan untuk membentuk departemen (departementalisasi), dan mendelegasikan wewenang. Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir secara rapih dan tepat, baik tujuan, personil, manajemen, teknologi, siswa/member, kurikulum, uang, metode, fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.         
Organisasi yang baik senantiasa mempunyai dan menggunakan tujuan, kewenangan, dan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan. Dalam organisasi yang baik semua bagiannya bekerja dalam keselarasan seakan-akan menjadi sebagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Semua itu baru dapat dicapai oleh organisasi pendidikan, manakala dilakukan upaya: 1) Menyusun struktur kelembagaan, 2) Mengembangkan prosedur yang berlaku, 3) Menentukan persyaratan bagi instruktur dan karyawan yang diterima, 4) Membagi sumber daya instruktur dan karyawan yang ada dalam pekerjaan.
c)    Actuating
Dalam pembahasan fungsi pengarahan, aspek kepemimpinan merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Sehingga definisi fungsi pengarahan selalu dimulai dimulai dan dinilai cukup hanya dengan mendifinisikan kepemimpinan itu sendiri.      
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok. Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan, proses atau fungsi yang digunakan untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin bertugas untuk memotivasi, mendorong dan memberi keyakinan kepada orang yang dipimpinnya dalam suatu entitas atau kelompok, baik itu individu sebagai entitas terkecil sebuah komunitas ataupun hingga skala negara, untuk mencapai tujuan sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki. Pemimpin juga harus dapat memfasilitasi anggotanya dalam mencapai tujuannya. Ketika pemimpin telah berhasil membawa organisasinya mencapai tujuannya, maka saat itu dapat dianalogikan bahwa ia telah berhasil menggerakkan organisasinya dalam arah yang sama tanpa paksaan.       
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan. Kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela.Di dalam kepemimpinan  pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
d. Controling
Controling atau pengawasan ,sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian,bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.[5]
Pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi; untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan itu; menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut; dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang paling efekif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan.
Dalam konteks pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan sebagai pengawasan program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang harus diterapkan sebagai berikut:
1.    Pengawasan yang dilakukan pimpinan dengan memfokuskan pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi para instruktur atau staf dan tidak semata-mata mencari kesalahan.
2.    Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung. Para staf diberikan dorongan untuk memperbaiki dirinya sendiri, sedangkan pimpinan hanya membantu.
3.    Pengawasan dalam bentuk saran yang efektif.
4.    Pengawasan yang dilakukan secara periodik.



d)    Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan, yaitu: mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan, memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka tampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.[6]
e) Directing/Commanding
Directing/Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
e)    Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakn salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
f)     Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskanpekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam uapaya mencapai tujuan organisasi.
g)    Reporting
Reporting adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangn atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
h)   Staffing
Staffing adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
i)     Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.
2.3 Tingkatan Manajemen (Manajemen Level)
Tingkatan manajemen dalam organisasi dibagi menjadi tiga tingkatan[7]:
1)    Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi  tenaga-tenaga operasional
2)    Manajer menengah (middle manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi.Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan operasional.
3)    Manajer puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil ,manager puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.

2.4 Pendidikan dan Hakekat Pendidikan
Secara teoritis dan filosofis bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang berdiri sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain.[8]
Menurut Soegeng Santoso dkk (2007)dalam memahami pendidikan sebenarnya terdapat 5 komponen yaitu:
1)    Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang mampu dan memiliki keahlian dalam mendidik peserta didik.Biasanya pendidik termasuk didalamnya adalah orangtua(bapak ibunya),orang dewasa lainnya (kakaknya,orang dewasa disekitar lingkungan hidupnya) dan guru (guru formal maupun informal).



2)    Peserta didik
Peserta didik adalah anak yang belum dewasa akan diberi didikan agat menjadi orang dewasa yang mampu berdiri sendiri,tidak bergantung kepada orang lain.
3)    Tujuan Pendidikan
Hakekat tujuan pendidikan adalah menciptakan manusia yang dewasa secara integral dalam keseluruhan aspek manusia.
4)    Komponen pendidikan
Komponen pendidikan didalamnya meliputi lingkungan yaitu tempat terjadinya proses pendidikan.Lingkungan pendidikan terbagi menjadi tiga bagian pokok yaitu lingkungan keluarga,sekolah,dan masyarakat.
5)    Alat pendidikan
Alat pendidikan yang dimaksud adalah rumah tangga sekolah dan masyarakat.Hal ini didukung dalam GBHN Tahun 1985 bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga,sekolah dan masyarakat.
            Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beranekaragam,dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain.Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya ,konsep dasar yang digunakan,aspek yang menjadi tekanan atau karena falsafah yang melandasinya[9]:
a.Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya,pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi generasi tua ke generasi muda.
b.Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi,pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
c.Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk memebekali peserta didik agar menjadi warganegara yang baik.
d.Pendidik sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpanan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap,pengetahuan,dan keterampilan kerja pada calon luaran.
e.Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988 (BP 7 Pusat,1990:105) memeberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut:Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2.5 Manajemen yang fleksibel,efektif,dan efisien
Manajemen yang baik ialah manajemen yang tidak jauh menimpang dari konsep,dan yang sesuai dengan objek yang ditangani serta tempat organisasi itu berada.[10]
Manajemen yang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan kondisi disebut menejemen yang fleksibel.
Perbedaan  manajemen yang efektif dengan manajemen yang efisien,sebagai berikut[11]:
MANAJEMEN EFEKTIF
MANAJEMEN EFISIEN
1.Membuat yang benar
1.Menegerjakan dengan benar
2.Mengkreasikan alternatif-alternatif
2.Menyelesaikan masalah-masalah
3.Mengoptimalkan sumber-sumber pendidikan.
3.Mengamankan sumber-sumber pendidikan.
4.Memperoleh hasil pendidikan.
4.Mengikuti tugas tugas pekerjaan.
5.Mengingatkan keuntungan pendidikan.
5.Merendahakan biaya pendidikan.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen yang efektif adalah pekerjaan yang dapat memberikan hasil seperti rencana semula.Sedangkan pekerjaan yang efisien adalah pekerjaan yang menghasilkan biaya sesuai dengan rencana semula atau lebih rendah.Yang dimaksud dengan biaya adalah uang,waktu,tenaga orang,material,media,dan sarana.
Manajemen yang efektif dalam bagan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut.Membuat yang benar berarti memebuat sesuatu sesuai dengan tujuan organisasi ,sedangkan mengkreasikan alternative –alternative ialah bermaksud memeberikan pertimbangan-pertimbangan yang memadai sebelum bertindak agar efek negatif diterima sedikit mungkin.Sementara itu,mengoptimalkan sumber-sumber ialah memanfaatkan setiap sumber yang tersedia (yang pada umumnya belum memadai) untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Dengan demikian hasil pendidikan diharapkan diperoleh dan bila mungkin lebih baik daripada target daripada target atau rencana semula.





BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Manajemen adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi system total untuk menyelesai suatu tujuan yang dimaksud sumber disini adalah mencakup orang, alat, media, bahan, uang, dan sarana.
Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Adapun fungsi manajemen yaitu : planning,organizing,actuating,controlling,leading,directing/commanding,mootivating,coordinating,reporting,staffing,forecasting.







DAFTAR PUSTAKA
Fauzi,Ahmad.2014. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta:Deepublish.
Johnson,Richard A., et al.1973.The Theory and Management of System.Tokyo :McGraw-Hill Kogakusha,Ltd.
Pidarta,Made,1988.Manajemen Pendidikan Indonesia.Jakarta:PT.Bina Aksara.
Reddin,William J.1970.Managerial Effectivitness.Tokyo:Mc Graw-Hill Kugakusha,Ltd.,1970



[1] Johnson,Richard A., et al.,The Theory and Management of System,(Tokyo :McGraw-Hill Kogakusha,Ltd.,1973),hal.15.
[2] Pidarta,Made,Manajemen Pendidikan Indonesia,(Jakarta:PT.Bina Aksara,1988),hal.14.
[3] Fauzi,Ahmad,Manajemen Pembelajaran,(Yogyakarta:Deepublish,2014),hal.5.
[4] Ibid.Hal.6.
[5] Ibid.hal.7
[6] Ibid .Hal.6.

[7] Ibid.Hal.13
[8]Ibid.Hal.15.
[9] Ibid.Hal.21.

[10] Pidarta,Made,op.cit.,hal.17
[11] Reddin,William J.,Managerial Effectivitness,(Tokyo:Mc Graw-Hill Kugakusha,Ltd.,1970),Hal.6.

0 komentar:

Posting Komentar

 

shandy tiara Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review