disusun oleh : kelompok 12
dosen pengampu : Widodo Winarso,M.Pd.I
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Peranan guru sebagai manajer dalam kegiatan belajar di kelas
sudah lama diakui sebagai salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Guru sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya
mampu mengelola pembelajaran saja tetapi juga harus mampu mengelola kelas,
yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi
tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah
dalam meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan, penerapan strategi
pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang
diyakini dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang mendasar dari
permasalahan pendidikan di tanah air. peranan guru dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru
sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru
sebagai evaluator.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa rumusan
masalah yang akan kami bahas yaitu:
1.
Pengertian
dan tujuan pengelolaan kelas.
2.
Strategi,
Fungsi dan Prosedur Pengelolaan Kelas.
3.
Komunikasi
dan Iinteraksi Pengelolaan Kelas.
4.
Motivasi
Belajar.
C.
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan penulis dan pembaca dalam bidang pembelajaran khususnya yaitu
mengenai pengelolaan kelas dan interaksi. Adapun rincian yang ingin di capai
dalam pembahasan makalah penulis adalah :
1. Agar dapat memahami Pengertian, dan Tujuan pengelolaan
Kelas.
2. Agar dapat Mengetahui Strategi, Fungsi, dan Prosedur
Pengelolaan Kelas.
3.
Agar dapat Mengetahui
Komunikasi dan Iinteraksi Pengelolaan Kelas.
4. Agar dapat Mengetahui Motivasi Belajar Mahasiswa.
D.
MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah yang penulis
susun adalah ada beberapa poin yang dapat di ambil sebagai bahan pembelajaran
yang bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.
Adapun manfaat yang bisa di ambil dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Dapat memahami Pengertian, dan Tujuan pengelolaan
Kelas.
2. Dapat Mengetahui Strategi, Fungsi, dan Prosedur
Pengelolaan Kelas.
3. Dapat Mengetahui Komunikasi dan Iinteraksi Pengelolaan Kelas.
4. Dapat Mengetahui Motivasi Belajar Mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian dan Tujuan Pengelolaan Kelas
1. Pengertian
Pengelolaan
dalam kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pengajaran
dapat berlangsung secara optimal.Secara sederhana , hubungan antara pengelolaan
kelas dan pengelolaan pengajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
![]() |
Gambar
diatas menunujukan bahwa pengelolaan kelas tidak untuk langsung mencapai tujuan
pengajaran, tetapi agar pengelolaan pengajaran dapat berlangsung dengan baik
hingga dapat mencapai tujuan pengajaran .
Juga
tampak bahwa tindakan pengelolaan kelas tidak hanya pada permulaan , tetapi
dapat terjadi sepanjang pengajaran bila memanag diperlukan.
1. Jenis masalah pengelolaan kelas
Masalah
pengelolaan kelas dapat dikelompokan menjadi dua yaitu masalah yang bersumber
dari siswa dan masalah yang bersumber dari kondisi tempat belajar
mengajar.Masalah yang bersumber dari siswa dapat dikelompokan menjadi dua yaitu
masalah individual dan masalah kelompok.Sesuai dengan sebutannya : masalah
individual adalah masalah yang sumber penyebabnya adalah individu,sedangkan
masalah kelompok adaalah masalah yang sumber penyebabnya adalah kelompok.
Agar dapat mengelola kelas secara
efektif dan efisien ,kehati-hatian dapat diperlukan dalam mengenal apakah suatu
masalah adalah masalah individual atau masalah kelompok.
2. Pendekatan-pendekatan dalam
pengelolaan kelas
James
Cover dan kawan – kawan mengemukakan ada tiga pendekatan,yaitu
a.Pendekatan modifikasi perilaku
Pendekatan
ini memanfaatkan hasil penelitian tentang bagaimana tingkah laku manusia terbentuk melalui hubungan manusia dengan
lingkungan guna merumuskan teknik-teknik yang dapat diandalkan dalam membina
manusia.Teknik-teknik tersebut diantaranya:
1.
Penguatan Negatif
a)
Pengertian penguatan negative
Penguatan
negatif adalah pengurangan hingga penghilangan suatu stimulus yang tidak
menyenangkan untuk mendorong terulang kembali suatu tingkah laku yang timbul
sebagai akibat dari pengurangan atau penghilangan tersebut.
Sebagai
contoh , misalnya guru ingin agar siswa berani mengluarkan pendapat ,guru
selalu menunjuk langsung siswa yang tidak berani mengeluarkan pendapat (stimulus tidak menyenangkan ).
b)Kelemahan
penguatan negative
Adapun
kelemahan nya yaitu:
ü Stimulus
tidak menyenangkan yang diciptakan oleh guru dapat dirasakan sebagai hukuman
yang berat oleh siswa sehingga akan menyebabkan hubungan antara siswa dan guru
terganggu.
ü Karena
stimulus yang tidak menyenangkan dapat dirasakan sebagai hukuman yang berat
bagi siswa , siswa dapat melakukan tindakan – tindakan agresif maupun tindakan
menarik diri.
ü Penggunaan
stimulus tidak menyenangkan dapat dicontoh oleh siswa dan digunakan dalam
kehidupan sehari-haritanpa mempertimbangkan efek – efek negative nya.
c.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan penguatan negative:
§ Hindarkan
penberian stimulus yang menyakitkan
§ Sasrannya
jelas
§ Pemberian
penguatan dengan segera
§ Menyajikan
stimulus yang bervariasi
§ Keantusiasan
§ Dikombinasikan
dengan teknik lain
2)
Penghapusan
a)
Pengertian penghapusan
Penghapusan adalah kebalikan dari
penuatan , khususnya penguatan positif. Penghapusan dapat diartikan sebagai
usaha mengubah tingkah laku siswa yang semula dikuatkan dengan respons
tersebut.
Sebagai contoh , seorang siswa yang selalu
mengomentari penjelasan guru saat guru sedang menerangkan misalnya mungkin
karena setiap kali siswa mengomentari penjelasan guru,guru selalu memberikan
respons yang memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkeberatan dengan
komentar-kimentar seperti itu (padahal guru sebenarnya tidak mengharapkan
komentar seperti itu). Untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan siswa
tersebu , salah satu teknik yang dapat digunakan adalah penghapusan yaitu
dengan menghentikan pemberian respons yang memberikan kesan pada siswa bahwa
guru tidak berkeberatan terhadap kebisaan tersebut.
b)
Kelemahan penghapusan
ü Pada
awal penerapannya , frekuensi dan intensitas tingkah laku yang akan dihapus cenderung
meningkat.
ü Rasa
kecewa karena tidak memperoleh penguatan yang diharapkan dapat menyebabkan
siswa melakukan tindakan-tindakan agresif atau sebaliknya menrik diri.
ü Karena
bentuk dasar dan teknik ini adalah sikap seolah-olah tidak memberikan respons ,
dapat member kesan kepda siswa yang tidak dikenakan teknik ini bahwa guru
memperbolehkan tingkah laku yang tidak direspons tersebut sehingga mungkin ada
yang meniru.
ü Adakalanya
sulit ditemukan penguatan yang membentuk tingkah laku siswa yang menyimpang sehingga
menyulitkan bagi guru dalam menggunakan teknik penghapuasan.
c)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan penghapusan
3)
Hukuman
a)Pengertian
hukuman
Hukuman
adalah penyajian stimulus tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera
tingkah laku siswa yang tidak diharapkan.
b)Bentuk-bentuk
hukuman
·
Hukuman fisik
·
Hukuman dengan kata-kata atau kalimat
yang tidak menyenangkan
·
Hukuman dengan stimulus fisik yang tidak
menyenangkan
·
Hukuman dalam bentuk kegiatan yang tidak
menyenangkan
c)Keunggulan
dan kelemahan hukuman
Keunggulan
utama dari hukuman adalah bahwa pemakaiannya dengan tepat akanmdapat
menghentikan dengan segera tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan
belajar-mengajar
Adapun
kelemahannya yaitu:
·
Hubungan antara guru dan siswa menjadi
terganggu.
·
Siswa menarik diri dari kegiatan
belajar-mengajar.
·
Siswa melakukan tindakan-tindakan
agresif.
·
Siswa mengalami gangguan psikologis.
d)
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hukuman
ü Sedapat
mungkin aturan tentang hukuman diciptakan bersama antara guru dan siswa ,atau
minimal disepakati oleh siswa.
ü Hukuman
hendaknya diberikan segera setelah pelanggaran terjadi sehingga siswa memiliki
kesan yang kuat tentang kaitan antara pelanggaran dan hukuman.
ü Sedapat
mungkin hukuman dikombinasikan dengan teknik lain ,terutama penguatan positif
,bila memang ada hal-hal positif pada diri siswa.
ü Setelah
menghukum siswa ,guru hendak nya bersikap wajar seperti keadaan sebalim
menghukum siswa agar hubungan yang mungkin terganggu sebagai akibat pemberian
hukuman tersebut dapat pulih kembali.
ü Bentuk-bentuk
hukuman yang digunakan hendaknyabervariasi agar siswa tidak menjadi jenuh atau
kebal dengan suatu bentuk hukuman.
b)Pendekatan iklim social emosional
Pendekatan
iklim social emosional bertolak dari psikologis klinis dan konseling,dengan
anggapan dasar bahwa kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien
mempersyaratkan hubungan social emosional yang baik antara guru dan siswa dan
atara guru dan siswa.
Terdapat
dua kelompok sikap yang diperlukan untuk menciptakan hubungan baik dengan
siswa,yaitu :
a) Sikap
umum
Ada
sejumlah sikap umum yang dianjurkan oleh penganut pendekatan ini. Sikap-sikap
tersebut adalah:
Ø Sikap
terbuka
Sikap
terbuka mengandung arti bahwa guru mengkomunikasikan apa adanya kepada siswa
perasaan maupun pikirannya tentang suasana kegiatan belajar-mengajar.
Ø Sikap
menerima dan menghargai siswa sebagai manusia
Menerima
dan menghargai siswa sebagai manusia berarti bahwa guru mengakui perbedaan
individual dan menghormati perbedaan tersebut.
Ø Sikap
empati
Sikap
empati berarti guru memandang siswa dari susut pandang siswa sendiri.
Ø Sikap
membicarakan situasi pelanggaran dan bukan pelaku pelanggaran.
Ø Sikap
demokratis
Sikap
demokratis mengandung makna bahwa guru banyak melibat kan siswa dalam berbagai
keputusan yang menyangkut kepentingan siswa.Secara terinci Rudolf Pearl Cassel
menngemukakan cirri-ciri guru yang demokratis ,antara lain :
-
Bertindak sebagai pembimbing dan bukan
penguasa
-
Berbicara dngan suara ramah dan bukan
suara lantang
-
Menggunakan ajakan dan bukan perintah
-
Menggunakan motivasi dan bukan tekanan
-
Menggunakan stimulus dan bukan paksaan
-
Menawarkan usul dn bukan memaksaan
gagasan
-
Mengendalikan dan bukan menguasai
-
Membangun keberanian dan bukan mencela
-
Mengakui prestasi dan ukan mencari-cari
kesalahan
-
Menolong dan bukan menghukum
-
Tanggung jawab dipecah-pecah dalam
kelompok dan bukan dipegang sendiri
b)Sikap
khusus
Rudolf Dreikus dan Pearl Cassel mengelompokan
tingkah laku siswa yang biasanya mengganggu jalannya kegiatan belajr mengajar
menjadi empat kelompok.
Siswa
yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu berusaha memaai
berbagai cara untuk menarik perhatian guru.
Siswa
yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha mengalahkan orang
lain.
Siswa
yang memiliki tingkah laku membalas ddam akan selalu melakukan
tindakan-tindakan yang menyakiti orang lain ,baik secara fisik maupun secara
psikis.
Untuk
menanggulangi siswa dengan tingkah laku tersebut keduanya menyarankan agar guru
bersikap sebagai berikut :
1) Untuk
siswa dengan tingkah laku menarik perhatian ,bila siswa berusaha menarik
perhatian dengan cara-cara negative ,guru bersikap masa bodoh. Akan tetapi, bila
secara mandiri siswa sulit menampilkan hal-hal positif yang pantas diperhatikan
, guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat menampilkannya.
2) Untuk
tingkah laku menguasai ,kepada siswa perlu diberikan tugas-tugas yang bersifat
memimpin atau memerlukan keberanian serta kekuatan fisik.
3) Untuk
tingkah laku membalas dendam , bila siswa menunjukan tingkah laku
tersebut,sikap awal dari guru adalah tidak menghiraukan dan tetap dngan
ekspresi wajah yang wajar.Menurut Dreikus dan Cassel , tingkah laku ini paling
sulit diaatasi , karena itu disarankan agar penanggulangannya diserahkan kepada
psikolog dan spesialis lain yang relevan sedangkan guru hanya sebagai pembanti
pelaksana dikelas.
4) Untuk
tingkah laku merasa tidak mampu, salah satu sikap yang sangat diharapkan dari
guru adalah tidak menyalahkan siswa secara langsung bila siswa melakukan
kesalahan.Pada sisi lain , diharapkan guru terus memberikan dorongan kepada
siswa agar mampu berpartsipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
c)Pendekatan proses kelompok
Pada
awal pelajaran , para siswa biasanya masih merupakan kerumunan orang dengan
tujuan , pikiran ,perasaan yang sangat berbeda . Tugas guru adalah memadu
kepentingan – kepentingan perseorangan tersebut menjadi kelompok , kemudian membentuk
kerumunan tersebut menjadi satu kelompok dengan ikatan yang kuat dan mampu
bekerja sama secara produktif.
Unsur-
unsure penting yng amat diperlukan adalah :
a) Tujuan
kelompok
Karena para siswa
biasanya hadir dikelas dengan tujuan yang berbeda , maka tugas guru yang
pertama adalah mengarahkan para siswa ke tujuan kelas ,khususnya tujuan
pengajaran.
b) Aturan
Aturan yang mampu
mengikat siswa menjadi kelompok yang padu adalah aturan yang dibuat bersama
antara guru dan siswa , atau minimal disetujui oleh siswa. Bila ada siswa yang
tidak menyetujui aturan yang akan digunakan dalam kelompok , akan mengurang
daya ikat aturan tersebut bagi kelompok.
c) Pemimpin
Sorang guru dengan
sendirinya akan menjadi kelompok siswa dikelas tempat ia mengajar.Dalam rangka
menciptakan dan memelihara suasana kerja kelompok yang sehat , ada beberapa hal
yang perlu dilakukan . Hal- hal tersebut adalah:
Ø Mendorong
dan memeratakan partisipasi
Ø Mengusahakan
kompromi
Ø Mengurangi
ketegangan
Ø Memperjelas
komunikasi
Ø Mengatasi
pertentangan antarpribadi dan antar kelompok
Ø Menunjukan
kehadiran
Ø Menerapkan
sanksi
2. Dimensi-dimensi pengelolaan kelas
Di dalam
menjalankan proses pembelajaran di kelas ada beberapa dimensi-dimensi dalam
pengelolaan kelas yang harus terpenuhi oleh pendidik dan peserta didik dalam
menciptakan suasana kelas yang kondusif, sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik. Adapun dimensi-dimensi pengelolaan kelas sebagai berikut
:
1)
Dimensi
Pencegahan
Dimensi
Pencegahan (preventif) dapat merupakan tindakan guru dalam mengatur siswa dan
peralatan atau format belajar mengajar yang tepat. Dalam rangka pembinaan
pengelolaan disekolah kita dapat menempuh berbagai usaha antara lain :
a)
Meningkatkan
kecerdasan diri dari guru
b)
Meningkatkan
kesadaran siswa
c)
Sikap
tulus dari guru
d)
Menemukan
dan pengenalan alternatif pengelolaan
e)
Membuat
kontrak sosial
2)
Dimensi
tindakan (action)
Dimensi
tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan guru bila terjadi masalah
pengelolaan. Adapun hal yang bisa dijadikan pertimbangan bagi guru dan dosen
dalam melakukan tindakan adalah :
a)
Lakukan
tindakan dan bukan ceramah
b)
Do
not bargain
c)
Gunakan
“kontrol” kerja
d)
Nyatakan
peraturan dan konsekuensinya
3)
Dimensi
penyembuhan
Dimensi
penyembuhan dimaksudkan untuk membina kontrak sosial yang tidak jalan. Bentuk
dari situasi ini , (a) siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah, (b) siswa
menolak konsekuensinya, (c) siswa menolak sama sekali aturan khusus yang sudah
dibuat, dan lain sebagainya .
Adapun
langkah-langkah penyembuhan dapat guru atau dosen lakukan sebagai berikut :
a)
Membuat
rencana
b)
Menentukan
waktu pertemuan
c)
Pemecahan
masalah / kontrak individual
d)
Melakukan
kegiatan tindak lanjut
5.
Kondisi dan situasi belajar dikelas
1)
Kondisi
fisik
a.
Ruangan
tempat berlangsungnya tempat belajar mengajar :
-
Jenis
kegiatan (dalam kelas / diruang praktikum)
-
Jumlah
siswa yang melakukan kegiatan
b.
Pengaturan
tempat duduk
-
Berbaris
-
Pengelompokan
-
Setengah
lingkaran
-
Berbentuk
lingkaran
-
Individu
-
Ruang
kelas yang tidak normal
c.
Ventilasi
dan pengaturan cahaya
Ventilasi
harus cukup menjamin kesehatan siswa antara lain jendela yang cukup besar agar
cahaya matahari masuk dan udara sehat.
d.
Pengaturan
penyimpanan barang-barang
Penyimpanan
barang hendaknya disimpan ditempat khusus yang mudah dicapai, dan di atur
sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebuut segera dapat digunakan.
2. Tujuan
Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah
terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum pengelolaan kelas adalah
penyedian fasilitas bagi bermacam macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan
sosial, emosional, dalam intelektual dalam kelas. Fasilitas yang demikian itu
memungkinkan siwa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan
sikap serta apresiasi pada siswa. (Sudirman N, 1991, 311)
Suharsimi Arikunto (1988 : 68) berpendapat bahwa
tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan
tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.[5]
Terkait dari penjelasan diatas dalam hal pengelolaan
kelas dapat pula ditinjau dari segi interaksi komunikatif. Artinya
seorang guru dituntut mampu mengatur segala kondisi apapun yang terjadi didalam
kelas saat pebelajaran berlangsung agar terciptanya komunikasi dua arah yaitu
antara guru dengan murid, murid dengan guru sehingga proses belajar-mengajar
dapat berlangsung dengan baik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan sekaligus
meringankan tugas guru atau wali kelas.
B.
Strategi, Fungsi dan Prosedur Pengelolan Kelas
Peningkatan
mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang
diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai
kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada
dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu
guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang
optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator,
(b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan
(d) guru sebagai evaluator. Sebagai
tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu
menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya
tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22)
“Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan
mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan
kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar
mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek
penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas
guru di dalamkelas. Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas
sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi
kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio
emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam
menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar
berlangsung secara efektif.
1. Fungsi Guru dalam Strategi Pengelolaan Kelas
Pada
dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu
guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang
optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator,
(b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan
(d) guru sebagai valuator.
a)
Guru Sebagai Demonstrator
Guru
menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua
yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan
menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya
oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan
ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru
sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
b)
Guru Sebagai Evaluator
Evaluator
atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap
pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun
kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi.
Tingkat pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain :
-
Mengetahui
-
Mengerti
-
Mengaplikasikan
-
Analisis
-
Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
-
Evaluasi
Manfaat
evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai
ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari
kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting
dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif,
kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan
pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan
berbagai proses instrument harus terbuka
c)
Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager
memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan
menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak
didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa
belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas :
Merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran
Memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi
belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi segala
sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran
d)
Guru Sebagai Fasilitator
Seorang
guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan
digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang
harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang
siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu
pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah
memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah
hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa
dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam kelas
sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
2. Pengaturan Kelas
Tugas
utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi interaksi
belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan
bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut
menentukan berhasil tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya
tujuan-tujuan intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas.
Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan
prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan
bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang
memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk
menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :
o Pengaturan penggunaan waktu yang
tersedia untuk setiap pelajaran.
o Pengaturan ruangan dan perabotan
pelajaran dikelas agar tercipta suasana yang menggairahkan dalam belajar.
o Pengelompokan siswa dalam belajar
disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa itu sendiri.
3. Penerapan suatu Sistem dalam Mengelola Kelas
Mengelola
kelas itu merupakan pembuatan keputusan-keputusan yang direncanakan bukan
keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan darurat jika seorang
guru, dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh terhadap siswa kepada kepala
sekolah dan disitu ditegur, mungkin si guru telah tenang kembali merasa
bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah terjadi lagi pelanggaran
serupa oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jika demikian,
ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian , ia tidak konsisten
biasanya antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah dikelas akan menolong
guru dari dilema-lema seperti itu. Dasar dari pendekatan yaitu bahwa
perilaku yang baik dikelas sebagian dapat dibentuk dengan cara memberikan
ganjaran atau tidak.
1. Teknik mendekati.
Bila
seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik
mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat
menghentikannya dari perbuatan yang disruptif , tanpa perlu menegur andai kata
siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya
ke meja guru dapat berefek preventif.
2. Teknik memberikan isyarat.
Apabila
siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang
diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau
lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan humor.
Jika
insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya
secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta
memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan
terjadi.
4. Teknik
tidak mengacuhkan.
Untuk
menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap
pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan
kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
3.
Teknik yang keras.
Guru
dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada perilaku
disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya dalam
kelas.
4. Teknik
mengadakan diskusi secara terbuka.
Bila
kenakalan di kelas mulai bertambah, sering guru menjadi heran. ia lalu menilai
kembali tindakan dan pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan
siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai
daripada sebelumnya.
5.
Teknik memberikan penjelasan
tentang prosedur.
Kadang-kadang
masalah kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apbila guru
berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah
yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
6. Mengadakan
analisis.
Kadang-kadang
terjadi hampir terus menerus berbuat kenakalan, guru dapat mengetahui masalah
yang akan di hadapinya dan mengurang$i
keresahan siswanya.
7. Mengadakan
perubahan kegiatan.
Apabila
gangguan dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera di ambil yaitu
mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka ubahlah
dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau menyuruh mereka membaca
buku-buku pilihan mereka.
8.
Teknik menghimbau.
Kadang-kadang
guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa
hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung
untuk tidak menggubrisnya.
C. Komunikasi dan Interaksi
Kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok
menghendaki peninjauan pada aspek perbedaan individual anak didik. Postur tubuh
anak didik yang tinggi sebaiknya di tempatkan di belakang. Anak didik yang
mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya di tempatkan di depan
kelas. Dengan begitu, mata anak didik yang minus dapat melihat tulisan di
papantulis dengan cukup baik. Penempatan anak didik yang mengalami ganggung pendengaran
didepan akan mempermudah si anak untuk menyimak apa yang disampaikan guru.
D. Motivasi Pembelajaran
1. Arti Pentingnya Motivasi dalam Pembelajaran .
Istilah Motivasi berasal dari
bahasa latin Movere yang bermakna
bergerak, istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku manusia.
Dalam proses pembelajaran dikenal
dengan adanya motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan motivasi yang
diterapkpan dalam kegiatan belajar mengajar dengan keseluruhan penggerak psikis
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
belajar dalam mencapai satu tujuan. Motivasi belajar mempunyai peranan penting
dalam memberi rangsangan, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang
mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan
proses pembelajaran.
Motivasi dan belajar adalah dua
hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah kegiatan yang merubah tingkahlaku
melalui latihan dan pengalaman sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dari
penguatan uang dilandasi untuk mencapai tujuan.
Motivasi belajar adalah
daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh
karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong
serta memngarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguuh untuk belajar
dan bermotivasi untuk mencapai prestasi.
Motivasi belajar akan
timbul karena faktor instrinsik atau faktor dalam diri manusia yang disebabkan
oleh dorongan atau keinginan akan kebutuuhan belajar, harapan dan cita-ciita.
Faktor ekstrinsik juga mempengaruhi dalam motivasi belajar . Faktor ekstrinsik
berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang menyenangkan, dan kegiatan
belajar yang menarik.
Ada beberapa peran
motivasi yang penting dalam belajar dan pembelajaran diantaranya :
a.
Peran motivasi dalam penguatan belajar.
b.
Usaha untuk memberi bantuan dengan rumus matematika
dapat menimbulkan penguatan belajar.
c.
Peran motivasi dalam memperluas tujuan belajar.
d.
Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar.
Dalam proses
pembelajaran motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar yang
dapat menggerakan mesin. Motivasi yang baik dan memadai dapat mendorong siswa
menjadi lebih aktif dalalm belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar
dikelas.
Adapun beberapa teknik
motivasi yang dapat dilakukan dalalm pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.
Memberikan penghargaan dalam bentuk kata-kata,
seperti ucapan bagus sekali, hebat dan menakjubkan.
b.
Memberikan nilai ulangan sebagai pemacu siswa untuk
belajar lebiih giat.
c.
Menumbuhkan dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam
diri siswa.
d.
Mengadakan permainan dan mengadakan simulasi.
e.
Menumbuhkan persaingan dalam diri siswa.
f.
Memmberikan contoh yang positif.
g.
Penampilan guru dan dosen (pendidik).
2. Sumber-Sumber Motivasi dalam Pembelajaran
Motivasi seorang siswa,
mahasiswa (pesreta didik) dan guru , dosen (pendidik) dapat bersumber dalam
diri seseorang individu yang kita kenal dengan intrinsik motivator atau
motivasi internal dan dapat ppula dari luar seseorang individu dengan istilah
ekstrinsik motivation atau motivasi eksternal. Motivasi yang bersumner
intrinsik dan eksternal dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif.
Menurut Arden N.
Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang itu untuk belajar antara
lalin :
a.
Ada sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia
yang lebih luas.
b.
Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan
keinginan untuk maju.
c.
Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari
orang tua, guru, dan teman-teman.
d.
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang
lalu dengan usaha yang baru, baik dengann koperasi atupun kompetensi.
e.
Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman.
f.
Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari
pada belajar.
Adapun beberapa motivasi
yaitu :
1). Motivasi Internal
(Inttrinsik Motivation)
Motivasi internal
merupakan daya dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukakn sesuatu
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika kkita bawa dalam kegiatan
pembelajaran motivasi internal merupakan daya dorong seseoranng individu untuk
terus belajar berdasarkan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak yang
berhubungan denngan aktivitas belajar.
2). Motivasi Eksternal
Motivasi eksternal
merupakan daya dorongandari luar diri seseorang siswa berhubungan dengan
kegiatan belajarnya sendiri . Adapun model-model motivasi eksternal (Ekstrinsik
Motivation) dalam kegiatan pembelajaran menurut Winkel (1989:94dalalm Yamin
(2007) sebagai berikut :
a.
Belajar demi memenuhi kewajiban
b.
Belajar demi memperoleh hadiah material yang
disajikan.
c.
Belajar demi menghindari hukuman.
d.
Belajar demi meningkatkan gengsi.
e.
Belajar demi memperoleh pujian dari orang-orang
penting seperti, orang tua, guru, dan teman-teman.
f.
Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang
atau demi memenuhi persyaratan kenaikan pangkat.
3.
Dasar-Dasar Pemberian
Motivasi
Salah satu tugas pokoko
yang melekat pada diri seseorang pendidik adalah sebagai motivator bagi peserta
didik agar memiliki semangat dan kemauan untuk lebih giat belajar.
Ada dua motivasi yanng
dapat timbul pada diri siswa , yaitu motivasi yang tumbuh dan kesadaran pribadi
untuk melakukan sesuatu yang disorong oleh keinginan, cita-cita, harapan
(Motivasi Internal), dan ada pula motivasi yanng muncul dari luar diri siswa
(Motivasi Eksternal).
Petunjuk praktis yang
dilakukan seorang guru dalam membangkitkakn motivasi siswa (peserta didik)
belajar dikelas , adalah sebagai berikut :
a)
Menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik.
b)
Hadiah / Reward
. b erikan hadiah untuk siswa yang berprestasi.
c)
Saingan / Kompetisi.
d)
Pujian.
e)
Hukuman.
f)
Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk
belajar.
g)
Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
h)
Membantu kesulitan belajar anak didik secara
individual maupun kelompok.
i)
Menggunakan metode yang bervariasi.
j)
Menggunakakn media yang baik dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
4.
Peranan Motivasi dalam
Proses Pembelajaran.
Motivasi mempunyai
peranan yanng sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, tidak ada kegiatan
pembelajaran tanpa adanya motivasi, oleh karena itu motivasi mempunyai peranan
yang sngat strategis dalam mencapai tujuan atau hasil dari pembelajaran.
Adapun peranan motivasi
dalam pembelajaran, sebagai berikut :
a.
Peran motivasi sebagai motor penggerak atau
pendorong kegiatan pembelajaran.
b.
Peran mtivasi memperjelaskan tujuan pembelajaran.
c.
Peran motivasi menyeleksi arah perbuautan.
d.
Peran motivasi internal dan eksternal dalam
pembelajaran.
e.
Peran motivasi menentukan ketekunan dalam
pembelajaran.
f.
Peran motivasi melahirkakn prestasi.
5.
Strategi Pendidik Motivasi Peserta Didik Untuk
Belajar.
Guru memiliki peranan
strategis dalalm menumbuhkan motivasi belajar peserta didiknya melalui berbagai
aktivitas belajar yang didasarkan pada pengalaman dan kemampuan guru kepada
siswa secara individual. Selain guru, orang tua juga sangat berperan aktif
dalam menumbuhkan belajar siswa di rumahnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengelolaan dalam kelas adalah
penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat berlangsung
secara optimal
2.
Tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib
sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien
3. fungsi
pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola
kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan
iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru
dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar
mengajar berlangsung secara efektif.
4.
Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam
diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk
bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta memngarahkan minat
belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, Fahmi. 2012. Buku Pintar Bahasa Tubuh untuk Guru.
Yogyakarta : Diva Press.
Armstrong, Thomas. 2012. Kecerdasan Multipel di dalam Kelas,
Edisi Ketiga. Jakarta : Indeks
http://cancer55.wordpress.com/2011/04/25/fungsi-guruwali-kelas-dalam-pengelolaan-kelas/
Ivor K.
Davies, Pengelolaan Belajar, Cv. Rajawali, Jakarta, 1991.
Jaenudin, Ujam, Drs, M,si.
2012. Psikologi Transpersonal. Bandung : Pustaka Setia.
Mc Phall dan Andy Vass, Peter
Hook. 2011. Strategi Membimbing dan Mengarahkan. Jakarta : Erlangga.
Nyoman Dantes, Prof, Dr. 2012. Metode Penelitian . Yogyakarta :
Andi Yogyakarta.
S. Praja, Juhaya. 2012. Pengantar Psikolog. Bandung :
Angkasa.
Syaiful
Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar Mengajar I, Jakarta :Rineka
Cipta, 2002.
SyaifulBahriDjamarah,
Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
Tutut
Sholehah, Strategi Pembelajaran yang Efektif, Jakarta : Citra
Grafika Desian, 2008.



0 komentar:
Posting Komentar